Bagian 7

917 Kata
"Jadi kamu mau ngomong apa?" Akhtar menghela nafas lelah. Ia sungguh sangat lelah karena ia sangat mengantuk dan banyak fikiran. "Kamu masih ingetkan, Afifa?" tanya Akhtar. Dani mengangguk. "Iya, aku inget. Emangnya ada apa sama dia?" "Jadi... Dia itu benci sama aku" Dani tetkejut. Sangat sangat terkejut. "Lho!! Kok bisa? Bukannya dia cinta banget sama kamu" Akhtar menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Aku nggak tahu Dan. Setiap aku bicara sama dia, dia selalu ketus sama aku. Aku juga bingung kenapa dia benci banget sama aku?" Dani hanya diam. Ia tidak tahu harus bagaimana. Dia tahu jika Akhtar sangat mencintai Afifa. Afifa pun juga mencintai Akhtar. Namun, karena mereka harus terpisah karena suatu hal, bukannya malah membaik malah memburuk. "Dan aku sempet nemuin ini di toko buku" ucap Akhtar sambil mengeluarkan gantungan kunci milik Afifa di saku celananya. Dani cukup terkejut. Seingatnya, gantungan ini pemberian dari Akhtar. "Kok kamu bisa nemu ini?? Ini bukannya dari kamu?" "Iya. Aku nemu ini waktu di toko buku" "Aku nggak tahu kenapa Afifa jadi benci sama aku. Padahal waktu aku ngasih ini sama dia, aku bilang kalau kamu cari kunci ini berarti kamu masih mencintai aku" "Tapi nggak tahu kenapa dia malah benci aku" ucap Akhtar dengan lesu. Dani tersenyum tipis. Lalu, ia menepuk bahu sahabatnya. "Sabar bro... Mungkin dia punya alasan kenapa benci sama kamu" Akhtar memegang tangan sahabatnya yang ada di bahu sambil tersenyum. "Makasih ya bro. Kamu selalu bisa ngertiin aku. Aku bangga sama kamu" ☕☕☕ Pukil 19.00 WIB. Afifa berjalan pulang menuju rumahnya setelah dia dari rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Sebenarnya ia berniat memesan ojek online. Namun, tiba-tiba baterai ponselnya lowbat. Afifa sudah berjalan selama dua puluh menit. Rasa lelah mulai melanda. Ia berjalan sambil mencari ojek pengkolan yang lewat di sekitar daerah itu. Namun, sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat di sekitar daerah itu. Afifa terus berjalan hingga tiba-tiba, Afifa merasa ada yang mengikutinya. Ia berusaha untuk menghilangkan perasaan ini. Namun, perasaan itu semakin menjadi-jadi. Karena penasaran, Afifa pun langsung membalikkan badannya menoleh ke belakang. "Kok nggak ada siapa-siapa??" ucap Afifa saat di belakangnya tidak ada siapa-siapa. Afifa pun membalikkan badannya ke depan dan berjalan kembali. Selama perjalanan perasaannya kembali tidak tenang. Ia kembali merasakan ada sesuatu yang mengikutinya. Afifa mencoba untuk tenang dan rileks. Namun, tiba-tiba dari belakang ada yang menariknya dari belakang dan membawa Afifa ke semak-semak di sekitar daerah itu. Afifa terkejut. Afifa sangat takut. Ia terus meronta-ronta saat seseorang itu memeluknya di semak-semak. "Lepas..!!! Lepas!! Siapa kamu?" teriak Afifa. Bukannya melepaskan, malah orang yang membawa Afifa ke semak-semak memeluknya dengan erat. "Lepas... Hiks... Lepas!! Siapa kamu?" "Hey! Afifa tenanglah! Ini aku" Seketika Afifa terdiam. Awalnya ia yang meronta-ronta dan memukuli orang itu, akhirnya berhenti ketika mendengar suara itu. Suara yang sangat ia rindukan. Lalu, Afifa menoleh ke arah orang itu. Matanya membulat sempurna. Jantungnya berdetak kencang. "David!!" David lelaki itu tersenyum. Kemudian tangannya memegang pipi seseorang yang ia rindukan. "Apa kabar? Aku kangen banget sama kamu. Udah lama ya kita nggak ketemu?" Afifa tak bisa berkata apa-apa. Saat ini ia sangat-sangat syock. Ia tidak mimpikan? Ini orang yang sangat ia rindukan kan? "Apa bener ini kamu vid? Aku nggak mimpikan? Ini beneran kamu kan?" tanya Afifa sambil meraba pipi pria itu. Pria itu mengangguk sambil tersenyum. Afifa sangat bahagia. Akhirnya ia bertemu dia orang yang sangat ia rindukan. Afifa pun langsung memeluk pria itu. Pria itupun juga membalas pelukan Afifa. "Aku kangen banget sama kamu... Toling jangan tinggalin aku lagi" ucap Afifa. "Iya. Aku nggak bakalan ninggalin kamu lagi kok" ucap David. David melepas pekukan mereka. Lalu mengajak Afifa pulang. Afifa pun mengangguk dan pulang bersama David. 3 hari kemudian... Pukul 07.00 di Jalan Raya Poros Akordion. Hari ini Akhtar memilih untuk tidak masuk kampus karena ia sedang sakit. Tiba-tiba setelah salat subuh tadi, suhu tubuh Akhtar tiba-tiba naik. Hal itu membuat mama Akhtar sangat cemas. Mama nya langsung menelfon dokter yang sudah menjadi langganan keluarganya. "Gimana dok keadaan putra saya?" tanya mama Akhtar saat dokter memeriksa keadaan Akhtar yang terbaring lemah dengan wajah pucat. Dokter itupun selesai memeriksa Akhtar dan dokter itu menjawab pertanyaan mama Akhtar. "Anak ibu terkena tipes. Hal ini dikarenakan putra ibu yang terlalu kecapekan dan pola makan yang tidak teratur" jelas dokter. Mama Akhtar menatap putranya yang pucat dengan raut wajah sangat sedih. Memang belakangan ini, Akhtar selalu pulang larut malam dan selalu telat makan karena mengurus perusahaan papanya. Mama Akhtar menghampiri putranya dan duduk disamping tempat tidur. "Akhtar... Kamu jangan sakit dong sayang... Kamu bangun ya sayang!! Kamu jangan tinggalin mama sayang" ucap mama Akhtar sambil mengelus rambut anak semata wayangnya yang sedang tertidur. Kemudian, mama Akhtar menatap dokter yang ada di belakangnya dan segera berdiri dari duduknya. "Makasih ya dok sudah mau kesini pagi-pagi" Dokter itu mengangguk. "Sama-sama bu. Memang sudah tugas saya sebagai dokter untuk membantu orang yang membutuhkan jasa saya. Kalau begitu saya buatkan resep obat yang harus anak ibu minum sesuai anjuran" ucap dokter itu sambil menyerahkan sebuah kertas. Mama Akhtar menerima kertas itu. "Baik kalau begitu saya pergi dulu" "Biar saya antar keluar dok" Mama Akhtar berjalan mengantar dokter itu keluar dari kamar Akhtar. Namun, tiba- tiba Akhtar mengigo. "Afifa... Afifa... Afifa... Afifa... " Langkah mama Akhtar terhenti. Lalu menatap anaknya yang masih menutup matanya. "Afifa... Dimana kamu? Kenapa kamu benci sama aku?? Afifa... " Mama Akhtar mengernyitkan dahinya. "Siapa Afifa??" Alhamdulillah part ini selesai juga. Maaf kemarin aku nggak up. Maaf kalau part ini jelek. Tapi, nanti aku bakalan up lagi walaupun agak malam. See U❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN