Bagian 4

1116 Kata
Ini adalah pengalaman pertama bagi Indira memasuki rumah yang sangat megah dan mewah. Dira turun dari mobil setelah di garasi, ia menutup pintu sambil menggendong Emah yang terbangun anak itu mengucek matanya dan melihat sekitar. Dira berjongkok untuk menurunkan Emah dari gendongan dan balita itu menggandeng Dira. Dira menengok ke Juno yang membawa belanjaan dan laptopnya. ‘’Rumahmu Jun?’’ tanya Dira dengan nada pelan. ‘’Iya, masuk sudah. Cuma ada abangku aja.’’ Kata Juno yang melewati Indira dan masuk ke rumah melaluii pintu yang tersambung ke dalam rumah. Dira mengikuti langkah Juno dan mereka langsung sampai di dapur. ‘’Jun, rumahmu besar banget, wangi dan bersih banget.’’ Kata Dira. Emah melepas gandengannya. ‘’Pasti mahal ya Jun, ya ampun lampunya aja banyak banget. Itu kristal Jun?’’ ‘’Iya Indira ckck, mau keliling? Lihat- lihat aja dulu baru masak. Aku keatas dulu mau mandi.’’ Juno meletakan barang- barang belanjaannya setelah itu pergi ke kamarnya. Dira menautkan kedua tangannya kebelakang dan tersenyum nyengir ia kemudian berjalan- jalan pelan sambil melihat hiasan dinding, lampu- lampu yang menjuntai dan di meja tertata hiasan kristal dan bunga lilly. ‘’Wah…’’ gumam Dira takjub. Merasa tercueki Dira yang takjub aka nisi rumah Emah pergi menaiki tangga demi anak tangga hingga ia sampai di lantai atas. ‘’Wah…’’ seru Emah sambil melihat ke sekitar sambil berjalan hingga sampai di sebuah kamar yang pintunya terbuka. Emah menyembul dari pintu dan melihat isi dalam kamar. ‘’Tamyikuum.’’ Salam Emah kemudian ia tertawa sambil masuk ke kamar tersebut. Kamarnya bewarna putih, furniturenya warna hitam beserta kain korden yang menjuntai. Kasurnya king size, dilapisi dengan sepray abu- abu muda dengan bad cover bewarna hitam. ‘’Dingin.’’ Serunya saat kulitnya merasakan Ac, Emah kemudian menaiki kasur dengan cara memanjat tak lupa ia membawa gulingnya, dengan susah payah ia manjat hingga sampai di atas dan ter telungkup. Emah bangun ia duduk di atas kasur sambil menghisap jempol dan mencium gulingnya. Clek… *** Dira berkeliling rumah sambil mencari Emah, anaknya itu entah kemana dan bodohnya ia lepas begitu aja. Tapi walaupun begitu Emah pasti gak jauh dari sini kan. Mungkin dia bersama Juno dikamarnya. Dira memilih untuk masak makan malam. Ia segera ke dapur mengeluarkan belanjaannya tadi dan membersihkan sayur dan udang yang akan di masak. Dira melihat apron putih diujung ia kemudian mengambilnya dan memakainya mengikat tali bagian belakang. Setelah selesai ia mengambil udang untuk dicuci di wasfatel cucian piring, Dira membuka setiap laci untuk mencari baskom setelah dapat ia mengambilnya dan memasukan udang ke dalam sana, ia menyalakan keran air dan membiarkan udang itu terkena air sambil mengaduknya agar kotoran dari uang jatuh, setelah di rasa bersih ia mengeringkannya dan meletakannya di meja dapur. Setelah udang ia mengupas semua sayuran dan memotongnya menjadi bagian- bagian kecil. ‘’Gimana cara pakai kompornya ya?’’ gumam Dira sambil mengambil baskom satu lagi untuk mencuci sayuran. Dapurnya aja besar dan berdominan putih, mulai dari meja, lemari dan laci penyimpanan barang. ‘’Ah pasti gini.’’ Gumam Dira sambil menyentuh tombol kompor portable. ‘’Gak sia-sia nonton drama korea tiap malem ckck.’’ *** Seorang lelaki melangkah keluar dari kamar mandi, di pinggangnya terlilit handuk hitam dan tangannya sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia kemudian mendongak ke depan dan matanya terpaku pada bayi di atas kasurnya. Bayi itu nampak diam sambil menghisap jempolnya dan memeluk guling usang. ‘’Hah…Hm…’’ gumam Emah karena merasa dilihat William. ‘’Ukan Babang Juno.’’ Sambungnya tak lama ia tertawa sambil melepas jempolnya dari mulut dan mencondongkan badannya kedepan. William mendekati kasur melihat lebih dekat balita ini dengan seksama. Will menempel di pinggir kasur dan wajahnya sejajar. Emah dengan santai menghisap jempolnya lagi sambil mencium ujung gulinya, matanya tetap fous melihat Will yang menatapnya dalam. Cuk Dengan polosnya Emah mencucuk mata Will dengan jarinya hingga lelaki itu reflek mundur kebelakang. ‘’Auw.’’ Ringis Will. ‘’Ha..haha, Maap.’’ Kata Emah. Will memegang matanya dan segera pergi ke lemari pakaian. *** Juno mengangkat piring berisi udang asam manis lalu mencium aromanya, bibirnya tersenyum lebar ia jadi seperti dirumah beneran. ‘’Enaknya.’’ Seru Juno sambil membawanya ke meja makan. ‘’Eh Jun, lihat Emah gak? Sama kamu kan tadi?’’ tanya Dira seraya mencuci peralatan bekas masak. ‘’Hah, sama aku? Mana ada Dir. Kan aku naik sendiri kamu lihat.’’ Kata Juno. Dira selesai mencuci piring ia buru- buru melepas apronnya dan mendekati Juno. ‘’Ya Tuhan anakku dimana.’’ Cemas Indira. Tak lama derapan langkah terdegar dari anak tanga bersamaan dengan suara Emah. Dira langsung melihat ke tangga dan ternyata anaknya berada di gendongan seseorang yang nyaris membuat Dira terkagum. ‘’Ya Allah ganteng banget.’’ Dira langsung mendekati lelaki itu dan mengambil Emah di dalam gendongannya setelah sampai di bawah. Jika kalian berfikir William memiliki brewok ala Om w*****d kalian salah. Cowok ini sangat mulus tanpa cela, rahangnya mulus sekali dan terkesan seperti jepang, korea ya gitulah. Dengan tinggi 189 cm ia bisa melihat wanita di depannya dengan jelas, rambutnya yang terikat asal, bulu mata yang lentik, hidungnya yang kecil dan mancung serta bibirnya yang tipis dan selalu tersenyum.  Will memberikan Emah ke gendongan Dira dan gadis itu pindah ke dalam dekapan ibunya. ‘’Pulang Yuk.’’ Kata Dinar sambil mencium- cium anaknya. ‘’Ayo kita puyang…puyang ckck.’’ Kata Dira gemash ke anaknya sambil menjauhi Will yang masih terdiam di ujung tangga. ‘’Puyang.’’ Kata Emah bahagia. ‘’Gak makan dulu Dir? Kamu sudah masak loh.’’ Kata juno. Dira menggeleng sambil memasang gendongan anaknya. Will memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana dan berjalan pelan menuju meja makan, seperti biasa ia menarik kursi dan mendudukinya. ‘’Sudah potong rambut Bang, Wissss.’’ Kata juno yang baru liat penampilan baru abangnya. Rambutnya dipangkas rapih namun tidak terlalu pendek, Slanted sweep hairstyle ala Lee Min Ho yang gagah. ‘’Hm.’’ Will hanya menggumam sambil mengambil piring dan memberikan ke Juno untuk mengambilkannya nasi, Juno mengambil piring itu dan pergi mengambil nasi di pemanas, sementara Juno mengambil nasi Will melirik Dira yang sedang memasang gendonga untuk Emah di sofa santai. Dira berbalik saat selesai memasang gendongan dan menuju meja makan, menunggu Juno untuk pamit. ‘’Aku pulang dulu ya Jun, aku naik gojek aja.’’ Kata Dira sambil memperbaiki posisi gendongan dan membawa tas Emah, tas jajanan dan laptopnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN