*** Buru-buru Manda menutup pintu apartemen Arfa. Dielusnya dadanya yang masih berdegup kencang gara-gara kelakuan mereka tadi. Sungguh ini bukan karena Manda tergila-gila pada lelaki itu, tapi karena Manda terbawa suasana. Iya, pasti karena itu! Manda menolak mentah-mentah jika ada pemikiran lain yang menjadi alasan kenapa dirinya selalu lepas kontrol bila bersama chef songong itu. Ah, tidak!! Sekarang bagi Manda, chef Arfa bukan lagi si songong. Dia memiliki sisi baik hati juga. "Apaan sih!!" gerutu Manda sambil menepuk kepalanya. Ia tidak terima dirinya menilai Arfa dengan cara seperti itu. Cukup mulutnya saja yang mengakui, tetapi hati jangan. Manda membawa langkah kakinya menuju lift. Masih saja gadis itu menggerutu perihal perasaannya yang kian menjadi aneh. Manda menggeleng kua

