Saudara dari pihak ibu.

1076 Kata
Selama satu minggu dirumah sakit, tak ada satu orangpun yang mengunjungi Angel. Melihat itu Xin Narra tersenyum tipis. Ingatan dari sang pemilik tubuh ini selalu berganti setiap hari. Menceritakan semuanya dengan jelas, bagaimana kehidupan Angel dan seperti apa karakternya. Karena Xin Narra telah memutuskan untuk menjadi Angel, dia telah menyusun banyak rencana untuk melanjutkan hidupnya. Dia bukan Xin Narra lagi. Tapi Angelique Excellin. Bukan juga Angel yang dahulu, tapi Angel Excellin yang tak akan patuh pada aturan siapapun. Karena dia adalah pemegang utama warisan kedua orangtuanya. Dia juga tak akan membiarkan siapapun untuk mendekat atau menikmati warisannya. Dia akan meletakkan semua pada tempat semestinya. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Luke masuk dan tersenyum. Membuat Angel tersenyum hangat. Jika dia tak salah ingat, Luke adalah pamannya dari pihak ibu. Di kehidupan Angel sebelumnya, dia sama sekali tak dekat dengan keluarga Luke karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kematian kedua orang tuanya. Dimana saat itu dia yakin, bahwa Luke telah berusaha keras namun nyawa keduanya tak dapat diselamatkan. Lalu entah angin dari mana, kasus bergulir dan kejadian baru terbongkar. Kematian kedua orangtuanya telah direncakan oleh orang yang tak lain adalah sepupunya. Putra utama dari Luke Anderson, bernama Neandro Anderson. Saat itu dia sangat terpukul hingga tanpa pikir panjang memutuskan tali persaudaraan. Tak hanya itu, dia dengan sangat mudah percaya pada paman dari pihak ayahnya dan memenjarakan Neandro. Sejak saat itu dia tak pernah bertegur sapa atau pun menganggap Luke keluarganya. Tapi kini, saat dia coba pikirkan kembali, dia menjadi sedikit ragu. Apakah semua hal yang telah terjadi di masa lalu benar-benar seperti itu? Ataukah semua hanya jebakan? Melihat kehidupan Angel yang dahulu, semua memburuk saat Paman dari pihak ayahnya datang dan menguasai segalanya. Dia seakan tersingkir dan di asingkan. Dan kemudian semua orang mulai terbisa menganggapnya sampah. Tapi kali ini tidak. Dia tak akan mau diperlukan seperti itu lagi. Jadi mulai hari ini langkah pertamanya adalah memperbaiki hubungannya dengan pamannya dari pihak ibu. Dia yakin, bahwa semua masih bisa dibicarakan. "Paman, bagaimana kabar Alysia?" Luke yang memeriksa Angel tertegun saat mendapati pertanyaan tersebut. Dia tersenyum hangat dengan tatapan penuh kasih sayang. "Dia baik-baik saja. Dia tumbuh dengan baik," "Apakah Tante masih marah padaku?" Kening Luke mengerut. Dia tak mengerti maksud pertanyaan keponakannya. "Kenapa Tante harus marah padamu?" "Paman," ujar Angel tertahan. "Aku, aku," Luke tersenyum melihat Angel yang bingung.  "Berkunjunglah kerumah. Mari kita makan bersama. Tentu, kau bisa datang kapan saja jika merindukan Ibumu." Mendengar itu Angel menatap lekat wajah Luke. "Benarkah? Paman masih mau menerimaku? Paman, aku akan datang. Aku akan datang malam ini juga. Tidak, kau tidak boleh membatalkannya. Karena aku akan benar-benar datang," Mendengar itu Luke mengangguk. "Aku akan mengabari Tantemu. Bahwa kau akan datang berkunjung malam ini. Sekarang, kau boleh pulang. Ingatlah untuk berhati hati saat mengendarai mobil." Angel mengangguk. Tiba-tiba dia memeluk tubuh Luke erat. Kerinduannya pada ayahnya tiba-tiba membuncah. Dia sadar bahwa dia Xin Narra tapi saat ini, entah kenapa dia merasakan rindu luar biasa pada orang asing yang dia ingat sebagai ayahnya. Itu membuatnya sedikit aneh tapi dia tak memusingkan semuanya. Dia telah bisa menerima semua kenangan dar  pemilik tubuhnya saat ini. "Paman,aku minta maaf, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf," Luke mengangguk. "Kau tak bersalah apa-apa. Yang terpenting adalah, kau harus tetap hidup dan baik-baik saja," Angel mengangguk. Dia menghapus air matanya dan mulai pamit saat sebuah taxi yang Luke pesankan telah menunggu. Meninggalkan rumah sakit menuju rumahnya. Dalam perjalanan, dia merenungi semua hal yang dia lakukan dalam kehidupan sebelum kecelakaan. Dan Xin Narra tersadar, kenapa pemilik tubuh ini sangat bodoh dan polos. Kenapa begitu mudah dikendalikan dan dimanfaatkan. Mengingat kehidupannya saat dihiantai tunangannya dulu, Xin Narra menjadi geram. Dia berjanji, dalam kehidupan ini, dia tak akan melakukan kesalahan yang sama. Dia tak akan percaya pada cinta dan janji manis seseorang. Terlebih dia ingat, saat ini sebagai Angel, dia juga memiliki kekasih yang menghianati juga membohonginya. Semua daftar orang yang pernah terlintas di ingatannya telah dia catat. Dia tak akan melupakan semuanya dengan mudah. Pemilik tubuh ini sudah lama sangat menderita. Dan dia juga telah muak untuk hidup penuh kepalsuan. Saat taxi berhenti, Angel turun. Dia terlihat bingung awalnya, tapi mulai terbiasa saat mengimgat beberapa ingatan yang hadir beberapa hari lalu. Langkah kakinya terasa biasa saja saat membuka pintu gerbang lalu melihat halaman luas lebih dari tiga ratus meter sebelum rumah utama berada. Di kejauhan dia bisa melihat rumah besar dengan warna putih dan emas yang dipadu sangat apik. Desain modern dan terlihat mewah dalam sejauh mata memandang. Melihat rumah itu angel tersenyum tipis. "Dikehidupan ini, aku sekaya ini? Ini tak buruk, meski aku tak akan menjadi artis lagi, aku cukup menjadi Angel yang cantik dan sukses dalam berbagai bidang. Aku juga harus melihat kehidupan keluargaku di China," Angel melangkah dalam teriknya matahari yang mulai tinggi. Ini baru dua langkah, namun seorang satpam menghentikannya dan terkejut saat melihat dirinya. "No-nona. Nona, kau hidup lagi?" Tatapan Angel beralih malas,dia melirik satpam dan berujar. "Kirimkan mobilku, aku tak akan berjalan sejauh itu untuk sampai dirumahku." Mendengar perintah tegas itu sang satpam terheran. Nonanya ini terlihat sedikit dingin dan tenang. Berbeda dengan nonanya sebelumnya, yang mudah digertak dan bukan siapa-siapa. Mengingat itu senyuman mengejek keluar, "Nona, kau bisa berjalan. Semua mobil di bagasi kosong." "Jika begitu kirimkan sopir untuk menjemputku," "Nona, kau bercanda. Kau bisa berjalan atau kau bisa memilih keluar dari rumah ini." Kata-kata terakhir membuat dua sudut bibir Angel tertarik ke atas. Tangannya bergerak cepat,dengan sangat kuat. Plakkk! satu tamparan sukses mendarat di pipi sang satam. "Aku pemilik rumah ini. Apa kau lupa siapa aku? Aku pewaris sah keluarga Excel. Kau panggilkan atau kau bisa keluar dari sini," Satu tamparan keras menyadarkan sang satpam. Tatapan tak percaya melintas kuat. Matanya jelas bertemu dengan mata tajam yang menatapnya tanpa takut. Hanya dengan lirikan mata saja, dia tahu, ada yang salah dengan nona di depannya. Nonanya yang biasa adalah orang yang lemah dan penakut. Selalu menurut meski ditindas dan dipermalukan. Tapi kali ini, nonanya ini beraninya menampar dirinya. Memikirkan itu emosinya naik kepermukaan. Dia mengangkat telunjuknya ke hadapan Angel. "Kau berani memerintahku? Dan bersikap seolah nona muda yang sesungguhnya? Tuan akan melenyapkanmu saat dia kembali nanti," Tatapan Angel sangat tenang meski ancaman datang. Dia menjadi tertarik untuk melihat paman dari pihak ayahnya. Ini sudah tiga bulan, dan mereka pasti berpikir bahwa dirinya telah mati. "Itu bagus. Saat itu kau akan mengingat, bahwa hari ini, hari terakhir kau bekerja disini! Jadi, hubungi dia, katakan aku pulang dan aku ingin semua orang berkumpul di halaman!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN