ALGANI PRAMA RIANDA

882 Kata
Jika kalian sudah mengenalku, maka kalian tahu sebesar apa rasa cintaku pada Frisa, istriku. Aku yakin, di antara kalian pasti ada yang menghujat diriku karena aku masih bisa menerimanya bahkan menjadikannya istriku setelah pengkhianatan besar yang ia lakukan padaku juga keluargaku. Apa kalian pikir aku tidak hancur? Apa kalian pikir aku tidak kecewa? Pada kenyataannya, aku hancur, aku kecewa, aku terluka. Hal itu terlalu menyakitkan, ketika cinta dan kesetianku dibalas oleh perselingkuhan. Pasti kalian berfikir, bagaimana mudahnya aku menerimanya lagi, memaafkannya lagi, bahkan berani mengajaknya mengarungi bahtera rumah tangga. Alasannya sederhana, karena aku memang mencintainya. Frisa merupakan wanita yang mampu menarik perhatianku hingga membuatku jatuh cinta sejak pertemuan pertama. Singkatnya, aku memang telah jatuh hati padanya sejak pandangan pertama. Frisa Arinha, gadis cantik dengan mata bulatnya. Tingkahnya yang manja kepadaku sering membuatku gemas. Awalnya, aku kira rasa itu hanya sebatas rasa sayang kakak terhadap adiknya, terlebih aku memang menginginkan adik perempuan. Namun aku salah, rasa yang aku miliki untuk Frisa bukanlah perasaan yang biasa diberikan seorang kakak kepada adik perempuannya seperti apa yang aku berikan pada Hyra. Melainkan perasaan seorang pria untuk gadis yang dicintainya. Bertahun - tahun aku mencoba menghalau perasaan itu.  Bukan karena aku tak ingin berjuang, aku hanya takut melukai adik kandungku yang juga mencintainya. Galang memang tak pernah mengucapkannya secara gamblang, tapi aku dapat melihat rasa ketertarikannya pada Frisa. Namun, sikapku  itu justru memicu masalah yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak orang, Galang, Hyra, bahkan sepupuku juga, Delta. Hingga setelah menjalin hubungan asmara dengan Frisa aku memutuskan untuk melepaskannya. Bukan karena aku tak mencintainya, aku hanya ingin melihat dirinya bahagia. Jika bahagianya bukan bersamaku, maka demi cinta aku rela melepaskannya.   Hingga aku menemukannya dalam kondisi terpuruk. Ia bahkan nyaris menghabisi nyawanya sendiri. Beruntung aku datang di saat yang tepat, aku merengkuhnya, meyakinkannya bahwa semua akan baik - baik saja. Aku pun akhirnya memberanikan diri untuk mengajak Frisa memulai hubungan kami dari awal. Membangun cinta kami dengan pondasi kesetiaan. Namun, ia menolak ia takut membuatku kembali terluka. Aku tak menyerah, sekeras apapun ia mencoba menolakku, sekeras itu pula aku meyakinkanya. Usahaku pun tak sia - sia. Sedikit demi sedikit ia dapat kembali membuka hatinya. Depresinya pun mulai berkurang, aku dapat kembali melihat senyum manis yang dulu membuatku semakin jatuh cinta setiap harinya. Namun, ternyata tak cukup sampai disitu. Setelah berhasil meyakinkan Frisa untuk kembali membuka hatinya, melupakan kisah lama yang terjadi diantara aku dan dia. Justru halangan itu kembali datang menghampiri kami. Orangtuaku terutama mama menentang hubungan kami. Wajar saja, bagaimanapun Frisa menjadi salah satu tokoh yang memiliki peranan penting pada hancurnya keluargaku, kehidupan rumah tangga adikku, bahkan kematian keponakanku. Tak hanya mama, jauh di lubuk hatiku pun rasa kecewa itu begitu besar. Namun aku beranggapan, ini adalah jalan yang harus keluarga kami lalui, jika Allena harus pergi itu berarti memang telah digariskan oleh Tuhan. Tidak seharusnya Frisa terus menerus di salahkan. Walaupun tak sepenuhnya, kedua orangtuaku pun merestui hubungan kami. Aku dan Frisa resmi menjadi sepasang suami istri. Walaupun tak ada pesta pernikahan mewah, aku selalu bahagia, akhirnya wanita yang aku cintai benar - benar menjadi milikku, istri tercintaku. Awal masa pernikahanpun tak kami lalui dengan mulus. Hubungan Frisa dan mama terlihat tidak baik. Mama sering kali bersikap dingin pada Frisa. Namun berkat keyakinan dan usaha Frisa, perlahan hati mama pun luluh. Walaupun masih sedikit ketus, setidaknya mama sudah mau berinteraksi dengan Frisa. Aku pun sebenarnnya tahu, jika mama begitu menyayangi Frisa seperti anaknya sendiri. Hanya saja, rasa kecewa mama terhadap Frisa juga begitu besar. Hari - hari dalam pernikahan kami selalu diwarnai dengan suka dan cinta. Bukan berarti tidak ada perdebatan, tentu ada. Tapi, kami selalu berusaha menyelesaikannya dengan baik agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Aku tahu jika ia menyembunyikan berbagai rasa kecewa dalam dirinya sendiri. Terlebih hingga usia kedua tahun pernikahan, kami belum juga diberi kepercayaan untuk memiliki anak. Aku tahu rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk kami. Aku selalu meyakinkan dia bahwa suatu saat nanti kami akan memiliki anak dan itu adalah saat yang tepat. Namun, ia selalu bilang jika ini adalah karma baginya yang pernah membunuh Allena, aku selalu meyakinkan bahwa semua itu tidak ada hubungannya. Semangatnya mulai kembali semenjak pertemuannya dengan Hyra dan Leya. Entah mengapa, Hyra dan Leya benar - benar memberikan aura positif bagi Frisa. Ia jadi lebih tegar dan terus berusaha untuk mendapatkan keturunan, buah cinta dari pernikahan kami. Dia pernah bertanya, "abang, enggak akan tinggalin aku karena aku belom bisa kasih abang anak kan?" Aku menjawabnya dengan terkekeh. Mana mungkin aku meninggalkannya, aku mencintainya. Aku tak akan sanggup melepasnya hanya demi seorang anak. Ya walaupun tak munafik jika aku juga merindukan suara riuh anak - anak yang akan melengkapi pernikahan kami. Namun, akan hanya ada satu wanita yang menjadi ibu dari anak - anakku, Frisa Arinha, tak akan ada yang lain. Hingga, suatu hal yang aku lakukan membuatku menjadi suami paling b******k. Aku melukai hatinya begitu dalam, walaupun tanpa kesengajaan. Nyatanya aku melakukannya. Rasa bersalah itu semakin besar kala aku mendengar bahwa Frisa mengandung anakku. Anak yang selalu kami tunggu hingga menjelang 5 tahun pernikahan kami. Tubuhku menegang, hatiku dilanda rasa sakit yang sulit aku terjemahkan. Fakta bahwa aku menyembunyikan kebusukanku di tengah kebahagiaannya membuatku semakin takut akan kehilangannya. Bukannya aku tak bahagia, aku hanya.... Entahlah, aku tak dapat menerjemahkan seluruh rasa yang menyesakkan d**a.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN