"Ugh.." Arafi mengerang pelan, mengusap matanya dan bersusah payah untuk bangun dari posisi tidurnya. Sekilas ia menoleh ke arah nakas dan jam masih menunjukan pukul tiga dini hari, tapi rasa haus yang luar biasa membuatnya terpaksa harus bangun untuk mengambil air. Ia pikir dirinya hanya butuh tidur dan kemudian kondisi tubuhnya akan kembali membaik, tapi yang terjadi sekarang justru jauh dari kata baik. Kepalanya terasa semakin berat dengan rasa gerah yang luar biasa tapi dingin di waktu yang sama. Setelah menandaskan segelas air putih, saat hendak berbaring tanpa sengaja matanya mendapati Nares yang sedang melaksanakan sholat. Lagi, Arafi menoleh ke arah jam di nakas dan kemudian mengernyit. Masih jam segini sholat apa yang sedang dikerjakan istrinya itu, pikirnya. Lalu kemudian di

