prolog

342 Kata
Ezra memasuki sebuah klub malam di pusat kota. Musik EDM memekakkan telinga, lampu stroboskop menyilaukan mata. Di balkon VIP, seorang pria berbadan besar dengan jas putih sedang tertawa lebar sambil dikelilingi bodyguard. Itu Julyus Kusnandar, pengusaha tambang yang diam-diam menjadi tangan kanan penguasa pasar gelap senjata di Asia Tenggara. Ezra menekan earpiece kecil di telinganya. Ezra: “Posisi aman. Mulai hitung mundur.” Suara di radio: “Lima… empat… tiga… dua…” Sebelum angka satu terucap, dua lampu besar di klub mati mendadak. Dalam kegelapan, terdengar suara tercekik… lalu tubuh Julyus terkulai di meja, lehernya berlumuran darah. Ezra menghilang begitu saja, meninggalkan kekacauan. Berita kematian Julyus menyebar cepat. Pihak berwenang langsung mengeluarkan peringatan darurat. Di balik layar, Letnan Kolonel Yogi, mantan atasan Ezra, memimpin operasi pengejaran. Yogi tahu hanya ada satu orang di dunia yang bisa melakukan pembunuhan bersih, cepat, dan tanpa meninggalkan jejak — Ezra. Namun, yang yogi tidak tahu adalah Ezra tidak bekerja sendirian. Ada Haily seorang hacker jenius yang bisa membobol server militer hanya dengan laptop butut dan sinyal Wi-Fi kafe. Haily bukan sekadar rekan — ia punya rahasia sendiri… dan rahasia itu bisa menghancurkan Ezra kapan saja. Target Ezra berikutnya lebih berbahaya: Jenderal Herbowo, tokoh militer yang mengendalikan jaringan distribusi senjata. Untuk mendekatinya, Ezra harus masuk ke markas militer di luar kota — tempat yang dijaga ketat dan mustahil ditembus. Haily mempersiapkan identitas palsu, menyusupkan Ezra sebagai teknisi listrik. Namun, di tengah misi, Haily mengirim pesan mendadak: Haily: “Berhenti sekarang. Ada jebakan. Mereka tahu kau datang.” Ezra: “Terlambat. Aku sudah di dalam.” Dan saat itu… sirene berbunyi. Lampu merah berputar. Puluhan pasukan bersenjata mengurungnya. Baku tembak pecah. Peluru menghujani dinding beton. Ezra berguling di lantai, meraih senjata dari salah satu penjaga yang tumbang. Dengan kecepatan seperti bayangan, ia menembak sambil bergerak, memanfaatkan setiap detik untuk mencari jalan keluar. Di luar markas, Haily sudah menunggu di atas motor sport hitam, mesinnya meraung bagaikan binatang buas. Ezra melompat ke belakang, dan mereka melesat menembus gerbang besi yang roboh diterjang. Namun, dari kejauhan… sebuah helikopter mulai mengikuti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN