HAMIL

1074 Kata
Dua bulan berlalu setelah hari itu, Karina menjalankan rutinitas kuliah seperti biasa, dan masih tetap menjalani hubungan dengan Ray. Mereka berdua telah bicara dan sepakat kalau Ray akan bertanggung jawab kalau sampai hal yang Karina takutkan terjadi. "Belakangan ini kamu makan lebih banyak dari biasanya," gumam Ray suatu ketika, saat mereka berdua sedang menikmati makan siang bersama di kantin kampus. Karina mengerutkan keningnya, "Benarkah?" "Setiap makan bersama aku, pasti kamu memesan dua jenis makanan berbeda. Terkadang memang satunya hanya cemilan ringan, seperti sekarang ini, kamu memesan nasi hainan ayam rebus, siomay, dan segelas teh poci. Tetapi tetap saja, itu agak berlebihan. Tidak seperti kamu yang biasa." Karina memikirkan perkataan Ray dan merasa ucapan pacarnya itu benar, "Tapi aku selalu menimbang berat badan ku setiap malam dan berat badan ku tidak banyak berubah. Paling hanya bertambah satu kilogram lalu turun lagi satu kilogram." "Benarkah? Serius kamu tidak...?" Karina yang mengerti maksud pertanyaan Ray pun menggelengkan kepalanya. Ray menghela nafas lega, “Mungkin itu hanya perasaan aku saja." "Iya, itu mungkin hanya perasaan kamu saja. Lagipula aku pasti tau kalau aku...“ Karina memberi isyarat dengan matanya, “kamu tau.” “Baiklah, aku tau.” Karina sama sekali tidak mencurigai sedikit pun perihal banyaknya makanan yang dia konsumsi, karena itu selalu terjadi kalau Karina banyak pikiran. Terutama banyaknya tugas di awal semester ini dan juga karena pentas teater mereka yang akan berlangsung minggu depan di Taman Ismail Marzuki. Karina sama sekali tidak khawatir, karena setau Karina tanda-tanda kehamilan yang paling kentara adalah mual-mual. Karina sama sekali tidak pernah mengalami itu. Untuk apa cemas. Lebih baik mencemaskan kuliahnya dan kegiatan teater. "Kamu sudah siap untuk pentas minggu depan?" "Tentu saja." "Aku agak khawatir aku melakukan kesalahan lupa dialog seperti yang terakhir kali itu." "Bukan kamu lupa dialog karena terlalu asik memandang wajah tampan ku ini?" "Narsis!" Karina memukul bahu Ray pelan. Ray terkekeh pelan, "Sudah selesai kan? Ayo ke central." "Ayo, kita ke sana, Ray!" Beberapa hari kemudian, sepulang dari kegiatan teaternya, Karina kembali memikirkan perkataan Ray. Benarkah kecurigaan Ray yang mengatakan kalau dirinya hamil? Tidak mungkin kan? Soalnya Karina sama sekali tidak mengalami mual-mual yang biasanya terjadi pada orang hamil muda, seperti kakak sepupu iparnya saat hamil Jasmine dulu. Tidak ada salahnya mengecek, dari pada aku terus memikirkannya. Karina pun memutar balik mobilnya untuk menuju ke apotik yang tadi telah dia lewati. Sesampainya di sana Karina langsung mencarinya dan tidak menemukannya berada di rak obat-obatan apotik tersebut. Sampai-sampai Karina bertanya di dalam hatinya, apakah ia harus bertanya kepada penjaga toko? Pada akhirnya, dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Karina menuju meja kasir dan bertanya pada yang berjaga. Wanita muda itu sempat sedikit bingung, mungkin melihat wajah Karina yang terlihat muda sepertinya. "Untuk sepupu saya, mbak!” ucap Karina sekalem mungkin. Penjaga itu mengangguk dengan tidak yakin, tetapi tetap memberikan test pack pada Karina dan membiarkan Karina membayar. Karina berjalan agak cepat keluar dari apotik dan langsung menyetir mobilnya menuju rumah. Sepuluh menit kemudian Karina tiba di rumah. Karina meminta tolong kepada Mang Ujang-suami Bik Ijah-untuk memakirkan mobilnya ke garasi, lalu Karina bergegas masuk ke kamar. Karina mengunci pintu kamarnya, membongkar tasnya untuk mengambil test pack, lalu pergi ke kamar mandi. Namun, Karina benar-benar dikejutkan dengan hasil yang ia temukan pada kedua test pack yang dibelinya. Aku hamil! Karina sedikit sangsi dengan hasil yang didapatnya, tapi tidak mungkin dirinya pergi ke dokter kandungan untuk memeriksakannya. Karina menenangkan dirinya, ia memutuskan akan membeli beberapa test pack lagi di apotik berbeda nanti sebelum makan malam dan akan mengujinya lagi secepatnya. Tidak mungkin dirinya hamil. Mereka hanya melakukan itu satu kali. Bagaimana bisa Ray membuat Karina hamil hanya dengan satu kali melakukannya? *** Keesokan harinya, Karina mengikuti kuliahnya dengan tanpa semangat. Beberapa test pack yang Karina gunakan untuk melakukan tes kehamilan, semuanya menunjukkan hasil positif. Karina positif hamil. Kalau dihitung sejak tanggal terakhir mereka melakukannya, berarti kemungkinan usia kandungan Karina sekarang sudah mencapai dua bulan. Karina mendesah berat. Karina pun berpikir harus segera menemui Ray dan membicarakan tentang hal ini. Karena dosennya belum hadir, Karina mengambil ponsel dari saku celananya dan mengirimkan pesan kepada Ray, mengajaknya bertemu sepulang kuliah nanti. Ray menyetujuinya dan mengatakan sebaiknya mereka bertemu pada pukul 3 sore nanti di cafe yang letaknya tidak jauh dari kampus. Menunggu hingga pukul 3 sore seperti menunggu selama tiga tahun. Entah mengapa kali ini rasanya waktu berjalan begitu lambat. Begitu kuliahnya selesai, Karina segera melesat pergi menuju cafe dekat kampus mereka dan menemukan Ray sedang duduk di sudut cafe. "Hai!" sapa Karina. Ray tersenyum ketika melihat kedatangan Karina, "Kamu terlihat lelah." "Banyak yang aku pikirkan, Ray!" "Memikirkan apa? Apa terjadi sesuatu denganmu?" tanya Ray dengan bingung karena melihat wajah kusut kekasihnya itu. Karina tidak menjawab pertanyaan Ray. Karina langsung saja mengambil ponsel dari saku celana panjangnya, memencet beberapa tombol di ponselnya dan memberikannya pada Ray. Ray menatap Karina bingung seraya menerima ponsel yang Karina sodorkan. Dalam sedetik wajah Ray berubah menjadi pucat. Ray menatap Karina tidak percaya. "Geser fotonya. Ada beberapa foto. Itu dari merk yang berbeda." Ucap Karina pelan. Ray mengikuti perintah Karina dan wajahnya semakin pucat. "Kamu?" Tanya Ray tak percaya. Karina mengangguk, "Aku tidak berbohong, Ray!" “Bagaimana mungkin?” "Kamu tidak percaya?” lirih Karina, merasa sedikit sakit hati, “dua foto pertama adalah yang pertama aku gunakan.” “Kamu sudah mencoba lagi? Mungkin saja ini salah, Karina!” “Aku sudah mencobanya, Ray! Lihat saja foto-foto lainnya di ponsel aku itu! Hasilnya sama dengan tiga lainnya yang aku beli tak lama kemudian." Di mata Karina, Ray tampaknya benar-benar terkejut bahkan mungkin shock, karena pria muda tampan di hadapannya ini hanya bolak-balik memandang foto di ponsel Karina dan memandang wajah Karina. "Aku mau kamu tanggung jawab, Ray!" Lirih Karina lagi, "kamu bilang sama aku waktu itu kalau sampai itu terjadi, kamu akan bertanggung jawab!" "Aku mengerti," Ray berucap tak kalah lirih. Ray kemudian menggenggam kedua tangan Karina erat seraya lanjut berkata, "Aku akan membicarakannya dengan kedua orangtua aku sebelum menemui orangtua kamu. Percaya padaku, Karina!" Karina mengangguk, "Baiklah, aku percaya kepadamu." Sayangnya kepercayaan Karina disia-siakan oleh Ray. Satu hal yang tidak pernah Karina sangka, bahwa hari itu adalah hari terakhir Karina melihat Ray Simone. Setelah hari itu, Karina tidak dapat menemukan keberadaan Ray, bagaimana pun kerasnya Karina mencari tau tentang pemuda yang ia cinta itu. Sampai akhirnya ketakutan Karina menjadi kenyataan, kedua orangtua Karina mengetahui kondisi kehamilan Karina karena Elizabeth tidak sengaja melihat perut Karina yang semakin membuncit ketika berganti pakaian di kamarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN