Luvina membuang napas ketika mereka baru tiba dari Bandara, Luvina menghempaskan dirinya di atas sofa, mengabaikan tatapan suaminya, Fahri lalu duduk disebelahnya. “Sayang, ada apa? Kenapa kamu mendesah dan membuatku penasaran?” tanya Fahri mengelus rambut istrinya. “Mas, aku nggak tahu deh kok aku sedih banget pas Mami dan Papi pulang.” “Ya tentu saja kamu akan sedih, kamu kan menyayangi mereka,” sambung Leon menghempaskan tubuhnya di atas sofa dan berbaring didepan kedua kakaknya. “Benar kata Leon, Mami dan Papi kan pasti akan datang lagi,” kata Fahri mengelus rambut istrinya. “Tapi kapan mas? Apa Mami dan Papi pulang karena aku yang jarang menemani mereka?” “Jarang gimana? Nggak kok, kamu sering banget nemenin Mami, bahkan pernah tuh kamu dan Mami pulang kemaleman akibat nyalon.”

