Namaku, Murayya. Kini, berstatus sebagai istri sah dari Ali Al Muayyad. Awalnya, aku sama sekali tidak menyukai A Ali. Dia kelihatan sudah cukup tua. Emm, maksudku sudah cukup tua bila disandingkan denganku. Ya, meski harus kuakui, wajahnya memang cakap. Manly. Ketika itu, aku menolak keras telah berstatus sebagai istri sahnya A Ali. Namun, Emak bilang, Enggak apa-apa, Neng. Ini hanya agar tenung yang ada di dalam tubuh kamu patah. Nanti, setelah sepuluh hari juga kamu bakal dicerai lagi. Lantaran Emak bilang begitu, aku percaya saja. Malamnya, Emak memberiku jamu. Katanya, biar lebih tenang. Aku disuruh menunggu di kamar. Kata Emak, A Ali bakal datang buat ngajakngobrol-ngobrol. Setelah menunggu lama, shalat Isya juga sudah, A Ali tak datang-datang. Pada saat itu, tubuhku mulai berk
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


