45 : Alika Naila Putri

2588 Kata

Suara keras Ebim seketika itu membuyarkan lamunanku. Kenapa lagi dengan dua laki-laki berbeda generasi yang tidak pernah akur itu? Aku menoleh ke arah Ebim yang kini sedang memasang tampang cemberut pada Mas Banar yang sok-sokan menata rambut Ebim yang selalu ditata rapi oleh Kirana.  Aku tertawa kecil. Bagaimana Ebim tidak berteriak? Kelakuannya Mas Banar absurd begitu. Aku alihkan pandanganku pada Mas Banar. Walaupun Mas Banar sangat menyebalkan, tapi dia bisa berperan menjadi sosok kakak seperti Bang Ravel. ”Mas?” Suaraku hampir tertelan dalam nafasku yang tercekat. Aku menelan saliva ku susah payah.  ”Hmm,” Mas Banar yang sedang membungkuk di depan Ebim langsung menoleh ke arahku bersamaan dengan Ebim yang menoleh ke arahku juga. Senyum di bibir Mas Banar seketika luntur. Dia menegak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN