"Aku tidak sebodoh itu untuk kembali menerimamu. Bersikap baik bukan berarti aku baik-baik saja." ??? Nadya tersenyum cerah sembari mendekatkan ponselnya ke telinga. Bodoh memang karena dia mau menanggapi panggilan dari sang mantan apalagi dengan senyuman. Tapi, senyum kali ini bukan senyum senang. Senyum ini adalah senyum bahwa dia baik-baik saja dan senyum tentang betapa gelinya dia dengan sikap Arisen. "Halo, Nad." Sapaan itu terdengar ringan tanpa dosa. Tapi bagi Nadya tidak seringan itu. Dadanya mendadak ngilu bukan main dan senyum di bibirnya mulai mengendur. Baik-baik saja bukanlah keadaannya. Mencoba tersenyum pada diri sendiri pun sulit rasanya. "Hai," balasnya singkat. "Apa kabar?" Kabar Nadya buruk. Ingin mencekik Arisen lalu memakinya sampai napas pemuda itu hilang.

