Meski pisah semuanya masih tetap sama, namun tetap saja hati ini tetap ingin terikat dengan kepastian bukan digantungkan."
? ? ?
Minggu pagi akhirnya telah tiba, hari ini adalah hari yang dinantikan oleh Nadya karena ia akan pergi bersama Arisen. Padahal dulu waktu mereka masih pacaran Nadya tak sebahagia ini, tapi entahlah mungkin efek jomblo.
Pagi ini Nadya telah siap untuk pergi. Hari ini ia menggunakan kaos putih dan celana jeans biru tua kesayangannya ditambah dengan tas slempang kecil warna hitamnya cukup simple tapi pas.
Di liriknya jam pada handphone nya, pukul 09.30, tapi Arisen belum juga datang diapun berniat mengirimkan pesan kepada cowok itu.
Risen Jelek
Sen berangkat jamber?
09.31
"Lho kak belum jadi berangkat?" tanya Rasti, mama Nadya yang sedang menyapu ruang tamunya.
"Belum ma, nunggu Risennya belum dateng." jawab Nadya lalu kembali fokus kepada hp nya.
"Oh.. Ya udah nanti jangan sore-sore ya mainnya!"
"Iya ma, nanti aku pulang malem." jawab Nadya cuek dan berhasil mendapat pelototan tajam dari sang mama.
"Gak sekalian pagi?!" tanya Rasti dengan nada yang mulai galak namun Nadya yang menyadari itu justru menjawab semakin ngawur.
"Ah ide bagus ma.. Aku nanti bilang Risen deh!" jawabnya yang berhasil membuat sang mama semakin melotot.
"NADYA! Gak usah pulang sekalian kalau begitu!" marah Rusia yang siap melemparkan sapu di tangannya. Nadya yang mendengar teriakan mamanya langsung berdiri dan meringis lucu.
"Peace ma, bercanda tadi!" ucap Nadya kemudian memilih lari keluar rumah karena Arisen memang sudah tiba.
"Kenapa lari?" tanya Arisen bingung sambil menyodorkan helm untuk Nadya.
"Dikejar nenek sihir hehehe.." jawab Nadya lalu memakai helmnya dan segera naik ke boncengan motor milih Arisen.
Arisen hanya mengangguk dengan polos mendengar jawaban Nadya, "Oh.. Ya udah, berangkat sekarang?"
"Iya.." jawab Nadya lalu berpegangan pada jaket 'mantan' kekasihnya.
"Hati-hati ya nak Arisen, jagain anak bandel tante!" teriak Rasti dari teras rumah Nadya. "Jangan pulang sore-sore ya!"
"Iya ma, kan mau pulang pagi!" teriak Nadya sambil cekikikan.
"Dasar!"
? ? ?
"Ini mau beli di mana, Sen?" tanya Nadya sambil memegangi helm yang sedikit kebesaran untuknya.
"Kita ke daerah Imogiri, Bantul aja ya Nad. Aku udah pesen sama masnya tinggal ambil." sahut Arisen lalu mergo saku kanannya.
"Nih, buka google MAP aja. Cari toko yang namanya Kick**** Imogiri."
Setelah menerima handphone milik Arisen, Nadya pun membuka aplikasi MAP dan segera mencarinya.
"Udah dapet?" tanya Arisen yang tetap fokus mengendarai motornya.
"Udah." jawab Nadya sambil memperhatikan jalan di google MAP itu.
"Ini kemana?"
"Belok kiri."
"Oh oke."
Setelah itu hening tidak ada percakapan lagi antara keduanya. Masing-masing sibuk dengan kegiatannya sendiri.
"Di depan lurus aja, Sen. Ikutin terus jalan ini." teriak Nadya mengingatkan Arisen.
"Masih jauh emang?" tanya Arisen yang sudah tidak kuat mengendarai motornya, capek dan pengal rasanya karena sudah sekitar 40 menit mereka menyusui jalan itu.
"Sekitar 15 menit lagi, Sen. Kamu capek? Mau gantian?" tawar Nadya yang tak tega dengan Arisen yang mengendarai motornya. Nadya saja yang cuman duduk di boncengan pengalnya minta ampun apalagi yang ngeboncengin kan?
"Gak usah. Ntar malah nabrak." ejek Arisen sambil terkekeh ringan. Nadya mencubit pinggang Arisen dengan gemas karena tak terima sebagai respon dari ejekan cowok di depannya itu.
"Ini udah sampai, Sen. Tapi kok tutup ya?" kata Nadya bingung dan kecewa juga. Masa dia udah capek dan pegal duduk selama hampir 1 jam tapi toko yang di datangi justru tutup.
"Coba kamu chat masnya deh, Nad. Trus kita lanjut jalan aja ya?" kata Arisen memberi solusi.
"Oh,, oke siap."
Nadyapun membuka aplikasi w******p milik Arisen dan mencari roomchat Arisen dengan mas-mas penjual tasnya. Namun, saat ia mencari yang ditemukannya tidak hanya roomchat dengan penjual tas itu, ada beberapa dari teman cowoknya, grup dan juga beberapa cewek dan.. Siapa ini Shela?
Karena ia penasaran akhirnya Nadya pun membuka roomchat Arisen dengan Shela dan melupakan tujuannya untuk konfirmasi dengan pihak toko tadi.
Shela
19 November
Dimana?
18.37
Aku di awul-awul
(penjual baju bekas)
18.39
"Hah dimana?"
18.42
Sebelah utara
18.43
*kirim foto
18.43
Kamu di mana?
18.44
Dekat pintu masuk pasar malam
18.45
*kirim foto
18.46
Oh tunggu di situ aku jemput
18.47
Nadya membaca chat itu dengan serius lalu diingatnya lagi tanggal itu. ya sekarang kan tanggal 20 November. Singkatnya Arisen tidak memberinya kabar setelah mereka berenang. Bahkan jam 5 sore dirinya mengirim Arisen pesan yang sama sekali tidak dibuka apalagi dibalas. Memang terakhir dilihat milik Arisen itu jam 18.55, namun Nadya saat itu berpikir mungkin Arisen chat dengan temannya. Namun saat jam memasuki pukul 9 malam Arisen tetap belum mengirimnya pesan atau sekedar kabar, akhirnya Nadya pun memilih mengirim besar ucapan selamat malam dan selamat tidur untuk Arisen. Ia masih mengira bahkan Arisen kecapekan karena berenang bersama dirinya. Bahkan Nadya tetap menunggunya hingga pukul 11 malam dan berakhir ketiduran.
Matanya sedikit memanas setelah kembali mengingat hari itu, tangannya gemetar dan juga jantungnya berdegup kencang.
Arisen tidak memberinya kabar.
Arisen membiarkan dia menunggu,
Arisen bahkan tidak bilang maaf saat keesokan harinya mengirimkan pesan.
Dan apa ini? Apakah semalam ia hanya berdua saja dengan Shela? Atau bagaimana?
Karena penasaran ia pun membuka chat selanjutnya.
Nama kamu siapa buat nambahin kontak?
18.47
Shela
18.47
Oke
18.48
? Anda telah menghapus pesan ini
18.48
Nadya mengernyitkan dah bingung. Kenapa pesan ini dihapus? Karena penasaran Nadya pun melanjutkan membaca chat itu.
Bukan. Aku belum punya pacar
18.48
Itu status kamu ada lope2 nya?
18.49
Emng harus punya pacar ya kalau status nya gitu?
18.49
Enggak sih
18.50
Karena penasaran Nadya pun membuka status milih Shela, dan benar statusnya bertulisnkan 'RF ?'
Dan pikirannya bertambah kacau, detak jantungnya semakin bertambah kencang, apa maksud Arisen bertanya seperti itu? Kalau dari cerita yang Nadya baca, biasanya cowok tanya soal hubungan seperti itu kepada cewek itu untuk alasan pdkt. Mungkinkah?
"Nad, gimana udah balas apa belum?"
Pertanyaan Arisen berhasil mengagetkan Nadya yang sedang sibuk memikirkan hubungan cowok itu dengan Shela.
Nadya pun segera keluar dari roomchat Shela dan beralih ke roomchat dengan penjual tas itu.
Kick****
Kak, toko yang di Imogiri kok tutup?
10.45
Karena tidak ada balasan Nadya memilih menutup roomchat itu. Lalu berkata belum ada balas dari pihak toko. Sehingga Arisen hanya menganggukan kepala dan melanjutkan perjalanannya.
Melihat situasi sudah aman, Nadya kembali membuka roomchat dengan Shela.
Nah itu tau.
18.51
20 November
Ya kan kirain
09.30
Setelah itu belum ada balasan dari Shela. Nadya pun beralih ke roomchat beberapa teman cewek Arisen. Ah dirinya serasa sepertinya tidak sopan telah membuka roomchat Arisen padahal itu kan privasi Arisen. Tapi salah sendiri sih Arisen menyuruhnya mengirim pesan kepada pihak toko, ia kan jadi penasaran dengan roomchat Arisen dengan beberapa teman ceweknya.
Setelah dilihatnya hanya chat biasa, hanya komentar tentang status temannya dan begitu juga sebaliknya tidak ada yang lebih.
Setelah itu ia sibuk berfikir mengenai Arisen. Cowok di depannya ini, banyak berubah setelah putus. Memang dirinya dan Arisen masih bersikap sama. Namun, dia tetap merasa khawatir jika Arisen sampai jatuh hati kepada yang lain. Dia tidak ingin, sungguh dia hanya ingin Arisen dengannya saja bukan yang lain. Setelah ia berpikir lama, Nadya pun memutuskan bertanya menemani kebenaran Arisen yang tadi malam ke pasar malam.
"Em.. Sen." panggil Nadya dengan nada sendikit ragu, ia sebenarnya takut untuk mendengar jawaban Arisen apalagi jika jawabannya memang benar.
"Kamu semalam ke pasar malam?" tanya Nadya pelan.
"Iya." jawab Arisen dengan nada santai bak tanpa dosa. Sedangkan Nadya sendiri langsung merasakan perih didadanya. Ternyata benar, Arisen tidak memberi tahunya . Dirinya tidak lagi penting bagi Arisen. Dia hanya.. Mantan.
Karena masih penasaran Nadya pun kembali bertanya, siapa Shela itu. Ada hubungan apa dia dengan Shela.
"Terus.. Shela itu si-apa?" tanya Nadya semakin masih ragu.
"Owh.. Itu saudaranya Kenan,"
Kenan, Kenan itu anak kecil yang rumahnya tepat di sebelah rumah Arisen. Memang benar sih, sekitar 2 bulan lalu Arisen bercerita katanya ada saudara Kenan yang pindah meneruskan sekolah di sini.
"Owh iya."
Setelah menjawab itu Nadya memilih bungkam. Pikirannya sibuk melayang mengingat memori yang ada diotak cantiknya itu.
Mulai dari Arisen yang tiba-tiba meminta putus, kontak Arisen mendadak banyak dengan nama cewek, Arisen mulai aktif di i********:, pergi kesana kemari tanpa memberinya kabar padahal dirinya masih menunggu, dan yang terakhir.. Entahlah ia berpikir bahwa 'mantan' kekasihnya itu tertarik dengan Shela. Matanya mulai memanas karena pikiran konyolnya. Dan,
Tes
Air mata Nadya sukses lolos dan berjatuhan sepanjang jalan.
Arisen yang merasa curiga, karena biasanya cewek yang berada di belakang boncengannya itu sangat cerewet mendadak jadi pendiam. Penasaran ia pun memelankan laju motornya dan hendak berhenti di bawah pohon. Nadya yang mengerti secepat mungkin menghapus air matanya, ia tidak ingin terlihat cengeng di depan Arisen. Tepat, saat Arisen memberhentikan motornya
"Kamu kenapa?" tanya Arisen langsung menoleh ke belakang.
"Gak apa-apa." jawabnya pelan lalu tersenyum.
"Ya udah.." ucap Arisen lalu tertawa dan memilih untuk melanjutkan perjalanannya.
"Kenapa ketawa?" tanya Nadya sedikit curiga. Jangan-jangan Arisen tahu dia menangis? Aduh.. Malu banget kalau sampai Arisen tau dia menangis.
"Gak apa-apa. Beli es mau?"
"Hah? Boleh."
"Ya udah. Nanti kalau lihat tukang jual es bilang ya, Nad." kata Arisen terus fokus ke jalanan seolah ia tak tau apapun. Dalam hati, cowok itu sibuk bertanya-tanya sendiri. Ada apa dengan Nadya? Apa mungkin Nadya membaca chatnya dan Shela?
? ? ?