SATU

931 Kata
      KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA LEPAS DARIKU BARBIE!!      Saat itu juga aku harus menuruti apapun permintaannya dan tidak ada kata ampun dan membuat seluruh tubuhku merasakan sakit berhari-hari. Dan lebih gilanya lagi aku hanya tunduk dan melakukan semua perintah s*x yang aneh dengan suamiku sendiri.      Matthew McConaughey Morgan, seorang pria konglomerat di kota New York yang masih berusia 35 tahun. Sekilas dia terlihat pria baik-baik dan normal. Dengan perawakan angkuh yang memiliki kesan memikat tersendiri bagi kaum wanita, tapi tidak bagiku Barbara Can__oh tidak aku malas menyebutkan nama belakang ku sendiri__Candice tepatnya.      Beberapa bulan yang lalu aku baru menginjakkan usia 20 tahun untuk menjelajahi kota tersibuk di dunia dan bekerja di Peter lugher steak house perbatasan Williamsburg bridge. Aku terlahir di kota Jakarta dan memiliki garis keturunan Amerika dari ayah ku John Candice. Ya, nama Candice aku dapatkan dari nama belakang ayahku tapi entah mengapa aku tidak nyaman jika teman-teman memanggilku Candice bahkan Can saja sudah membuat ku frustasi.      Ibuku sudah lama mengalami stroke ringan dan sekarang dia bersama adiknya di Jakarta. Dan aku mencari sedikit uang untuk pengobatan ibuku sekaligus untuk mencari ayahku.      Aku bertemu dengan Matt saat aku mengantarkan pesanan di Morgan house village yang dipesan salah sorang__entah itu bodyguard atau pemiliknya__yang berpakaian rapi.      Karena terkagum-kagum dengan bangunannya tanpa sengaja scooter ku menabrak mobil Bugatti Veyron yang terparkir di depan halaman dan langsung menjadi pusat perhatian semua laki-laki yang berpakaian rapi itu.      Salah seorang dari mereka menangkap ku dan menyeret tangan ku hingga aku melawan lalu jatuh tepat di depan pria bermata abu-abu cerah dengan tinggi badan sekitar 1,9 m dengan outfit yang aku tidak tahu merk-nya yang jelas itu dari brand ternama dunia. Aku langsung beranjak dan meminta maaf__walaupun aku tidak tahu siapa pemilik mobil mewah itu__kepada pria tampan dan mempunyai senyum licik di wajahnya. Dia tersenyum dengan seringai yang sangat menakutkan kearah ku.      Dia menyuruh pria yang menarik tubuhku segera pergi dari hadapannya. Dia tidak memarahi atau menuntut ku atas insiden tersebut tapi dia berlalu sambil berbisik di telingaku,      "Temui aku di Brooklyn Bridge Park pier 5 satu jam lagi!" Aku hanya diam mendengar perintah pria itu dan melihat punggungnya hilang dari pandanganku.      Apa maksudnya? Pria kaya itu mengajakku bertemu? Hatiku terus memikirkan tentang permintaan pria itu, aku takut sekaligus bingung kalau aku tidak datang pasti dia akan menelpon atasanku untuk melaporkan perbuatan ku dan aku akan kehilangan pekerjaan.      Jarak antara Oneida mansion house dengan Brooklyn Bridge Park pier 5 sangat jauh, meski itu dekat dengan tempat ku Bekerja tapi sungguh jarak 1 jam tak mungkin bisa ku tempuh. Dengan sangat cepat aku masuk ke taman untuk menemui pria itu, namun karena aku belum mengenal daerah itu jadi aku mengelilingi taman yang sangat luas tersebut.      Tanpa aku sadari pria itu menatapku sambil menyelipkan tangannya ke dalam saku celananya. Dia berkata kalau aku tidak efisien dalam bekerja.      Dengan wajah liciknya pria itu memberikan ku selembar kertas yang bertuliskan surat perjanjian diatas materai__ok lah daripada aku dipecat dan tidak mempunyai pekerjaan__tanpa pikir panjang aku langsung menandatangani surat tersebut,      "Besok pagi kau harus keluar dari pekerjaan mu dan aku akan menyuruh anak buah ku menjemputmu." Sungguh, aku sangat senang mendengar perintahnya waktu itu tanpa menerka apa isi surat perjanjian___oh tidak betapa bodohnya aku tidak membaca isi suratnya___itu. [...]      Dan ketika esok tiba ada seseorang memakai mobil Lamborghini Veneno datang ke restoran dan mencari keberadaan ku, awalnya aku mengira itu adalah pria licik yang aku temui kemarin tapi ternyata hanya bodyguard nya saja,      "Tuan Morgan ingin saya menjemput anda nona!" Perkataan bodyguard itu tak dapat aku cerna dengan fikiran ku. Siapa Morgan?? Ah pasti pria itu, aku kan tidak memliki kenalan di sini.Kata hatiku mencoba untuk menyimpulkan. Kemudian aku menuruti perintah___yang mungkin adalah bodyguard nya___anak buahnya itu. Bodyguard itu membawaku kejalan yang semuanya belum pernah aku kenal kemana mobil ini akan berhenti melaju. Dengan mata yang terus memandangi keindahan kota New York aku pun sibuk dengan pikiran ku lagi.      Sial, kemana sebenarnya pria licik itu menyuruh ku untuk datang.      Butuh waktu sekitar 30 menit mobil itu berhenti disalah satu lapangan golf di daerah Teaneck, Hackensack. Aku melihat sekeliling lapangan dan sepertinya akan ada pesta pernikahan yang sederhana. Aku langsung disambut oleh 3 orang wanita dan 1 pria cantik dengan jari yang sangat lentik memandangiku,      "Wow, kau sangat indah dan menggoda. Mari ikut dengan ku sayang." Kekaguman pria menyerupai wanita itu membuatku merasa aneh.      Tak lama kemudian aku pun di bawa ke dalam kamar yang sangat indah dan elegan bernuansa kamar pengantin__tunggu mengapa aku di bawa kesini bukankah aku sedang ada urusan dengan pria licik pengendara Bugatti Veyron__,     "Maaf, kau salah orang." Tanyaku panik melihat sekeliling banyak alat makeup dan gaun pengantin.      "No baby, kita tidak salah membawa orang untuk kita make over." Jawaban yang santai dan mengerikan.      Aku benar-benar tidak mengerti apa yang akan pria licik itu lakukan terhadap ku__surat perjanjian__ya aku mengingatnya sekarang. Aku menanyakan keberadaan tuan Morgan dan pria cantik itu menjawab dia akan menemui ku tapi nanti kalau sudah saatnya aku bertemu dengannya.      Pria cantik itu sangat puas melihatku berbalut gaun putih yang membuatku ingin lari dari keramaian. Raut wajah kebingungan dengan apa yang sedang terjadi banyak pasang mata menatapku kagum. Aku tidak peduli dengan pujian mereka dan sebisa mungkin aku untuk menjauh dari tempat yang serba glamor dan bergelimang kemewahan itu.      Tiba-tiba ada yang meraih lenganku Dengan sangat cepat dan erat hingga aku merasakan tekanan pada tulangku. Pria licik itu dengan jas warna hitam dan sentuhan bunga di sakunya memandang ku dari atas hingga bawah,      "Sekarang kau tidak bisa lepas dari cengkeraman ku, Barbie." Dan saat itulah aku masuk kedalam pelukan suamiku yang menggilai s*x aneh kepadaku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN