Makan siang

1275 Kata
Fani tiba di kantor sebelum turun dari mobil, Fani mengulurkan tangannya kepada Dave. "Mau apa, minta uang?" tanya Dave. Fani menghela napasnya, ia tidak menjawab pertanyaan Dave, Fani langsung menarik tangan Dave dan mencium punggung tangannya. "Aku masuk dulu, assamu'alaikum," ucap Fani datar. "Wa'alaikum salam," ucap Dave. Dave tersenyum memandang tangannya yang di cium Fani, ia lalu mengendarai mobilnya menuju kantornya. Reyhan yang sudah menunggu Dave sejak tadi berlari menemui Dave. "Kau dari mana saja Dave, para klien sudah menunggumu!" ucap Reyhan sedikit keras. "Maaf Rey, tadi Aku mengantar Fani terlebih dulu," ucap Dave. "Ya sudah, ayo kita ke ruang rapat sekarang!" ajak Reyhan. Reyhan dan Dave lalu berjalan bersama menuju ruang rapat yang berada di lantai atas. ******* Di sisi lain Fani memasuki ruang kerjanya, ia meletakkan tasnya dan menghidupkan laptopnya. "Fani!" teriak siska. Siska ialah sahabat sekaligus teman kantor Fani, mereka sudah bersahabat sejak sekolah SMA bersama dan sampai sekarang. Siska mengetahui pernikahan Dave dan Fani dari salah satu Stasiun TV yang menyiarkan berita pernikahan mereka. "Fani, kenapa selama ini kau tidak pernah cerita kepadaku kalau kamu punya kekasih bahkan kau tidak mengundangku di pernikahanmu?" tanya Siska marah. Fani terdiam ia bingung harus menjawab apa, pernikahan itu terjadi bagaikan kilat di saat hujan yang datang begitu cepat tanpa ada yang tahu. Melihat Fani yang diam saja, Siska lalu menggoyangkan tubuh Fani. "Fani, kenapa kau diam saja!" ucap Siska. "Siska lain kali akan aku ceritakan, sekarang aku harus bekerja," jawab Fani. "Fani, seharusnya kau tidak perlu bekerja lagi, kau tinggal minta saja sama suamimu," ucap Siska. Fani tersenyum sambil memegang kedua tangan Siska. "Siska, aku bekerja karena aku menyukainya dari pada aku di rumah hanya diam saja, apa salahnya kalau aku membantu suamiku bekerja aku tidak ingin membebaninya," ucap Fani. Fani tidak mengetahui kalau ia menikah dengan seorang pewaris tunggal perusahaan terbesar di Jakarta SC Group. Dave akan mendapatkan seluruh perusahaan dan aset lainnya ketika ia sudah menikah. Siska yang sudah mengetahui siapa Dave dari media sosial, tidak menyangka kalau Fani masih mau bekerja di saat ia memiliki suami yang sangat kaya raya bahkan sampai tujuh turunan harta itu tidak akan habis. Siska memeluk Fani, ia sangat bahagia memiliki sahabat yang baik hati seperti Fani. ******* Jam makan siang tiba Dave lalu menjemput Fani, Dave dan Fani makan siang di sebuah Cafe yang tidak jauh dari kantor Fani. Fani memesan ayam bakar dan orange jus sementara Dave memesan steak dan orange jus. "Dave!" panggil Fani. "Hhmmm," jawab Dave. Dave lalu memasukkan steak ke dalam mulutnya. "Dave, kenapa kau berbohong pada ibuku kalau aku hamil?" tanya Fani. "Uhhukkk... uhhukk,". Dave tersedak mendengar pertanyaan Fani, dengan cepat Fani mengambil air dan memberikannya kepada Dave sambil mengelus punggung Dave. "Terimakasih," ucap Dave. Fani hanya menganggukkan kepalanya. "Waktu itu aku terpaksa mengatakannya agar orang tuamu mengizinkan aku untuk menikahimu," jawab Dave. "Tapi Dave itu tidak benar kau sudah membohongi ibuku," ucap Fani. "Aku akan membuatmu hamil agar aku tidak berbohong pada ibumu," ucap Dave datar. Fani menggeleng-gelengkan kepalanya, ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Dave, Fani berpikir Dave akan menemui ibunya dan menjelaskan semuanya. Dengan perasaan kesal Fani pergi meninggalkan Dave dan kembali ke kantornya, melihat Fani pergi Dave segera mengejar Fani dan menarik tangan Fani. "Kau ini kenapa?" tanya Dave. Fani hanya diam saja menatap Dave. "Dasar pria ini, sudah tahu aku kesal dengan ucapannya masih bertanya kenapa," guman Fani. Fani lalu melepaskan tangannya yang di pegang Dave. "Jam makan siang sudah habis, aku harus kembali bekerja," ucap Fani. "Baiklah nanti jam 5 sore aku akan menjemputmu pulang," ucap Dave. Setelah Fani masuk ke dalam kantor, Dave juga kembali kantornya. ********** Sudah pukul 06.00 sore Fani melihat jam tangan di pergelangannya, ia duduk di sebuah kursi di yang ada di luar kantornya. Fani terus menunggu Dave datang menjemputnya. Di sisi lain Dave sedang fokus menyelesaikan pekerjaannya sampai ia lupa harus menjemput Fani, malam hari tiba tapi Dave masih sibuk bersama laptopnya. "Sudahlah Dave biar aku saja yang menyelesaikannya, kau pulanglah sudah jam 09.00 malam," ucap Reyhan. Dave melihat jam di tangannya, Dave baru teringat kalau ia akan menjemput Fani pulang kerja jam 5 sore. "Sial, kenapa aku bisa lupa," guman Dave. Dave buru-buru mengambil kunci mobilnya dan mengendarai secepat mungkin, Dave merasa khawatir dengan keadaan Fani. dalam perjalanan Dave terjebak macet karena ada orang kecelakaan, pikiran Dave semakin tidak tenang, Dave membunyikan klakson mobilnya berkali-kali sampai memukul kemudi mobilnya karena kesal. Setelah 30 menit Dave tiba di kantor Fani, Dave terkejut melihat Fani yang masih menunggunya. Fani duduk menutup wajahnya sambil memegang kedua kakinya. "Fani," panggil Dave. Fani melihat Dave datang langsung berlari memeluknya. "Aku pikir kau tidak akan datang," ucap Fani menangis. Dave memeluk Fani dengan erat untuk menenangkannya. "Maafkan aku, aku terlalu sibuk sampai lupa menjemputmu," ucap Dave. Fani menganggukkan kepalanya dan menghapus Air mata nya. "Fani seharusnya kau bisa pulang lebih dulu tidak perlu menungguku atau kau bisa meneleponku," ucap Dave. "Aku tidak tahu dimana rumahmu Dave dan aku juga tidak punya nomor teleponmu," ucap Fani. Dave menghela napasnya, ia lupa kalau ia sudah menikahi gadis polos seperti Fani, tentu saja Fani tidak tahu di mana rumah dan nomor teleponnya karena Fani baru bertemu dan menikah kemarin dengannya. "Ya sudah, sekarang kita pulang!" ajak Dave. Dave membuka pintu mobilnya untuk Fani, Fani lalu masuk ke dalam mobil. dalam perjalanan Fani hanya diam saja, ia lebih memilih melihat keluar jendela. "Fani, apa kau lapar?" tanya Dave. Fani menganggukkan kepalanya, karena sejak tadi sore sampai sekarang Fani belum makan. "Baiklah sebelum kita pulang, kita makan dulu," ucap Dave. Dave memberhentikan mobilnya di sebuah Cafe mewah, Dave dan Fani masuk ke dalam Cafe tersebut, Dave lalu memesan banyak makanan untuk Fani. "Dave, kenapa makanannya banyak sekali?" tanya Fani. "Iya, aku sengaja memesan semua ini untukmu," jawab Dave. "Dave, kau pikir aku apa bisa makan sebanyak ini," ucap Fani kesal. "Nanti aku yang akan menghabiskan semua makanan ini," ucap Dave terkekeh. Setelah selesai makan Dave dan Fani pulang menuju rumah Dave, sampai disana Fani terperangah melihat rumah Dave yang begitu mewah dan besar, rumah itu berlantai dua dengan arsitektur modern. "Dave, apakah ini rumahmu?" tanya Fani. "Tentu saja, rumah siapa lagi," jawab Dave. "Bagaimana mungkin Dave bisa memiliki rumah sebesar ini, aku yakin rumah ini pasti milik orang tua Dave," guman hati Fani. "Fani, ayo masuk!" ajak Dave. Dave dan Fani masuk ke dalam rumah, Dave lalu menunjukkan semua yang ada di dalam rumahnya kepada Fani. "Fani, kamar kita berada di atas, di sana ada dapur dan ruang makan, di sana ruang kerjaku dan ini Bi Imah, ia yang mengerjakan pekerjaan rumah disini," ucap Dave menjelaskan. "Selamat malam Non, saya Bi Imah," ucap Bi Imah memperkenalkan diri. "Saya Fani, Bi," ucap Fani tersenyum. Dave mengajak Fani ke kamar untuk beristirahat, kamar Dave terlihat sangat luas Disana ada kamar mandi, sofa, dua lemari besar, satu lemari berisi baju Dave dan yang satu lagi berisi pakaian wanita berbagai model juga meja rias yang di penuhi berbagai macam alat make up terkenal. "Dave, apa kau yang menyiapkan semua ini?" tanya Fani. "Bukan, aku menyuruh Reyhan asistenku yang menyiapkannya," jawab Dave. Fani tersenyum senang, ia lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. setelah selesai mandi Fani mengambil baju tidur tanpa lengan, Fani terpaksa memakai baju itu karena semua baju tidurnya sama. Dave menelan salivanya saat melihat Fani memakai baju itu, sangat terlihat jelas bentuk tubuh Fani dari lehernya yang jenjang, bagian dadanya yang padat sampai bagian betisnya yang putih mulus dan sangat menggoda. "Kenapa pakai baju itu?" tanya Dave. "Tidak ada baju lain Dave, semuanya sama seperti ini," jawab Fani malu. "Ini semua karena Reyhan, tunggu hukumanmu Rey," guman hati Dave. Dave dan Fani akhirnya tidur dengan saling membelakangi punggung masing-masing.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN