Bab 44

1562 Kata

Kedua netra Rinai terasa basah. Ada haru yang menyentuh hatinya. Gerakan mulut Wira dan seluruh ucapannya berputar dalam ingatan membuat lengkung indah pada kedua sudut bibirnya merekah. Namun nuansa romantic itu tak berlangsung lama. Derit pintu mengalihkan perhatian mereka. Kedua pasang mata Rinai dan Wira menatap sosok yang datang. Wira bangkit dan berjalan tenang dengan sorot mata yang tajam. “Ada perlu apa Om ke sini?” tanyanya dengan suara dingin. Om Steven menarik napas panjang. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan sebelum memulai ucapannya. “Om mau ketemu putri Om, Wira!” Kedua alis Wira saling bertaut, dia mencari kejujuran dari kedua bola bening Om Steven. Lelaki paruh baya itu mengangguk dengan yakin. Satu per satu langkahnya mengayun mendekati Rinai yang terbaring

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN