Ramdan

856 Kata
ku lihat- lihat akun sosmedku tak lama ku melihat pemberitahuan emi yang meng upload sebuah foto dia dengan rekan kerjanya dan ada satu wanita dengan kulit putih bersih dengan kaki jenjangnya yang membuatku tertarik. ku cari nomor ponsel emi " emi boleh aku minta no temanmu ku rasa aku menaruh hati padanya?" kukirimi dia pesan. emi sendiri temanku sewaktu kami SMA dan kami lumayan dekat karena kami satu organisasi dulu. dan ku bilang bahwa aku sedang sendiri agar emi mau memintakan nomor ponselnya untuku. "baiklah akan ku tanya dia. jika setuju akan ku berikan padamu" jawab emi dan aku mendesah. mungkinkah dia mau memberikan nomor ponselnya. tring.. notifikasi pesanku berbunyi aku tersenyum kulihat emi mengirim nomor ponselnya "akhirnya dia setuju" batinku. kukirimi dia pesan "hai" namun dia tak juga menjawab dan lumayan membuatku penasaran, dengan inisiatif ku datangi tempat emi kerja setelah memastikan kalau hari ini dia masuk kerja, tanpa tau apa yang akan ku beli karena aku sendiri memang sedang tidak sakit. setelah aku tiba diapotek yang tidak telalu ramai dan kulihat dia sedang memainkan layar laptopnya di depan. hatiku bergetar melihatnya tanpa ragu ku dekati dia dan kulihat emi tersenyum dibelakangnya sambil menunjuk kearahnya " ada obat luka bakar?" tanyaku sembarang hanya itu yang ada diotaku dan dia melihatku sambil tersenyum ramah lalu mengangguk dan bergegas pergi mengambinya. ku masih menatap emi " dia orangnya " bisiknya pelan dan aku mengangguk. dia mengambil uang yang aku sodorkan masih dengan menatap layar laptopnya tanpa menoleh ke arahku wajahnya nampak lelah mungkin karena daritadi bekerja dan sebentar lagi siftnya selesai. setelah sampai rumah ku simpan obatku dan ku ambil ponsel mengiriminya pesan untuk mengajaknya bertemu setelah dia pulang kerja dan tanpa menunggu lama lagi ponselku berbunyi "baiklah " jawabnya dan aku bersiap dengan semangat. sengaja aku memilih cafe dengan searah rumahnya yang aku tau alamatnya dari emi agar dia tidak harus pergi jauh dan tidak menolak karena searah bukan tanpa alasan itu karena tadi ku lihat raut wajahnya sudah terlihat sangat lelah. setelah menunggu beberapa saat kulihat dia datang ku lambaikan tangan karena ku lihat dia melihat sekitar. dia tersenyum dan menghampiriku seranya menjabat tanganku yang menandakan perkenalan. "sudah lama ?" dia langsung bertanya yang membuyarkan lamunanku karena dia membuatku terpana. "baru saja " jawabku sambil bertanya mau pesan makanan atau tidak tapi dia menolak dengan alasan sudah makan di tempat kerjanya dan akupun mengangguk. nampak sekali dia canggung dan itu malah membuatku gemas dia sepertinya tidak biasa melakukan pertemuan seperti ini karena matanya malah memandangi seiisi cafe. belum lama aku mengobrol teryata temannya datang dan itu membuatku agak kesal karena aku masih ingin mengobrol dengannya. akhirnya aku membiarkannya pulang, untung saja aku membiarkannya pulang karena beberapa saat kemudian aku melihat ruby dan kakaknya memasuki cafe. ya ruby adalah pacarku namun baru saja kami bertengkar hebat bukan karena hal besar hanya sikapnya yang keras kepala selalu membuat hal sepele menjadi kecil seperti aku yang kadang tidak bisa menemaninya belanja dia akan mengamuk padaku dan mengatakan putus. aku yang terlalu bucin padanya akan memelas untuk minta balikan bahkan membelikan segala yang dia mau walau itu menggunakan uang dari orang tuaku atau uang hasil kerja sampinganku apapun akan ku berikan karena aku selalu pusing dengan amukannya. tapi kali ini aku sedang tidak ingin berbaikan dengannya sehingga aku meminta no ponsel orang lain yang berakhir dengan copdar di cafe ini. ini hal pertamaku setelah menjalin hubungan selama 2 tahun dengannya karena walaupun sering putus nyambung aku selalu balikan dengannya. kulirik dia dengan ujung mataku dan ku lihat dia juga menatapku tapi aku lebih memilih pura-pura tidak melihatnya dan beranjak meninggalkan cafe dan langsung pulang menuju rumah. sebenarnya dia sangat cantik walau tidak seputih alice dan setinggi alice dia memiliki kulit yang normal orang indo asli namun dia terlihat begitu manis dengan bola mata yang bulat. berbeda dengan alice yang ku lihat dia lebih nampak seperti orang mandarin yang memiliki mata sipit. sesampainya di rumah aku merebahkan badanku tak kunjung kudapati pesan dari alice aku mulai merengut hingga tidak berapa lama kemudian dia mengirimi pesan dan mengatakan kalau dia sudah sampai dan ingin segera tidur. " baiklah sayang selamat tidur" balasku sambil tersenyum simpul tak ada jawaban lagi ku taruh ponselku disampingku. tak lama ponselku berdering dan ku lihat ruby menelponku " apa yang kamu lakukan di cafe hah..!" sentaknya dan ku tahu dia akan melakukan ini. " tidak apa apa aku hanya bosan dirumah dan setelah perdebatan kita membuatku pusing"jawabku tak kalah keras. " benar juga buat apa aku menanyakannya padamu karena aku ingin putus denganmu" ucapnya sambil memutus panggilan tanpa mendengar jawabanku. dia memang seperti itu ini bahkan hanya pertengkaran yang berawal dari aku tidak mengangkat telponya tadi siang karena aku ada mata kuliah dan dia langsung memakiku dengan segala kata-kata kasarnya. kalau diingat-ingat aku nampak seperti b***k dimatanya tapi apa daya aku sangat mencintainya sehingga aku selalu pasrah saja. ku lemparkan ponselku diatas kasur sedikit kesal setelah mendengar ocehannya ku ingat- ingat lagi alice yang nampak lebih pendiam dibanding ruby namun aku sendiri belum yakin apa aku menyukai dia atau hanya untuk sekedar pelarian tapi pertemuanku kali ini cukup membuatku mengingatnya sepanjang malam hingga aku benar-benar tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN