Fragile

1902 Kata
Berbeda dengan orang lain yang akan bersikap kaku setelah menyatakan cinta kepada orang yang disukainya, Luka selalu memiliki tingkah berbeda yang membuatnya tampak biasa saja. Nadia sudah jelas-jelas menolaknya karena gadis itu menyukai Yao Wang sejak lama, namun Luka tetap percaya bahwa suatu hari Nadia akan menyukainya. Luka hanya belum mendapatkan hati gadis itu karena Yao Wang masih menjadi pria nomor satu di hati Nadia. Luka tidak akan memaksakan perasaannya kepada Nadia, tetapi bukan berarti ia tidak bisa untuk terus berusaha dan membuat Nadia menyukainya bukan? Ia berada di posisi yang sama dengan Nadia, sehingga Luka juga tahu perasaan Nadia yang terus ingin berusaha mendapatkan cintanya. Luka menghela napas. “Seandainya Nadia tidak ikut di pertemuan hari itu, apakah aku memiliki kesempatan untuk bersama dengannya?” “Ada apa?” Luka terlonjak kaget ketika Nadia keluar dari kamar mandi. Gadis itu menatap Luka dengan ekspresi penasaran. Ia sudah membersihkan seluruh tubuhnya dari bekas darah Liu Yantsui. Aroma vanila menguar ketika Nadia keluar dari kamar mandi. Rambut pirang pendek gadis itu basah dan menempel di dahinya. Luka tersenyum melihat hal itu. Nadia tampak lebih baik dari sebelumnya. “Tadi kau bilang apa? Aku mendengarmu menyebut namaku?” Luka tertawa. “Bukan apa-apa kok, aku hanya berpikir seberapa besar persentase perasaanku padamu terbalas di masa depan.” Nadia yang sedang menyisir rambutnya berhenti. Ia menatap wajah Luka yang terpantul dari cermin rias di ruangannya. Pria itu tersenyum ceria seperti biasa. Benar-benar seperti tanpa beban sama sekali. Seharusnya Nadia tidak perlu merasa bersalah atau berat hati, tetapi entah mengapa ia semakin merasa bersalah kepada Luka. Apakah Yao Wang juga sesekali merasa bersalah ketika dia mengabaikan Nadia dan perasaannya? Luka beranjak dari posisi duduknya dan merebut sisir yang dipegang Nadia. “Duduklah, aku akan membantumu.” Ia kemudian menyalakan hair dryer dan menyentuh rambut Nadia yang basah. Nadia diam saja ketika Luka menyentuh rambutnya dengan lembut. Ia merasa sedikit merinding ketika telapak tangan pria itu sesekali tidak sengaja menyentuh telinga atau lehernya. Nadia merasa aneh diperlakukan dengan lembut oleh Luka. Ini bukan pertama kalinya Luka menyentuh rambutnya. Dulu ketika mereka masih di Rusia, Luka sangat senang menyentuh rambut Nadia dan mengepangnya menjadi berbagai model. Nadia seharusnya sudah sangat terbiasa dengan sentuhan Luka. Tetapi setelah Nadia dan Nikolai pindah ke Makau selama beberapa tahun, ia sangat jarang—nyaris tidak pernah lagi berinteraksi dengan Luka seperti dulu. Saat ini, Nadia baru menyadari bahwa telapak tangan Luka cukup besar. Sentuhannya benar-benar berbeda dengan yang dulu pernah dilakukan olehnya. “Apa setelah ini kau akan menemui Yao Wang?” Nadia terdiam mendengar pertanyaan itu. Normalnya, Nadia akan menjawab dengan cepat bahwa ia akan menemui Yao Wang. Rasanya sudah sangat biasa Nadia mengatakan bahwa ia ingin bertemu Yao Wang kepada siapa pun yang berada di markas Bratva, namun saat ini entah mengapa ia merasa tidak enak untuk mengatakannya. Luka tertawa hingga bahunya bergetar. “Tidak ingin menjawab karena merasa tidak enak denganku ya?” “Aku hanya—” “Tenang saja Nadia. Sama seperti dirimu, aku hanya ingin menunjukkan perasaanku dan tidak ingin bersembunyi. Tidak perlu sungkan mengatakan kepadaku ketika kau memang ingin bertemu dengan Yao Wang. Lagipula, dia memang orang yang kau cintai bukan?” Nadia mengangguk. “Setelah ini aku tidak akan memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan Yao Wang.” Nadia terkekeh pelan. “Padahal sebelumnya aku benar-benar ingin agar Dragon’s Claws segera kembali ke tangan Jia Li Gege, tetapi sekarang aku malah berharap bahwa mereka bisa tinggal lebih lama di sini. Seperti tidak menghargai kemenangkan Gege saja.” “Kurasa ini juga kemenanganmu.” “Huh?” “Kau yang membunuh bedebáh bernama Liu Yantsui itu ‘kan? Jika saja dia tidak mati, konflik di markas Dragon’s Claws belum tentu sudah selesai saat ini.” “Yeah, aku hanya melampiaskan kemarahkanku karena dia membunuh Lin Xianming.” “Sahabatmu itu, aku turut berduka cita untuknya.” Nadia tersenyum tipis. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di sekolah untuk beberapa bulan terakhir sebelum aku lulus. Padahal Lin Xianming telah berjanji akan mengajakku ke Jepang setelah lulus nanti. Semua rencana itu benar-benar hancur. Mungkin, Lin Xianming seharusnya tidak berteman denganku.” “Hei, jangan mengatakan hal seperti itu. Lin Xianming berteman denganmu karena dia ingin.” “Ya tapi itu karena dia tidak tahu siapa aku dan bagaimana keluargaku yang sebenarnya. Seandainya dia tahu siapa Nadezhda Grigorev, aku sangsi dia masih mau berteman denganku.” “Kau hanya membuat asumsi sepihak, Nadia. Tujuanmu memisahkan kehidupan asli dengan kehidupan sekolah justru untuk melindungi teman-temanmu ‘kan?” “Dan kenyataannya aku tidak melindungi siapa pun.” Luka mengusap pelan kepala Nadia. “Mungkin ini hanya salah satu ujian yang harus kau lalui untuk menjadi Nadezhda Grigorev yang lebih hebat di masa depan.” “Semoga saja.” Luka menyisir rambut Nadia dan membuat helaian pirang lembut itu tampak rapi. Nadia menatap pantulan wajahnya sendiri di cermin serta wajah Luka yang tersenyum padanya. “Kau sudah siapa untuk menemui Yao Wang.” “Kau tidak ikut denganku? Di sana ada Nikolai juga, kurasa.” Luka mengangguk. “Sebentar lagi aku akan menyusul.” “Baiklah kalau begitu.” Senyum di wajah Luka luntur seketika setelah Nadia keluar. Luka jatuh terduduk di pinggiran ranjang Nadia dan menghela napas berat. Ia mengusap wajahnya sembari tertawa hambar. “Ah sial, berat sekali melihatnya selalu mengejar orang lain.” *** Di jam seperti ini, Nadia biasanya sudah melanglang buana ke alam mimpi, namun karena malam ini kemungkinan besar Liu Jia Li, Liu Tao, dan Yao Wang berada di markas Bratva, Nadia tidak ingin menyia-nyiakannya. Ke depannya, akan butuh banyak usaha untuk bisa bertemu dengan Yao Wang seperti yang sudah-sudah. Ah, bahkan ketika Yao Wang berada di markas Bratva pun, Nadia tidak selalu berhasil mengakrabkan diri kepada pria Asia itu. “Kau belum tidur, Nadia?” Tanya Nikolai sembari mengernyit ketika melihat Nadia datang. Nadia menggeleng. “Kalian sedang mendiskusikan apa? Tao sudah tidur?” “Sedikit diskusi mengenai kerja sama ke depannya. Tao sudah terlelap sejak tadi.” Jawab Liu Jia Li pelan. Nadia melirik Yao Wang yang diam saja. Nadia dengan cepat mengambil posisi duduk di sebelah pria itu. Ia menyadari sedikit pergerakan ketika bókong Nadia mendarat di sofa yang sama dengan Yao Wang. “Apakah Gege akan langsung kembali ke Hong Kong besok?” “Ya, aku harus mengurus banyak hal. Yang Jinghua sudah melaporkan kondisi di sana juga. Aku harus segera kembali agar semua terselesaikan dengan cepat.” “Jadi Yao Wang juga?” Nadia melirik pria itu, dan sama sekali tidak ada ekspresi yang berarti darinya. Nadia sampai berpikir bahwa pembicaraannya dengan Yao Wang ketika menunggu peperangan selesai di markas Dragon’s Claws sebelumnya hanyalah halusinasinya belaka. Yao Wang seperti kembali ke dirinya ketika pertama kali Nadia dengan santai menyatakan perasaannya; dingin dan mengabaikan. “Um, maaf Nadia. Aku sebenarnya tidak masalah jika Yao Wang harus berada di sini untukmu, namun Dragon’s Claws membutuhkannya. Yang Jinghua tidak mungkin bekerja tanpa Yao Wang karena anak itu pasti akan kesulitan.” Jelas Jia Li lemah lembut. Nadia tertawa. “Tidak masalah kok. Lagipula Yao memang milik Dragon’s Claws ‘kan? Mengapa Gege seperti merasa tidak enak begitu? Seharusnya aku yang merasa tidak enak karena terus-terusan mengganggu orang penting Dragon’s Claws.” Nikolai melirik adiknya. “Kau baik-baik saja, Nadia?” “Huh? Memangnya aku tampak sakit?” Nikolai menggaruk tengkuknya. “Tidak, maksudku kau sedikit berbeda.” Nadia ber-hum pelan. “Kalau begitu sepertinya aku lebih baik kembali. Selamat malam.” “Nadi—” Nikolai menghela napas melihat kepergian Nadia. Liu Jia Li mengusap bahu Nikolai pelan, berusaha menenangkan pria itu. Mereka semua tahu suasana hati Nadia sedang tidak baik-baik saja. Ia baru saja kehilangan sahabatnya, baru saja membunuh untuk pertama kalinya, dan juga merasa sedih karena Yao Wang—pria yang dicintainya sejak lama harus kembali ke markas Dragon’s Claws dan akan sangat jarang bertemu dengannya. “Bisakah saya menemui Nona Nadia?” Nikolai dan Liu Jia Li saling berpandangan mendengar permintaan Yao Wang. Mereka kemudian mengangguk, dan Yao Wang segera pergi untuk menemui Nadia. Di balkon samping, Nadia berdiri sembari menumpukan lengan di pagar balkon. Sebatang rokók dihisapnya perlahan-lahan sembari memandangi langit malam yang bersih bertabur bintang. Yao Wang mengernyit ketika melihat Nadia merokok. Seingatnya, gadis itu tidak menyukai rokók dan selalu ingin menjaga kesehatannya. “Saya tidak tahu bahwa Nona Nadia merokok.” Nadia sedikit terkejut, tampak dari bahunya yang terlonjak samar ketika suara Yao Wang menginteruspsi kegiatannya. Nadia membiarkan Yao Wang berdiri di sampingnya dan sama-sama menatap langit. “Sebenarnya aku tidak suka merokok. Hanya di saat-saat tertentu saja ketika aku…” Nadia berhenti karena ragu bagaimana mengatakannya. “Merasa tertekan?” Nadia terkekeh. “Yeah, sebut saja seperti itu.” Yao Wang merebut batang rokok yang terselip di celah bibir Nadia kemudian menginjak sisa punting tersebut hingga apinya mati. Nadia mengernyit melihat hal itu. Ia tidak suka ketika miliknya direbut bahkan jika itu hanya sebatang rokok. “Apa yang kau lakukan, Yao?!” “Maaf tapi saya tidak tahan melihat anda merokok.” “Bukankah kau juga merokok? Mengapa aku tidak boleh melakukannya? Selain itu, aku juga sudah delapan belas tahun, bukan gadis di bawah umur yang dilarang merokok.” Nadia benar, dan Yao Wang tahu itu. Bahkan banyak remaja dengan umur di bawah Nadia yang sudah lebih dulu merokok. Di Makau, anak-anak sekolah memang tidak diperbolehkan untuk merokok, namun kenyataannya banyak yang merokok di luar sekolah. Yao Wang yakin sekali di Rusia malah lebih longgar lagi. Yao Wang tidak biasanya bersikap lancang seperti itu, tetapi ia sungguh merasa terganggu melihat Nadia merokok. Nadia yang menghisap rokok sembari memandang ke langit malam itu bukan pemandangan yang ingin di lihat oleh Yao Wang. Ada sesuatu yang kosong dari tatapannya dan entah mengapa Yao Wang tidak menyukai hal itu. “Nona Nadia masih muda, anda harus menjaga Kesehatan.” Nadia mengangguk-angguk. “Yeah, yeah, terserah.” “Mengapa suasana hati anda tampak tidak baik? Apakah saya salah bicara sebelumnya?” Nadia menghela napas. “Tidak, bukan salahmu sama sekali. Aku juga tidak tahu mengapa aku bersikap menyebalkan seperti ini.” “Anda masih memikirkan kematian Nona Lin Xianming?” Itu salah satunya, tetapi ada hal lain yang membuat pikiran Nadia benar-benar tidak tenang. Ia bertingkah tidak jelas, berbicara tidak jelas, bersikap menyebalkan, dan beragam kelakuan-kelakuan yang tidak seperti Nadia seharusnya. “Hm… Bisakah kau tetap di sini Yao? Nikolai yang akan membantu Jia Li Gege, lalu kau di sini bersamaku.” “Saya tidak bisa Nona Nadia, lagipula Tuan Nikolai itu pemimpin Bratva, beliau seharusnya mengurus Bratva daripada Drgaon’s Claws.” Nadia tertawa hambar. “Nikolai tidak akan menolak kok. Lagipula Jia Li Gege itu adalah orang nomor satu yang akan diperhatikan Nikolai, jadi sebenarnya kau tidak perlu khawatir. Bratva masih memiliki Slava dan Luka yang membantu, aku juga bisa ikut menangani.” “Saya harus tetap membantu Master Jia Li. Maaf Nona Nadia, saya harus kembali.” Yao Wang membungkuk sopan dan pergi berlalu meninggalkan Nadia. Tarikan bibir Nadia sirna ketika mendengar hal itu. Ah… padahal hal seperti ini sudah sangat biasa untuk Nadia. Ia juga biasanya tidak terlalu memikirkan tanggapan Yao Wang. Ada atau tidaknya pria itu di markas Bratva, bukan berarti Nadia tidak bisa menemuinya sama sekali. Tetapi entah mengapa perasaannya benar-benar sensitif malam ini. Nadia tidak bermaksud seperti itu, ia sendiri merasa menjadi seseorang yang menyebalkan karena terlalu sensitif, namun ia tidak bisa mencegahnya karena hal tersebut berjalan begitu saja. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN