Rare Situation

1074 Kata
Nadia menatap kepergian Luka dengan pandangan bingung. Ia meraba kepalanya yang sempat diusap pelan oleh pria itu. Nadia masih tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Nadia bukannya pertama kali menerima pernyataan cinta dari laki-laki, ada banyak teman-teman sekolahnya yang secara terang-terangan menyatakan cinta kepadanya dan Nadia merasa terbiasa dengan hal itu. Tetapi Luka? Nadia benar-benar belum bisa mempercayai Luka menyatakan cinta kepadanya. Ia bahkan tidak percaya Luka bisa memiliki perasaan itu kepadanya. Selama berada di Rusia, teman bermain Nikolai hanyalah Luka. Nadia yang memiliki latar belakang sebagai anak mafia sama-sama susah mendapatkan teman meski namanya sebenarnya tidak diekspos sejelas itu. Alhasil, Nadia sering sekali mengikuti Nikolai dan bermain bersama Kakaknya itu. Secara otomatis, Luka juga mengenalnya karena sering bersama Nikolai. Nadia tidak butuh banyak teman untuk bahagia, ia sudah cukup senang dengan bermain bersama Nikolai dan Luka yang tidak mengabaikannya. Tapi mengapa? Tidak, Nadia tidak menyalahkan seseorang yang menyukainya, itu semua adalah hak setiap orang sama seperti hak Nadia untuk menyukai Yao Wang. Nadia seharusnya tidak harus memikirkannya karena ia tidak memiliki perasaan yang sama dengan Luka, tetapi disukai oleh sahabat dekat rasanya aneh. Nadia menghela napas, kembali membaringkan tubuhnya dan mengernyit kecil ketika bagian punggungnya menyentuh kasur dengan kasar. Ia mendengar keributan di luar ruangannya sejak tadi, termasuk Nikolai yang kembali dalam keadaan tertembak tidak jauh seperti Nadia sendiri. Jika keadaan Nadia tidak selemah ini, ia pasti langsung berlari keluar untuk melihat keadaan Nikolai. Sayangnya, jangankan untuk memeriksa kondisi Nikolai, hanya untuk menggerakkan tubuh sendiri saja Nadia kesulitan. Penghambatnya bukan sekadar luka tembak di punggungnya saja, melainkan sekian banyak memar berkat siksaan tidak manusiawi dari Akiyama Toshiro. Nadia akan absen masuk sekolah untuk beberapa hari, atau setidaknya itulah yang disarankan oleh dokter Reynold. Nadia sangat ingin bertemu Lin Xianming. Gadis itu cukup untuk menjadi teman bicaranya sebagai sesama perempuan. Dia juga tidak memiliki keinginan untuk ikut campur dengan masalah keluarga Nadia dan sekadar memberi saran, atau bahkan hanya didengar pun Nadia sudah senang. Well, Nadia memang tidak pernah secara eksplisit menunjukkan siapa jati dirinya yang sebenarnya kepada teman-teman sekolahnya, bahkan kepada Lin Xianming yang merupakan satu-satunya teman dekatnya. "Hah... Sial sekali seharusnya aku—" "Nona Nadia?" Nadia melebarkan matanya. Yao Wang masuk ke dalam ruangannya dengan membawa nampan berisi toples obat, semangkuk congee, serta air putih. Pria itu langsung menuju ke meja di samping ranjang Nadia dan meletakkan makanannya di sana. "Bukankah Nona Nadia bilang ingin tidur?" Nadia mengalihkan pandangannya dari Yao Wang. Bukan bermaksud apapun, ia hanya belum bisa melihat pria itu sejak pernyataan sebelumnya. Terkadang Nadia merasa berlebihan dengan responnya sendiri. Ia trbiasa ditolak oleh Yao Wang, bahkan mungkin Nadia lebih terbiasa Yao Wang yang menolak dan mengabaikannya daripada berusaha memperhatikannya. Nadia tidak keberatan dengan hal itu, dan memutuskan untuk terus mendekati Yao Wang sampai pria itu akhirnya melirik dirinya. Entah kapan, yang jelas Nadia akan berusaha. Tetapi saat ini Nadia sedang tidak dalam mood untuk bersikap tahan banting terhadap penolakan terang-terangan Yao Wang. Mengapa pula Nadia berharap pria itu menolongnya atas inisiatif pribadi, sudah jelas ia melakukannya berdasarkan perintah atau balas budi karena Bratva menolong Liu Jia Li, Bosnya yang sangat ia perhatikan sampai Nadia merasa cemburu. "Aku... Aku hanya terbangun tadi karena Luka mengunjungiku." "Tuan Luka?" Nadia mengangguk. "Dia temanku dan Nikolai di Rusia, kami cukup dekat dan ia mengkhawatirkan diriku." Yao Wang mengangguk. "Kalau begitu, Nona Nadia bisa makan congee sekarang dan meminum obatnya?" Jujur saja, Nadia sedang tidak bernapsu untuk makan apapun saat ini. Perutnya terasa tidak nyaman dan ia hanya ingin berbaring saja sampai luka-lukanya sembuh. Tetapi melihat wajah Yao Wang yang tidak sedingin biasanya membuatnya luluh. Entah apa yang ia lihat sekadar bayangan semu belaka atau memang Yao Wang sedang berusaha bersikap hangat padanya karena ia sakit. Entahlah, Nadia tidak ingin membebani otaknya untuk berpikir terlalu jauh di saat seluruh tubuhnya seperti remuk. Yao Wang mengambil meja kecil dan meletakkannya di depan Nadia. Ia juga membantu Nadia untuk duduk bersandar pada kepala ranjang dengan satu bantal sebagai alas agar punggungnya baik-baik saja. Yao Wang bahkan masih duduk di sana melihat Nadia memakan congee yang ia bawakan. Nadia jadi semakin salah tingkah dengan  kehadiran Yao Wang. Baru beberapa saat yang lalu ia begitu kesal dengan pria itu, dan sekarang ia sudah merasa kembali jatuh cinta seperti biasa. Terkadang, Nadia berpikir bahwa dirinya murahan sekali hanya untuk Yao Wang. "Yao, bagaimana keadaan Nikolai?" "Tuan Nikolai sudah ditangani oleh dokter Reynold. Beruntung karena ada Tuan Lukas sehingga Tuan Nikolai bisa ditangani segera." Jelas Yao Wang. Nadia mengangguk-angguk sembari memakan sedikit demi sedikit congee di hadapannya. Situasi di antara mereka terasa benar-benar kaku. Nadia merindukan dirinya yang bisa dengan gampang mengajukan pertanyaan, berganti-ganti topik, sampai dalam taraf membuat Yao Wang bingung menghentikan mulutnya berbicara. Siapa sangka luka-luka yang diterima pasca siksaan Akiyama Toshiro membuat Nadia kehilangan sementara kemampuan berbicaranya yang luar biasa. “Anda baik-baik saja, Nona Nadia?” Nadia menaikkan sebelah alisnya bingung. “Baik-baik saja? Yang mana yang kau tanyakan tentang baik-baik saja? Tubuhku—?” —atau hatiku? Kata-kata terakhir hanya berada di tenggorokan Nadia dan tidak benar-benar ia ucapkan. Yao Wang mungkin akan langsung menghentikan percakapan dan beranjak pergi jika Nadia mengungkit perihal itu. Jujur saja, mendapati situasi privat dengan Yao Wang tanpa dia merasa risih adalah hal yang sangat jarang terjadi. Mungkin bukan situasi yang benar-benar Nadia inginkan, namun ia juga tidak keberatan. “Anda terlihat seperti menahan sesuatu? Apakah ada yang terasa sakit atau perlu saya panggilkan dokter Reynold kemari?” Nadia menggeleng keras. “Tidak perlu, aku bahkan sudah tidak merasakan sakit lagi karena bingung mana yang harus kurasakan terlebih dahulu. Seluruh tubuhku membiru karena hantaman Akiyama. Lagipula, dokter Reynold sedang menangani luka Nikolai, biarkan saja.” Yao Wang berdiri dari kursinya, membuat Nadia mendongak dan menatapnya kebingungan. “Apa yang kau—“ “Tolong maafkan saya, Nona Nadia.” Yao wang membungkuk dalam-dalam, membuat Nadia benar-benar terkejut dengan hal itu. “Hei, kau tidak perlu sampai melakukan itu. Lagipula, ini salahku sendiri yang mengikuti mereka sampai ke markas Dragon’s Claws.” “Saya seharusnya datang tepat waktu. Mungkin, jika saya lebih kuat, anda tidak perlu terbaring dalam keadaan lemah seperti ini.” Nadia menghela napas. Ia mengusap pelan rambut Yao Wang dari kepalanya yang membungkuk, membuat pria itu terkejut. Nadia tersenyum saat menyadari Yao Wang tidak berusaha menyingkirkan tangannya. Entah itu karena Yao Wang merasa bersalah, atau Yao Wang hanya ingin menunjukkan keloyalannya. Yang manapun, untuk saat ini Nadia tidak masalah. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN