Kasus Baru

2106 Kata
Seorang pemuda terlihat asik merebahkan tubuhnya santai ditemani film yang menguras otak, orang lain yang melihatnya mungkin akan berpikir dia adalah seorang pemuda malas yang tak mengerjakan pekerjaan disaat orang lain sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sayangnya pemuda ini tidak seperti itu, pekerjaannya tak selalu sering ia lakukan tapi seringkali ia berpergian kebanyak tempat dan negara untuk menyelesaikan pekerjaannya. Mungkin kalian bertanya-tanya tentang apa pekerjaannya? Dia adalah Private Detective/Private Investigators yang terkenal handal tapi berhati dingin. Disaat pemuda ini sedang serius menikmati film yang ia lihat tiba-tiba saja TVnya dimatikan hingga membuatnya kesal dan tak lama ia berbalik menatap siapa yang berani mengganggu waktu santainya, tapi saat mengetahui siapa yang menganggunya pemuda ini menghela nafasnya kasar dan ia sudah bisa menebak kenapa orang ini ke rumahnya. "Job again, Right?" tanya pemuda ini datar. Orang yang duduk tak jauh dari pemuda ini menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan pemuda ini, melihat pemuda ini mengerutkan dahinya seakan-akan memintanya untuk menjelaskan pekerjaannya kali ini. Tak ingin membuat pemuda ini kesal padanya, akhirnya ia menjelaskan dimana pekerjaan mereka kali ini. Pemuda ini pun mendengarkannya dengan serius dan sesekali alisnya naik tanda ia sedang berpikir sesulit apa kasus yang akan ia tangani, setelah mengerti ia pun kembali menyalakan TVnya. "Kali ini kita bakal pergi ke Indonesia Jun, laporan rincian kasusnya udah saya kirim ke email anda. Kurang lebih isi kasusnya dugaan pembunuhan bukan kematian tiba-tiba nanti anda baca-baca lagi laporannya Jun," tutur orang yang di tatap lekat pemuda ini. Melihat respon menyebalkan pemuda ini membuat orang yang sejak tadi duduk santai jadi melemparkan bantal yang ada di sofa, sementara pemuda ini terkekeh geli melihat teman sekaligus orang kepercayaannya kesal dengan responnya. Merasa di tertawakan membuat orang itu memarahi pemuda ini, sedangkan pemuda itu malah mengajaknya ngobrol santai dan mengingatkan untuk menyiapkan semuanya dengan baik karena dirinya tak suka ada kesalahan sekecil apapun. "Kalo diajak ngobrol bilang iya atau apa Jun Cheol! Astaga saya kayak lagi ngomong sama dinding sekarang! Ngeselin banget ya anda," omel Jin Young kesal. "Tenang aja saya denger Jin Young, mending kamu check-check lagi persiapan kesana karena saya gak mau ada kesalahan sekecil apapun nanti," tutur Jun Cheol datar. "Ya kalo anda dengerin berarti anda harus jawab Jun Cheol! Tenang aja saya gak mungkin bikin anda kecewa Jun Cheol, oh iya saya denger makanan disana banyak makanan pedas apa anda akan baik-baik saja?" ujar Jin Young khawatir. "Apa saya mengizinkan anda mengatur seperti apa saya harus bersikap Jin Young? Bagus, jangan buat saypa malu. Mengerti? Pasti ada makanan lain yang bisa saya makan bukan? Apa kamu mendoakan saya tidak baik-baik saja disana?" tutur Jun Cheol dingin. "Saya hanya memberi tau bukan bemaksud mengatur anda Jun, saya mengerti. Saya tidak bilang tidak ada makanan lain Jun Cheol! Saya bilang makanan disana banyak makanan pedas astaga! Mana ada seperti itu" ucap Jin Young menjelaskan. "Baiklah-baiklah, apapun itu saya akan baik-baik saja selama makanannya tidak pedas jadi jangan khawatir. Oh iya kapan waktu berangkatnya?" tanya Jun Cheol datar. "Besok siang, kenapa Jun Cheol?" tutur Jin Young bingung. "Hanya bertanya," tutur Jun Cheol santai. Jin Young yang mendengar jawaban konyol Jun Cheol membuatnya kembali melempar bantal yang ada di sofa lalu berjalan meninggalkan temannya yang menyebalkan, sementara Jun Cheol yang di lempar bantal hanya terkekeh geli dan tak lama ia mendengar suara pintu tertutup dengan bunyi cukup kencang.    Mendengar bunyi pintu semakin membuat Jun Cheol terkekeh senang dan bergumam sendiri sebelum akhirnya ia kembali fokus dengan film yang sempat terhenti gara-gara Jin Young tadi. "Ahahahaha! Dasar pemarah, sudah tau bercanda itu menyenangkan mengapa ia masih sangat temperamental sekali ck dasar!" gumam Jun Cheol senang. Waktu santai Jun Cheol pun ia habiskan dengan menonton film dan bersantai seharian hingga akhirnya kini dirinya dan Jin Young sedang menunggu penerbangannya sambil menyantap cemilan agar perutnya tak terlalu kosong. Sementara Jin Young yang merasa ada yang aneh dengan ekspresi Jun Cheol membuatnya mempertanyakan apa yang sebenarnya temannya pikiran disaat seperti ini, mendengar ucapan Jin Young membuat Jun Cheol menatapnya bingung. "Ekspresi anda kenapa Jun? Gak biasanya anda seperti ini," tanya Jin Young khawatir. Tak ingin membuat temannya khawatir akhirnya Jun Cheol mengatakan apa yang ada di pikirannya sejak tadi, sedangkan Jin Young mendengarkan Jun Cheol dengan serius karena Jun Cheol jarang bercerita seperti ini. "Ada yang menganggu pikiran saya Jin Young, kenapa laporannya seakan meminta bantuan bukan memerintahkan? Apakah kasus baru yang akan saya hadapi berjalan dengan baik? Saya tau saya handal dan sudah biasa dengan hal semacam ini tapi rasanya ada perasaan khawatir dengan apa yang menunggu kita disana," lirih Jun Cheol bingung. Perkataan Jun Cheol memang terdengar membingungkan tapi Jin Young tau pasti ada alasan mengapa Jun Cheol mengatakannya, sedangkan Jun Cheol yang mendengar ucapan Jin Young membuatnya lebih memilih mengajak Jin Young pergi dari sana. "Saya percaya anda pasti memiliki alasannya saat mengatakan hal seperti ini? Apakah anda melihat sesuatu di mimpi anda?" tutur Jin Young serius. "Benar! Alasan saya mengatakan ini karena tak ingin teman saya khawatir, ah bukan apa-apa! Saya sudah selesai makan ayok segera pergi saja dari sini," tutur Jun Cheol santai. Belum juga Jin Young menjawab ucapan Jun Cheol, pemuda itu sudah berjalan mendahuluinya hingga Jin Young terpaksa berlari untuk menyamai langkah besar Jun Cheol. Mereka pun di periksa sebelum memasuki pesawat dan sesampainya di pesawat Jun Cheol terlihat sibuk membaca email yang Jin Young kirim kemarin. Melihat Jun Cheol yang serius justru membuat Jin Young meledeknya, mendengar ledekan Jin Young membuat Jun Cheol menatapnya tajam tapi ia tetap menanggapi ucapan temannya walaupun sebenarnya Jun Cheol bisa saja mendiami Jin Young. "Semangat banget dapet kasus barunya! Jangan bilang lu gak baca-baca pas kemarin Jun Cheol? Keterlaluan kalo lu belum baca," ledek Jin Young geli. "Iya kemarin gue gak baca sama sekali," ujar Jun Cheol datar. Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Jin Young melongo dan mengomeli tingkah Jun Cheol yang biasa seperti ini tapi yang diomeli justru tenang-tenang saja bahkan tetap memandang laporan di emailnya dengan serius seakan tak memperdulikan ucapan Jin Young. "Kenapa dari kemarin anda gak baca-baca Jun? Udah bosen hidupkah? Informasi ini penting banget Jun Cheol! Jangan biasain kayak gini Jun nanti lu repot sendiri," omel Jin Young kesal. Melihat Jun Cheol yang tenang-tenang saja bahkan tak memperdulikannya membuat Jin Young bergumam kesal tapi Jun Cheol justru menanggapi gumaman Jin Young dan Jin Young lebih memilih menyahutinya seadanya. "Gak ngerti lagi kenapa anda bisa setenang ini setiap nyelesain kasus Jun ... entah kasusnya terlalu mudah atau emang anda yang genius," gumam Jin Young datar. "Kita harus tenang dalam nyelesain pekerjaan ... anggap aja gue yang genius lagipula anda kenal  saya bagaimana bukan," sahut Jun Cheol dingin. "Kenal! Sangat kenal sampe pengen saya sudahlah," sahut Jin Young datar. Mendengar respon Jin Young yang datar membuat Jun Cheol menyunggingkan senyumannya lalu kembali fokus dengan laporan yang sedang ia pegang, penerbangan berjalan lancar hingga akhirnya mereka berdua sampai di Indonesia. Sesampainya di bandara Jin Young segera menarik Jun Cheol mengikuti langkahnya untuk memasuki taxi agar mereka berdua bisa langsung istirahat di hotel, sedangkan Jun Cheol yang sama lelahnya hanya bisa mengikuti langkah besar Jin Young. Tak butuh lama untuk mereka berdua sampai di hotel dan Jin Young pun tak lupa membayar taxi lalu ia kembali sibuk memesan kamar terbaik untuk mereka berdua, sementara Jun Cheol mencoba memahami keadaan sekeliling yang hampir mirip dengan negara asalnya. Setelah selesai memesan kamar untuk mereka berdua, tak lama Jin Young langsung menarik Jun Cheol yang sibuk menatap sekelilingnya hingga tak menyadari jika Jin Young telah menyelesaikan urusannya. Sedangkan Jun Cheol menatapnya tajam saat mereka berdua sampai di lift, Jun Cheol merasa hari ini dirinya seperti koper yang di tarik-tarik seenaknya saja hingga  akhirnya mereka berdua berdebat tanpa sadar. "Anda lupa ya saya orang bukan koper! Ngasih tau saya bisakan," omel Jun Cheol kesal. "Astaga gak gitu Jun Cheol! Kelamaan kalo ngomong dulu tuh lagipula anda juga cape kan? Lebih mending saya tarik terus bisa istirahat atau ngomong tapi waktu istirahatnya ke pake? Mending mana coba," tutur Jin Young menjelaskan. "Apa susahnya tinggal ngomong aja Jin Young," ujar Jun Cheol masih kesal. "Tenaga saya perlu untuk ngerjain yang lain Jun, astaga!" tutur Jin Young lelah. "Padahal saya gak minta kamu pidato loh! Anda cuma perlu bilang Jun sini! Saya bakal ngikutin anda Jin Young!" omel Jun Cheol dingin. "Oke lain kali saya bilang gitu! Kalo kamu masih nanya sih bener-bener ...," tutur Jin Young terhenti. Disaat keduanya sibuk berdebat, tak lama suara lift terbuka terdengar begitu nyaring hingga membuat Jun Cheol berjalan keluar lebih dulu lalu diikuti Jin Young yang merasa lelah dan kesal disaat bersamaan. Sesampainya di kamar hotel yang telah di pesan, Jun Cheol langsung melemparkan tubuhnya pada kasur sedangkan Jin Young meletakan bawaan mereka di dekat lemari sebelum akhirnya ia memeriksa jadwal besok dan memesan makan malam. Melihat Jin Young yang sibuk membuat Jun Cheol merasa bersalah dan ia mengingatkan Jin Young untuk beristirahat karena mereka baru saja sampai beberapa menit lalu, akan sangat merepotkan jika orang kepercayaannya jatuh sakit. "Kita mulai kerja besok Jin Young, mending anda istirahat dulu!" tutur Jun Cheol mengingatkan.    Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Jin Young mengalihkan pandangannya, tak lama ia mengukir senyum terbaiknya saat merasa Jun Cheol khawatir padanya. Sedangkan Jun Cheol mengerutkan dahinya bingung melihat temannya tersenyum seperti itu, akhirnya mereka berdua pun mengobrol santai mencoba mencairkan suasana dingin tadi. "Dih senyum lagi?! Gak biasanya anda senyum kayak gitu," tutur Jun Cheol bingung. "Daripada saya marah? Eh ngomong-ngomong mau makan malam apa Jun?" ujar Jin Young. "Cepet tua nanti kalo anda marah, apapun terserah aja asal gak turun lagi saya lelah oh iya makanannya jangan pedas ingat!" ucap Jun Cheol datar. "Iya saya tua karena anda Jun! Baiklah saya pesan dulu," tutur Jin Young lembut. Setelah melihat Jin Young sibuk memesan makanan, Jun Cheol terpaksa bangkit dari posisi nyamannya untuk membersihkan tubuhnya agar ia bisa tertidur dengan nyaman nanti. Di saat Jun Cheol sibuk dikamar mandi, tak lama Jin Young mendengar suara bel tanda makanan yang ia pesan sudah  datang.    Benar saja makanannya sudah datang, tak lupa Jin Young mengucapkan terimakasih lalu ia menutup pintu dan bergegas meletakkan makanan di meja selagi masih hangat. Tak ingin Jun Cheol makan makanan yang dingin membuat Jin Young berteriak mengingatkan Jun Cheol jika makanannya sudah datang. "Jun! Jun Cheol!!! Makanannya sudah datang! Cepat mandinya!" teriak Jin Young mengingatkan. "Iya!" teriak Jun Cheol tak kalah keras dari Jin Young. Mendengar teriakan Jun Cheol membuat Jin Young menunggu Jun Cheol selesai mandi, merasa jenuh menunggu Jun Cheol akhirnya Jin Young memilih meletakkan pakaian dan isi koper mereka berdua ke dalam lemari lalu setelah selesai Jin Young menyibukkan dirinya dengan mengecek ponselnya. Setelah bermenit-menit berlalu akhirnya Jun Cheol keluar dengan wajah yang lebih segar dan ia segera menghampiri Jin Young masih sibuk dengan ponselnya, keduanya pun mengobrol mengenai pekerjaan esok dan makanan yang tersaji dihadapan mereka berdua. "Hm harumnya! Apa nama makanan ini? Pedas tidak?" tanya Jun Cheol penasaran. "Tentu saja! Yang ini namanya soto betawi, nah yang itu tumis buncis, yang itu kerupuk lalu yang itu punya saya pedas," tutur Jin Young menjelaskan. "Sepedas apa? Apa nama makanan punya anda Jin Young?" tanya Jun Cheol masih penasaran. "Cukup pedas anda tidak akan suka, namanya telur balado Ya! Jangan di ambil Jun! Kan saya sudah bilang pedas mengapa dimakan?!" omel Jin Young kesal. "Ah pedas! Air air Jin Young!" ujar Jun Cheol panik. "Ini! Ini ... makanya kalo dikasih tau di dengarkan dulu! Sudah membaik? Masih pedaskah? Ini kunyah kerupuk ini cepat!" tutur Jin Young membantunya. "Ah segarnya, habis makananya terlihat lezat mana tau sepedas itu! Tenang saja sudah tidak apa-apa oh iya besok kita akan kemana?" tanya Jun Cheol bingung. "Besok akan survey lokasi dan bertemu dengan orang yang mengirim email," ucap Jin Young.  "Baiklah, kasus baru! Siapkan dirimu untuk terungkap!" ujar Jun Cheol dingin. Mendengar ucapan Jun Cheol membuat Jin Young menggeleng-gelengkan kepalanya tanda ia tak mengerti dengan jalan pikiran Jun Cheol saat ini, sementara di rumah megah dan terlihat mewah ada seorang yang tiba-tiba bersin saat sedang menikmati teh hangatnya membuat orang yang disampingnya menatapnya bingung. Lembaran baru telah terbuka secara perlahan-lahan hingga menampakkan sekertas putih yang bersih dan polos, siapa yang tau apa yang akan tertulis apa disana bukankah semua hal yang terjadi telah tergariskan tanpa sadar. Tunggu dan lihat saja bagaimana rahasia mengikat harsa yang tak bersalah, terlihat indahkah atau terlihat memuakkan kah yang tertulis disana. Tak ada yang mengusik semesta dan tak ada yang bisa bersembunyi selamanya dari rahasia, semudah itu alur bergerak tapi manusia selalu mencari jalan sulit padahal tak ada salahnya dengan menunggu. Tak selamanya Rahasia bisa terpendam bersama harsa, terkadang ada Harsa dalam Rahasia yang tak pernah disadari. Jadi bersiaplah!, lihat bagaimana seorang Choi Jun Cheol memecahkan kasus baru yang diberikan padanya. |Bersambung|
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN