BAB 53_PERLAHAN

1246 Kata

"Katakan lagi," lirihku dengan suara bergetar, menyeruak rasa di dadaku. "A-aaku di sini, Mas! Diandra Safaluna ada di sini," ucap Luna terdengar berat. Nafasnya hangat terasa di punggungku. "Katakan lagi! Aku tak mendengarnya." "Mas!" pekik Luna mengeratkan pelukannya sambil terisak. Aku membalikkan tubuhku dengan cepat. Kupeluk istriku. Kucium kepalanya, dahinya, pipinya, bibirnya. Aku memeluknya erat bersamaan dengan air mataku berurai deras dan jatuh di tubuhnya. Luna tak kalah histerisnya. "Maas ... aku pulang, Mas! Aku ... aku masih hidup, Mas!" isaknya mengeratkan pelukannya. Lagi-lagi aku mencium keningnya. Kuangkat wajah istriku. Dia masih menangis dan menatapku sekilas lalu membuang wajahnya. "Kenapa kau membuang wajahmu sayang? Kamu tak tahu, aku hampir mati karena kehila

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN