"Wa-wa-waaaalaikummssalaam," jawabnya terbata. Suaranya serak dan berat. Sangat jauh dengan Luna yang memiliki suara merdu, nyaring. "Namamu siapa?" tanyaku. "Diana. Hanya Diana," jawab Ayu Ruminang. Aku mengangguk dan mempersilakan mereka masuk rumah. "Aku tak bisa berlama-lama. Kutitip Diana padamu, Sayudha. Jaga dia dan lindungilah dia. Aku mohon, demi aku, perlakukan dia dengan baik. Aku akan sering datang menjenguknya. " Tak ada kalimat yang bisa aku ucapkan. Perasaanku campur aduk. Mengapa serasa ada yang aneh sejak kemunculan wanita bercadar itu. Seperti aku merasa .... Ah sudahlah .... Aku tak ingin kejadian di toko baju itu terulang. Aku merasa sudah hampir gila. Aku melihat kedua wanita itu berpelukan. Kupandangi mereka. Demi apapun, aku seperti melihat Miss Harram dan An

