"3!" Ayu Ruminang menghitung mundur sembari memukul tanah. "2!" Luna mencoba melepaskan diri namun tubuhnya terkunci. "1! Yeeaaach!!! Yuuuuhhh!!!" Ayu Ruminang bangkit, bersorak riang karena Luna kalah tarung. Wanita berhijab itu terbatuk-batuk saat lehernya sudah terlepas dari gengaman Ayu. Apalagi masih ada bekas sayatan luka yang belum mengering, menambah rasa sakitnya. 'Huuuft. Sial. Sakit sekali. Semoga kemenangan ini membuatnya bahagia. Aku senang' bisik hati Luna tersenyum. "Kecepatanmu sudah sangat jauh meningkat, Miss Harram. Kau luar biasa!" "Kau baru menyadarinya sekarang," decak Ayu Ruminang membersihkan dirinya dari debu dan rumput kering. Kedua wanita itu tersenyum. 'Ciiih ... kau kira aku bodoh? Kau sengaja tak menggunakan kaki jenjangmu itu untuk mengambil

