Kedua mata Bagas terbelalak kala bangun usai pergulatan panasnya bersama Clara, ia sontak terperanjat melompat turun dari kasur. Matanya menatap tajam tubuh Clara yang hanya terbalut kan oleh selimut tebal. Entah sejak kapan mereka sudah berpindah tempat ke hotel. "Astagfirullah!" Mendengar suara Bagas yang cukup besar, kedua mata Clara pun mengerjap membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. "Eung. Ada apa, Gas?" "Harusnya saya tidak melakukan semua ini! Saya sudah mengkhianati Dea," gumam Bagas pada dirinya sendiri. Ia menatap jijik pada Clara yang menatapnya licik. Bukannya merasa bersalah, Clara malah dengan santainya beranjak dari pembaringan tanpa merasa malu walaupun tubuhnya saat ini tengah tak berbusana. Ia berjalan ke sudut meja yang berada tak jauh dari tempatn

