"Aku ngapain ya? Aku bingung! Dan lagi ada kak Hanbin disini membuat aku makin salting! Aarrgh bagaimana ini???", suara lamunan Hayi di dalam hati. Lamunannya terasa makin mendalam kalau tambah lama dia berpikir.
"..Yi! Hayi! Nama kamu Hayi kan?"
Terdengar ada orang yang menepuk bahunya dan memanggilnya membuat Hayi tersadar akan lamunannya. Suara yang memanggil seperti suara kak Hanbin. Akhirnya dia membalikkan badan dan ternyata benar kak Hanbin sedang ada di hadapannya sekarang!
Seperti mimpi menurut Hayi. Mukanya tiba-tiba memerah dan mukanya terasa panas. Hatinya berdebar kencang tak karuan.
"Hai, nama kamu Hayi,kan? Lee Hayi kelas 1-B? Kenapa daritadi kamu melamun? Buat apa kesini kalo melamun ya kan?",kata Hanbin dengan ramahnya.
"I...i..ya,ya! Ngapain aku kesini kalo cuma melamun? Hehehe", jawab Hayi dengan agak gugup dan salting.
"Kamu... Apa kamu mau nemenin aku main sampai puas?",tanya Hanbin serius.
"Eh?! A..... Apa boleh? Nanti pacar kakak marah lagi sama aku?",jawab Hayi agak ragu.
"Aku gak punya pacar kok! Ayo cepat! Kalau gak cepat nanti kita tidak kebagian lho!",ajak Hanbin cepat.
"Tapi aku..."
Belum selesai Hayi menjawab, Hanbin langsung menarik tangannya.
"Ayo, kita hari ini bersenang-senang sampai puas ya, Hayi!",tawa Hanbin senang.
Tawa Hanbin yang terlihat senang membuat hati Hayi makin berdebar kencang. Apalagi Hanbin sepertinya tidak sadar telah menggenggam tangannya dengan kuat. Mereka hari ini seperti sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Hayi merasa hari ini adalah hari yang paling indah buatnya. Seperti kencan pertamanya dengan orang yang sungguh dia suka dan sayangi.
"Coba hari ini terus begini dan tak pernah berakhir. Tuhan, aku ingin bersamanya terus. Hayi mohon...",kata Hayi dalam hati.
Coba saja Hanbin tahu perasaannya, mungkin hatinya tak akan uring-uringan kayak begini. Tapi... untuk mengungkapkannya saja Hayi merasa tak mampu. Dia takut ditolak oleh Hanbin. Dia tak ingin sakit hati. Dia hanya ingin begini terus walau tak mungkin. Karenanya ia langsung membuat dirinya berani untuk jadi 'pemuja rahasia' Hanbin.
"Wah... permainan tadi seru ya! Rasanya mau main terus!",seru Hanbin semangat.
"I...i..ya aku juga!",jawab Hayi gugup.
Hanbin daritadi sepertinya tidak sadar atau sengaja ya? Karena tangannya terus menggenggam kuat tangan Hayi kemanapun itu. Di jet coaster, di sea world, di taman. Aah... pokoknya seperti orang yang asyik pacaran,deh
Hayi yang ingin kalau tangannya daritadi digenggam Hanbin dilepas karena malu sama orang-orang yang disekitarnya. Mukanya bukan hanya merah kayak tomat tetapi lebih seperti udang mateng yang baru diangkat dari panci.
"Aah...malunya! Malu! Aku betul-betul malu!",seru Hayi dalam hati.
Mukanya jadi menunduk terus di saat mereka jalan-jalan.
"Ah! Hayi kamu lapar gak? Tidak terasa sekarang sudah jam 12 lho! Berarti daritadi kita main sampai tidak ingat waktu ya! Hehehe",kata Hanbin sambil melihat jam tangannya.
Hayi yang ingin menjawab pertanyaan Hanbin tadi tidak bisa ngomong karena terlalu gugup. Hanbin yang merasa pertanyaannya tidak ditanggapi langsung menatap Hayi yang daritadi diam.
"Hayi? Kamu kenapa? Sakit? Atau sebenarnya kamu tidak ingin main disini tapi kamu merasa tidak enak sama aku, lalu kamu paksakan?"
Hayi yang sebenarnya ingin menjawab bingung mau ngomong apa. Hanbin yang tidak sadar menunggu Hayi menjawab, akhirnya dia langsung mengangkat wajah Hayi yang daritadi menunduk.
"Kamu kenapa? Kok mukamu merah? Kamu sakit?",tanya Hanbin dalam.
Hayi yang gugup jadi tambah gugup apalagi mukanya sama Hanbin dekat sekali. Dia makin salting. Rasanya mau pingsan. Mukanya terasa lebih panas dari sebelumnya. Gimana nanti Hayi mau dicium kalau dianya pingsan duluan gara-gara gugup? Sudah tau dia gugup, Hanbin malah tambah mendekatkan wajahnya ke dia. Hanbin betul-betul terasa tidak peka.
"Badanmu tidak panas kok! Tapi kenapa mukamu merah?",tanya Hanbin bingung.
"A...a..aku memang tidak apa-apa kok kak! Tidak usah khawatir! Hehehe"
Mulut Hayi akhirnya bisa ngomong juga. Kalau tidak Hanbin bisa salah paham.
"Bagus deh kalau begitu! Kamu lapar kan? Ayo, cepat kita pergi ke tempat teman-teman makan!"
Sekali lagi Hanbin menarik tangannya dan menggenggam dengan erat. Hati Hayi terasa mau jebol!
Hari ini betul-betul berharga bagi dirinya lalu merupakan hal yang tka terlupakan.
"Hey, itu mereka! Lama sekali kalian ini! Kemana aja emangnya? Pacaran ya? Hehehe. Bahaya nih!", goda teman-teman Hanbin yang ikut.
"Ehem! Teman-teman, kalian merasa hari panas sekali tidak? Eh, punya kipas gak? Siapa yang punya?", kata Suhyun yang melihat Hanbin menggenggam Hayi temannya, Hayi.
"Iya,ya panas banget hari ini! Sampai keringatan begini nih! Bajuku basah!",goda yang lainnya pura-pura sibuk kesana kesini.
"Kak, tanganku boleh dilepas sekarang tidak?", kata Hayi malu karena teman-temannya mulai menyadari hal ini. Hanbin daritadi tidak sadar,akhirnya langsung melepaskan tangan Hayi.
"Maaf Hayi! Aku tidak sengaja!",kata Hanbin yang merasa bersalah. Dia langsung sadar akan hal yang telah terjadi. Mukanya juga mulai memerah. Hanbin yang cuek jadi terlihat salting. Seperti bukan Hanbin saja. Baru kali ini dia, Hayi melihat orang yang dia suka dan kagumi bersikap lain dari biasanya. Seperti baru kenal saja. Di benaknya pernah terpikir apakah sifat kak Hanbin tadi menunjukkan bahwa dia punya perasaan yang sama dengannya?
"Ah, tapi gak mungkin",pikir Hati pesimis.
Setiap kali memikirkan perasaan suka ini hatinya terasa sakit sekali. Rasa putus asa terasa menghampirinya. Hayi merasa tak boleh kegeeran akan hal ini.
"Mungkin tadi kak Hanbin juga malu digoda seperti itu sama aku", pikirnya Hayi.
Sikap Hanbin tadi memang menunjukkan kalau dia keliatan senang digoda. Tapi perasaan orang kan tidak ada yang tahu. Kelihatannya semua orang dianggap teman dan saudaranya. Termasuk Hati mungkin.
"Terasa tak mungkin dia menyukaiku juga seperti aku menyukainya sejak dulu".
Selesai pesan makanan, Suhyun lalu minta tolong kakak kelas yang cowok untuk mengambil hadiah yang sudah dia janjikan ke Hayi.
"Nah, Hayi matamu baru boleh dibuka kalau sudah hitungan ke tiga ya! Hehehe"
Hayi menuruti apa yang diperintahkan Suhyun.
"Kak, kakak! Cepat!",bisik Suhyun ke kakak kelas yang dia minta tolongin tadi.
"Oke, siap ya Hayi. Kuhitung sampai tiga! Satu... Dua... Tiga! Buka matamu!"
Begitu Hayi membuka matanya perlahan-lahan, dia seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini. Hayi menggosok-gosokan matanya lalu pipinya dia cubit sendiri. Ternyata ini bukan mimpi! Benar-benar nyata dan gak bisa dipercaya olehnya.
"Kak Seunghyun! Kenapa bisa ada disini? Gimana kuliahnya di sana? Kukasih tahu papa lho kalo kakak bolos!",teriak Hayi kaget dan panik berat.
"Tenang Hayi! Aku cuma liburan sebentar disini kok! Panggil aku T.O.P atau Tabi ya!"
Seunghyun langsung memeluk Hayi karena sudah lama tidak bertemu.
"Ah, kakak kangen banget sama kamu! Hayi tambah besar dan tinggi ya!",ungkap Seunghyun alias T.O.P senang.
"Ugh... Kak sesak nih! Gak bisa napas! Lepasin!",seru Hayi.
Kakak kelas yang tidak tahu akan hal ini hanya bisa bengong melihat mereka. Termasuk Hanbin yang kelihatan kaget juga dengan pertemuan yang tidak terduga ini.
"Ah...maaf aku ganggu sebentar",sela Hanbin.
"Kak Hanbin ada apa?", tanya Hayi.
"Dia... Kakakmu?",tanya Hanbin yang mewakilkan yang lainnya juga.
"Eh, ya! Hehehe. Maaf ya kakakku ini kelihatan tidak sopan kayak begini. Aku juga tidak tahu kalau dia bakal datang kok!",jelas Hayi.
"Sembarangan kamu Hayi! Biarpun tidak sopan begini-begini aku kakakmu lho!",bela T.O.P.
"Lalu, kenapa kakak bisa ada disini,coba?"
Seunghyun/T.O.P menghela nafasnya dan berkata,"kalau mau tahu lebih jelasnya, tanyakan ke temanmu Suhyun. Kenapa dia suruh aku pulang kesini".
Tunjuk Seunghyun/T.O.P ke Suhyun yang daritadi tersenyum.
"Hyun,jadi ini hadiah yang kamu maksud? Kenapa kamu suruh kakak pulang?"
Suhyun hanya tersenyum lebar.
"Hyun, kenapa sih kamu senyum aja aku tanya? Jawab dong!",pinta Hayi yang penasaran akan hal ini.
"Gak enak ngomong disini, Hayi! Banyak orang! Nanti aja ya!"
Pernyataan Suhyun tadi membuat Hayi menjadi tambah penasaran dan bingung.
"Pasti ada yang dirahasiakannya",pikir Hayi dalam hatinya.
Sore pun tiba, matahari mulai membenamkan dirinya. Tak terasa mereka dari pagi hingga sore bermain di taman bermain sampai puas. Yang tertinggal hanya rasa lelah.
"Hayi adikku! Ayo kita pulang!",teriak Seunghyun sambil mengejar Hayi.
"Ah,apaan sih sih? Jangan pegang-pegang,coba! Kakak ini katak anak kecil saja!",kata Hayi sebal.
"Hayi, kak Seunghyun! Kalian naik bus yang jurusan satunya, kan? Aku ikut ya! Soalnya hari ini ortuku tidak ada dirumah!",kata Suhyun.
"Boleh saja sih! Tapi... Apa gak apa-apa kalo rumahmu kosong?",jawab Hayi ragu.
"Tenang,tenang! Rumahku dikunci rapat kok! Dan aku sama keluargaku masing-masing punya kunci duplikat. Jadi gak usah khawatir,"jawab Suhyun bangga.
"Ngeri banget temanmu Hayi! Sampai-sampai satu keluarga punya kunci duplikat sendiri-sendiri!,"kata Seunghyun heran dan berlagak sok kepalanya pusing.
"Gak usah didengerin Suhyun! Dia emang daridulu begitu! Nyebelin!",sambung Hayi.
"Gak apa-apa kok! Hehehe"
Tet! Tet!
Suara berisik dari klakson bus di stasiun berarti sebentar lagi bus mereka berangkat.
"Wah, sudah waktunya kita pulang! Duluan ya kakak-kakak!",seru Hayi yang langsung menaikki bus.
Setelah masuk bus dan duduk, Hayi langsung membuka jendela bus. hampir lupa Hayi akan satu hal penting.
"Ah! Kak Hanbin terima kasih ya! Aku duluan!",kata Hayi sambil melambaikan tangannya ke luar.
Tak lama bus penuh dan siap berangkat.
"Wah... akhirnya bisa santai. Begitu sampai rumah mau berendam!",kata Seunghyun sambil tiduran di bus.
"Dasar kakak ini! Bikin malu aja!"
Bus yang mereka naikkin pun melaju melesat menuju rumah Hayi. Saat mereka sedang duduk nyaman di bus, Hp Hayi berbunyi. Berkali-kali dan berisik.
"Hayi... Angkat dong! Berisik tau!",suruh Seunghyun yang terbangun dari tidurnya gara-gara bunyi hp Hayi.
"Gak! Malas ah! Palingan orang usil itu lagi!",tolak Hayi.
"Siapa? Pacarmu ya Hayi?",goda Suhyun yang mendengar percakapan mereka.
"Bukan! Sembarangan!"
Mendengar jawaban temannya yang kelihatannya mau marah dan tidka suka, Suhyun malah terus menggoda Hayi di sepanjang perjalanan pulang yang melelahkan. Kira-kira siapa ya orang yang suka miscall Hayi itu?
Seminggu setelah dari taman bermain itu, Hayi dan teman-teman mulai disibukkan dengan tugas sekolah yang menumpuk. Setiap hari ada saja tugas. Betul-betul melelahkan untuk bulan ini. Tidak hanya tugas yang menyibukkan Hayi, tapi juga miscall usil yang malah semakin sering ada di hpnya. Setiap dicek ada. Tak pernah absen. Kehadiran miscall usil itu malah seperti kak Hanbin. Hayi sebenarnya ingin mengurus miscall usil itu, tetapi Hayi tidak ada waktu rasanya. Apalagi katanya sebentar lagi sekolahnya mengadakan festival setiap tahun. Setiap kelas harus menyiapkan acara. Entah itu drama,bikin cafe kelas,bazar kelas, penampilan band kelas dan lain-lainnya. Kelas Hayi membuka cafe teh yang enak. Tehnya juga bermacam-macam tidak hanya satu jenis. Mereka seduh sendiri tidak instan. Itu merupakan ciri khas yang ingin ditampilkan kelas Hayi. Sebenarnya tidak hanya teh, yang lainnya juga ada. Seperti kopi,ice cream, puding, cake dan lain-lain. Semuanya enak-enak lho! Hayi kali ini mendapatkan tugas sebagai pelayan cafe di kelasnya. Betul-betul bikin Hayi gugup karena nanti misalnya ada kak Hanbin datang bersama teman-temannya ke kelas Hayi, dia harus melayaninya. Melihat kak Hanbin dari jauh saja sudah bikin Hayi gugup apalagi dia harus melayani kak Hanbin sebagai tamu di kelasnya.
"Mudahan aku tidak gugup! Aamiin!",dia Hayi dalam hati.
"Hayi! Kamu ngapain disitu? Ayo, bantuin dong!",teriak salah seorang temannya.
"Oh iya! Aku segera kesana! Tunggu!"
Hayi langsung berlari menuju ke teman-temannya yang lain.
Hari ini,esok dan seterusnya Hayi akan betul-betul sibuk menyambut festival sekolah barunya untuk tahun ini.
"Misi, permisi! Tolong permisi ya! Tolong!",teriak Hayi melewati lorong sekolahnya yang ramai dengan membawa bahan-bahan untuk cafenya. Betul-betul repot,sibuk dan melelahkan hari-hari menjelang festival. Semua repot dengan kelas masing-masing. Setiap kelas dihiasi macam-macam hiasan yang unik dan lucu-lucu. Terbayang dari sekarang kalau festival tahun ini bakal meriah sekali. Hayi pun sekarang sibuk. Hayi harus bolak-balik ambil bahan-bahan untuk cafe di kelasnya. Karena terlalu terburu-buru, Hayi tak sengaja menabrak orang.
Bruk!!!
Hayi dan barang yang dibawanya jadi berhamburan.
"Aduh sakit! Ah kamu gak apa-apa? Maaf, maafkan aku!",kata Hayi panik.
"Aduh...gak,gak apa-apa kok! Aku yang salah gak lihat-lihat jalannya!"
Cewek yang ditabrak Hayi itu tersenyum.
"Wah.... Cantik sekali",kagum Hayi dalam hatinya.
Baru kali ini Hayi melihat cewek yang wajahnya seperti artis terkenal begitu. Dibandingkan dengannya mungkin jauh sekali. Pasti banyak cowok yang suka sama cewek itu.
"Maaf ya! Aku betul-betul minta maaf! Oh,ya kamu model?",tanya Hayi.
"Iya, aku ikut model dan teather di sekolah dan dan diluar. Perkenalkan namaku Joen Somi",jawab cewek itu ramah.
"Eh... Perkenalkan juga namaku Lee Hayi. kamu anak kelas berapa?"
Tiba-tiba hp Hayi berbunyi lagi. Bikin Hayi kaget dan sebel karena obrolan mereka jadi terputus. Tetapi Hayi berusaha tetap cuek dan tidak peduli dengan miscall usil itu.
"Kenapa gak diangkat?",tanya Somi bingung.
"Oh palingan orang iseng dan usil yang gak ada kerjaan miscallin hp orang setiap saat",ucap Hayi.
"Eh aku harus pergi dulu ke klub dan latihan!",seru Somi yang langsung berdiri setelah membantu Hayi dan melambaikan tangan ke Hayi.
"Sudah dulu ya Hayi! Kapan-kapan kita ngobrol lagi!"
Setelah Somi pergi, Hayi pun lari menuju kelasnya.
"Fiuh! Akhirnya hari ini selesai juga.... Capek banget!",ucap Hayi lemas.
"Iya,ya sudah selesai. Tapi... Untuk hari ini aja lho Hayi! Ayo keluarkan semangatmu dong Hayi!",kata Suhyun yang berusaha menyemangatinya.
"Iya,ya.... Ohya Suhyun hari ini kau ketemu cewek yang cantik banget seperti artis lho! Namanya kalau gak salah Joen Somi dan dia model juga!"
"Eh? Dia anak kelas satu? Kayaknya aku pernah dengar anak yang namanya Joen Somi itu deh?"
"Kayaknya sih, iya. Aku gak yakin sih soal itu karena saat ngobrol aku malah di gangguin miscall usil itu terus. Memangnya kamu kenal?"
"Enggak sih! Cuma aku pernah dengar gosip kalau anak yang namanya Joen Somi itu dekat dan pacaran sama kak Hanbin!",jawab Suhyun serius.
"Apa?! Masa sih? Kenapa gak bilang dari tadi?"
"Eits, tenang dulu kenapa? Itu kan baru gosip! Gosip! Jadi jangan dipikirkan ya! Hehehe"
"Iya sih... Tapi kalau benar gimaan dong? Dan jangan-jangan Somi juga suka sama kak Hanbin? Arrgh. . gawat banget kan jadinya! Gimana ini? Mana mungkin aku bisa menang darinya?",jawab Hayi panik berat.
Wajah Hayi langsung pucat dan lemas.
"Tenang Hayi. Jangan dipikirkan! Itu baru gosip dan gosip gak semuanya benar kan? Kamu sungguh-sungguh kan suka sama kak Hanbin?",hibur Suhyun.
"Iya dong! Kalau gak mana mungkin aku mau repot-repot ikutan basket,les gitar diluar,ikut calonin diri jadi anggota OSIS dan Pramuka!Rasa sukaku padanya lebih besar dari siapapun itu!",ucap Hayi dengan semangat 45 (kayak mau ikutan perang aja nih! Hehehe).
"Nah, gitu dong! Itu baru Hayi namanya! Sahabatku yang baik, selalu semangat dan tidak mudah menyerah dalam hal apapun!"
Suhyun langsung dirangkul Hayi dengan kuat dan erat. Hayi senang punya sahabat yang pikirannya sedewasa Suhyun,baik dan pengertian. Semangatnya Hayi timbul lagi karena setiap dia sedih dan susah, Suhyun pasti menghibur dan memberikan nasehat yang baik seperti mamanya. Hayi seperti mempunyai seseorang kakak dan mama yang bisa membimbing serta menuntunnya ke jalan yang benar. Memang sekarang Hayi lagi suka sama kak Hanbin, tetapi dia tidak akan lupa berterima kasih pada sahabatnya. Cinta memang penting tetapi persahabatan harus tetap nomor satu di dunia ini. Kalau tidak ada teman atau sahabat siapa lagi yang mau menolong kita selain keluarga? Dengan siapa lagi kita bisa merasa suka dan duka? Takkan ada cinta bila tidak ada pertemanan serta persahabatan. Dunia akan terasa lain dan aneh karena orang-orang akan masing-masing hanya sibuk mengurusi dirinya sendiri. Semua orang bisa jadi egois karena tidak ada namanya pertemanan serta persahabatan di dunia ini. Dunia akan terasa kejam. Jadi, ingat jika kita sekarang sudah ada pacar,jangan lupakan teman atau sahabat kita yang sering membantu dan menolong kita dalam hal apapun termasuk cinta. Kalau tidak ada mereka mungkin kita sekarang tidak pernah bisa pacaran dengan orang yang kita suka. Mereka menolong kita sepenuh hati supaya kita bisa jadian sama orang yang kita suka misalnya. Jangan rusak pertemanan atau persahabatan karena ada cowok atau cewek yang mungkin disukai teman kita atau kita sendiri. Jangan pernah lupakan hal penting seperti ini ya!
TBC
Hai para reader apa kabar kalian?
Moga sehat dan bahagia selalu
Tetap jaga kesehatan dan kebersihan biarpun dirumah aja ya
Maafkan kalo baru bisa update sekarang.
Moga suka dan enggak bosan nungguin update terbaru ya
tolong kasih saran dan kritik yang membangun ya!
No kasar,no bully dsb!
Kalo mau dibaca balik komen asalkan kalian baca juga bukan sekedar review belaka!
*dicari reader yang serius aja, PHP mah lewat!
Mudahan kalian gak bosen mampir kemari
Sekian dulu ya
Mohon maaf kalo masih ada kesalahan, kekurangan dan kehilafan di dalam cerita ini.
jangan lupa RCLS
read,komen,like sharenya
Take care all
Enjoy for reading this story
Take care everyone
Bye bye ❣️❤️