Masuk ke dalam taksi dengan tergesa, Poni menghembuskan napas. Ia melihat ke belakang namun tidak ada yang mengejarinya membuatnya kembali bernafas lega. Kenapa? Kenapa sekarang? Kenapa harus dia menjadi tetangganya? Kenapa juga Poni masih mengingat namanya?! Oh sial .... Mana wanita yang bilang dia sudah kembali, melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru hidupnya?! Melihat Ansel saja dia langsung lari terbirit-b***t. Di saat mata mereka bertemu dan mematung bersama, Poni dengan cepat berlari kecil menuju lift meninggalkan Ansel yang masih berdiri di sana. Oh itu bukan definisi membuka lembaran baru... Poni mengacak rambutnya dan bergerak liar di kursi belakang membuat sopir menatap Poni dari kaca di atasnya dengan tatapan aneh. Jedai yang ia gunakan terlepas begitu saja. “Apaka

