“Jangan bilang itu makan siang kita...” tanya Tina di seberangnya membuat Poni yang baru saja tiba mengangguk. Wanita itu juga datang lebih awal seperti Poni. “Kenapa kau berkeringat?” tanya Alex yang menyadari bahwa Poni terengah ketika duduk. “Ah, aku baru saja berlari.” Poni tentu saja tidak berbohong. Ia berlari kecil menuju lift dan keluar dari area apartemen. Dengan jantung berpacu, ia bahkan sangat gelisah menunggu transportasi umum berhenti di depannya. Dan ia harus lanjut berlari kecil lagi menuju kantor divisinya supaya tidak bertemu dengan Ansel. Well, siapa yang tahu. Pria itu menggunakan mobil mewahnya, dia bisa saja datang lebih dulu dari pada Poni lalu menghadang Poni di depan pintu utama perusahaan. Itu tidak lucu sama sekali. Alex memberikan kotak tisu dari meja lain

