Setelah menata hatinya dengan baik akhirnya Geisha tiba di suatu tempat, cewek itu berhenti di sebuah rumah besar yang terlihat tidak memiliki penghuni. Mata indahnya menatap pada bagian gerbang, masa lalu mulai melintasi benaknya, dan menaburkan kenangan-kenangan indah. Geisha menyentuh kaca pada jendela mobilnya, ia mengelusnya perlahan, lalu tersenyum kecil. Seandainya orang itu masih ada, mungkin ia bisa melalui semuanya dengan baik. Jika saja orang itu masih ada di sisinya, ia tidak akan berada dalam posisi yang sulit seperti saat ini. “Bastian, apa kabar?” Geisha terlihat begitu sedih kala nama itu terucap dari bibirnya. Ia mengingat wajah seseorang yang menjadi sosok malaikat dalam hidupnya, orang yang selalu bisa menjaga tutur kata, dan selalu lembut. Cewek itu menarik napasnya

