Aku risih setiap kali Pak Reza dengan sesuka hati memegang tangan ini. Tidak nyaman, selama ini teman laki-laki yang memegang tangan ini hanya Bimo dan Fajar. Mereka sama sekali tidak punya perasaan lebih terhadap diri ini. Lain halnya dengan guru PPL satu ini. Setiap kali pasti akan menyatakan isi hatinya. Aku lelah mendengarnya. "Kak, nanti ini buat kita semua, ya." Aku mengatakannya pada Kak Sofi yang sedang duduk santai. "Siap," jawab Kak Sofi penuh semangat. Kak Sofi tampak senang melihat pempek yang aku bawa. Mama sendiri yang membuatnya. Rasanya pun pasti lezat. Terlebih pempek kulit, favoritku. Sayangnya kali ini hanya ada pempek kapal selam dan cuko-nya saja. "Sebentar, Kak, aku antar ini buat Ibu dan Mas Panji." Aku izin pada Kak Sofi untuk mengantar pempek buatan mama.

