Bunga Mawar

1412 Kata
Di sorot mata Bara tampak terlihat ada kilatan emosi. Pria itu masih belum bisa mencerna pemikiran sahabatnya yang dengan mudahnya menyimpulkan suatu hal sepenting itu. Bagaimanapun kerasnya ia berpikir, otaknya masih belum menemukan titik yang bisa digapai oleh logikanya. Apa yang disampaikan oleh Rafa benar-benar sepertinya sangatlah tidak mungkin. “Ck … lo selama ini hanya dengar apa kata orang. Gue nggak asal nuduh, gue ngalami sendiri. Dia itu bukan perempuan baik-baik, lo jangan sampai tertipu dengan wajah polosnya yang mungkin hanya pura-pura aja. Makanya jangan mudah percaya apa kata orang,” jawab Rafa sambil menyeruput kopi hitamnya. “Emang lo tahu sendiri? Karena yang Dirga bilang, kalau adiknya itu ingin menolong pria yang sudah menyelamatkan hidupnya dulu. Dia memang kagum pada sosok itu, dan dia juga ingin membalas budi. Lo tahu Dirga, CEO Himalaya & Co? Nggak mungkin lo nggak tahu sama kakak ipar lo sendiri, kan?” tanya Bara yang kekeh tidak percaya dengan ucapan sahabatnya. Rafa yang mendengarkan ucapan dari sahabat baiknya sempat terdiam sejenak. Di sisi lain hatinya ada perasaan senang, tetapi di sisi yang lainnya pria berhidung mancung itu tidak mungkin meragukan perkataan dari kekasihnya. “Sandra … Sandra yang sudah kasih tahu gue niat wanita licik itu agar bisa menikah dengan gue, dan dia juga yang kasih gue bukti kalau Bella yang udah berusaha membunuh Mama,” ucap Rafa dengan santai sambil menyandarkan punggungnya. “Apa, Sandra? dan lo percaya begitu aja sama mulut perempuan itu? Bener-bener bodoh lo, Fa. Gue kira lo sepintar penampilan lo, ternyata kalian berdua memang serasi. Sama-sama bodoh,” ucap Bara yang benar-benar sudah terlihat emosi. Bahkan, pria pemilik sorot mata yang meneduhkan itu juga terlihat sudah mengepalkan tangannya yang ada di atas meja. Bara benar-benar harus bisa menekan emosinya kembali ke dasar agar hasrat untuk menghajar sahabatnya tidak sampai meluap ke permukaan. Pria itu benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabat baiknya. Menurutnya orang bodoh sekalipun akan bisa menilai siapa yang telah berbohong. Sahabatnya ternyata tidak bisa belajar dari kisah cinta pertamanya. Di mana dulu juga karena hasutan membuat Rafa tega berselingkuh dari tunangannya yang sempurna. “Maksud lo apa, Bar? Sandra kekasih gue, jelaslah gue percaya sama dia,” ujar Rafa datar. Lelaki angkuh itu mulai lelah memberi pengertian pada sang sahabat. Bagaimana bisa sahabat baiknya belum mengerti juga dengan yang dia maksud. Wajah seseorang bisa dengan mudah menipu hal yang sebenarnya terjadi. Banyak orang yang bersembunyi dibalik topeng wajah polos demi mewujudkan rencananya. “Jadi kalian masih bersama?” tanya Bara kembali untuk meyakinkan pendengarannya. Bara tidak menyangka jika sahabatnya tidak bisa bersyukur telah mendapatkan istri secantik dan selembut Bella. Bahkan, diluaran banyak para pengusaha muda yang rela mengantri untuk mendapatkan hati seorang Bella. Namun, sahabatnya malah menyia-nyiakan berlian yang begitu berharga. Benar-benar lelaki bodoh yang tidak bisa bersyukur, menurutnya. “Kami malah sudah tinggal bersama. Ingat, jangan kasih tahu siapa pun termasuk Mama gue. Kalau nggak gue akan semakin nyakitin Bella tanpa ampun,” jawab Rafa mencoba untuk mengancam Bara agar tidak buka mulut tentang hal ini ke mamanya. Rafa benar-benar pria yang licik, dengan menggunakan nama Bella. Pria tampan yang tidak memiliki hati itu telah berhasil membuat Bara terdiam. Meskipun terdiam tampak terlihat raut wajahnya yang dipenuhi emosi. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, akhirnya Bara pun hanya bisa mengepalkan tangannya sambil mengeraskan rahangnya sebagai penyaluran emosinya, karena tidak bisa menolong perempuan malang tersebut. “Gue nggak nyangka punya sahabat serendah lo, dan gue yakin lo akan menyesal suatu saat nanti, karena udah menyakiti perempuan sebaik Bella. Kalau memang lo benci sama dia, cepat ceraikan dia, dan gue orang pertama yang dengan senang hati akan mengambil bekas lo. Bella terlalu sempurna untuk menjadi istri seorang pria banci seperti lo, Fa.” ucap Bara dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pria jangkung itu pun tidak dapat menahan emosinya lagi, dan detik kemudian ia segera beranjak dari duduknya dan meninggalkan sahabatnya seorang diri. Rafa terlihat kaget dengan respon yang diberikan oleh sahabatnya. Ia pun hanya bisa menatap punggung Bara yang berjalan meninggalkannya dengan tatapan kebingungan. ‘Maksudnya apa dia bilang aku banci dan akan mengambil Bella dariku. Bella yang salah kenapa dia malah menyalahkan Sandra?’ batin Rafa yang masih belum bisa mencerna semua ucapan dari sang sahabat. Rafa benar-benar sudah dibuat tak berdaya oleh Sandra. Milyuner muda itu tidak lagi bisa menilai dengan jernih siapa yang harus disalahkan di sini. Di dalam pandangannya hanya Bella yang patut disalahkan. ‘Kenapa semua orang membenci Sandra? Sebenarnya apa salah kekasihku hingga semua orang tidak menyukainya?’ tanya Rafa dalam hati. Pria tampan itu lagi-lagi hanya menyimpan tanda tanya besar di dalam benaknya. Di mana sebuah pertanyaan yang hingga kini belum ia temukan jawabannya. Lelah dengan pemikirannya sendiri, akhirnya lelaki itu juga bergegas meninggalkan café. Rafa melajukan mobilnya langsung menuju ke rumahnya. Dalam hati pria itu masih terus terngiang-ngiang perihal ucapan Bara yang menyampaikan jika Bella ingin menolong untuk menghidupkan perusahaannya kembali dan mengenai pria yang dikagumi oleh istrinya itu. ‘Tidak mungkin Sandra berbohong padaku,’ batin pria kejam itu tak ingin ucapan sahabatnya itu mempengaruhi hatinya. Tak terasa mobil Rafa sudah tampak terlihat memasuki halaman rumah megah bergaya klasik. Saat pria itu keluar dari mobil yang sudah terparkir dengan sempurna, matanya tak sengaja melihat Bella dari jauh sedang menyiram tanaman. Rafa sedikit banyak tahu kesukaan Bella yang salah satunya menyukai bunga mawar yang saat ini sedang wanita itu siram. Laki-laki itu memang pernah mencari latar belakang wanita yang ingin dinikahinya dulu. Dari situlah ia mengetahui apa yang Bella sukai. Bahkan, latar belakang istrinya itu sangat bersih dari skandal apa pun. Jadi, Rafa lumayan banyak tahu hal tentang Bella. Ya … termasuk jika istrinya penyuka bunga. Bella menyukai bunga mawar yang indah seperti perempuan itu. Bedanya, mawar penuh duri membuat siapa pun yang ingin menyentuhnya harus berhati-hati agar tidak tertusuk duri-durinya. Bedanya dengan gadis cantik itu, Bella tidak berduri. Buktinya, selama ini, gadis cantik itu tidak membalas setiap sentuhan Rafa yang selalu menyakiti fisiknya dan juga hatinya. Wanita yang berstatus sebagai istri sahnya itu selalu pasrah menerima setiap pukulan, tamparan, dan bahkan tendangan dari sang suami. Katakanlah Bella sangat bodoh, karena tidak mau kabur dan malah memilih untuk bertahan hidup di dalam neraka yang diciptakan oleh suaminya sendiri. Semua yang wanita itu lakukan hanya demi keselamatan orang tuanya. Gadis itu tidak bisa membayangkan, jika orang tuanya harus menerima kekejaman Rafa hanya karena dirinya. Ketika Bella membalikkan badannya, matanya melihat Rafa yang sedang menatap ke arahnya. Untuk beberapa saat suami istri itu saling memandang dalam diam. Namun, keduanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing. ‘Rumah tangga macam apa yang kau persembahkan pada ku, Mas?’ tanya gadis itu dalam hati sambil memberikan tatapan sendu. ‘Benarkah kau hanya seorang wanita licik yang hanya ingin semakin menindasku di saat aku terpuruk dulu, Bella? Tatapan polosmu membuatku tak percaya, tapi kenyataannya semua yang dikatakan Sandra benar, kau dan keluargamu hanya ingin semakin menindasku. Karena di saat aku terpuruk, tidak mungkin aku akan menolak tawaran dari Papamu. Aku sangat membencimu, Bella,’ batin Rafa. Detik kemudian tatapan pria itu yang semula teduh, kini berubah menjadi tatapan yang penuh dengan amarah. Bahkan, tampak sorot kebencian terpancar dari matanya. Bella yang menyadari perubahan dari tatapan suaminya, akhirnya memilih segera kembali membalikkan badannya untuk membelakangi suaminya kembali. Apa yang dilakukan oleh perempuan itu membuat suaminya bergegas memasuki rumah untuk menemui kekasihnya. Jalan jodoh mereka sungguh rumit, mereka bisa bersama karena teka-teki yang belum bisa terpecahkan hingga saat ini. Kekeliruan dan prasangka Rafa membuat Bella terjerembab ke dalam jurang rumah tangga yang begitu dalam. Bisikan atau lebih tepatnya sebuah hasutan telah merasuk ke dalam tulang sum-sum CEO muda tersebut. Bahkan, perkataan yang masuk ke dalam telinganya itu valid atau tidak, nyatanya telah ditelan mentah-mentah oleh pria itu. Padahal apa yang ia dengar terkait syarat investasi untuk perusahaannya, yang seharusnya ditelaah dengan matang terlebih dahulu. Lebih dari dua tahun dia menyiksa istri cantiknya yang tidak tahu apa-apa. Hanya karena sebuah dendam yang tak beralasan, membuat rasa simpati untuk Bella tenggelam tergantikan dengan rasa kebencian yang telah terpupuk. Mungkin debaran yang dulu mati-matian Rafa hempaskan karena alasan tidak ingin mengkhianati kekasihnya itu masih ada. Hanya saja si pemilik hati tidak menyadarinya karena rasa sayang tersebut sepertinya sudah tertimbun dengan kebencian di tempat yang paling dasar dalam hatinya. Yang tampak saat ini hanya rasa ingin menyakiti yang semakin menggebu-gebu. Hasrat untuk melihat wanita yang saat ini berstatus sebagai istri sahnya terluka dan terpuruk juga semakin besar ia inginkan. Memang jika hati sudah dibutakan oleh dendam, membuat seseorang menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN