Gaven terdiam, ia tidak memiliki kata-kata untuk membela diri. Terlebih, semua gambar yang terdapat di kaleng itu adalah orang-orang yang diberitakan di televisi. “Ma—maafkan, Gaven. Ayah ....” Gaven seketika berlutut dan tertunduk. “Mengapa, Gaven! Mengapa, ha? Mengapa kamu sudah membohongi ayah dan ibu. Mengapa kamu harus membunuh lagi dan lagi. Ada apa denganmu, Nak?” Matheo mencerca Gaven dengan pertanyaan yang sulit untuk dijelaskan. Walau bagaimana pun Gaven menjelaskan alasannya, tentu Anna dan Matheo tidak akan bisa menerima. Kebohongan Gaven kali ini sudah kelewat batas. Mereka kecewa. Gaven beringsut dan mendekati ayahnya yang tengah terisak dengan mimik marah dan kecewa. Ia memegang kaki Matheo dan meminta maaf kepada ayahnya. “Ayah ... Demi Tuhan, tolong maafkan Gaven. Ga

