Pagi ini, langit terlihat cukup mendung bahkan hawa dingin pun terasa begitu menusuk ke kulit. Meski begitu, banyak insan yang sudah memulai kegiatan mereka hari ini.
Salah satunya adalah dia. Seorang gadis fresh graduate yang telah siap untuk masuk kerja di hari pertama.
"Aruna tenang, ini pekerjaan yang baik. Jadi jangan mengecewakan," gumam gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin.
Aruna Yudhistia, gadis yang baru saja genap berusia 22 tahun. Tinggal sendiri di sebuah rumah kecil yang berada di pusat kota.
"Lo bisa, lo bisa!!" Aruna menepuk pipinya berkali kali sambil membuang nafas kasar.
Tampilan sederhana ala-ala pegawai baru. Atasan kemeja putih dengan bawahan rok span selutut warna hitam serta blazer berwarna hitam. Meski sederhana, tak bisa dipungkiri visual Aruna sungguh mengesankan.
"Let's go Aruna, you can do it!"
Gadis itu menaiki angkutan kota untuk menuju ke kantor tempat ia diterima kerja. Sepanjang jalan ia terus merasakan gugup. Mengingat perusahaan swasta yang menerimanya itu adalah perusahaan ternama.
Untuk mengurangi gugupnya, Aruna memilih membuka ponselnya sekedar memeriksa berita harian yang disuguhkan di internet.
Arjuna Praditya kembali membuat dunia bisnis gempar. Adhyaksa Corp berhasil mendapatkan proyek pembangunan gedung kembar pencakar langit seharga 195 Triliun.
Sebuah berita mengenai Adhyaksa Corp muncul sebagai trending topic di berita harian. Banyak artikel yang memuat berita mengenai keberhasilan seorang Arjuna Praditya dalam membawa Adhyaksa Corp menjadi perusahaan property termaju.
"Gilaa, seriusan gue bakal kerja di perusahaan se-epic ini?" Aruna berdecak kagum melihat begitu banyak artikel yang memuat prestasi perusahaan tersebut.
"Kok foto pemiliknya ngga ada ya?" Aruna mencari-cari foto dari pemilik Adhyaksa Corp tersebut, tapi nyatanya ia tak mendapatkan apapun. Bahkan sosial media sang CEO hot itu juga tak diketahui "Misterius banget,"
"Katanya boss Adhyaksa Corp itu masih lajang loh. Udah hampir kepala 4 sih, tapi menurut orang yang pernah kerja disana, dia itu definisi sesungguhnya dari pangeran berkuda putih,"
Entah mengapa, kalimat yang dilontarkan Putri beberapa hari yang lalu itu, kini terngiang-ngiang di kepala Aruna. Ia jadi penasaran pada sosok boss itu yang sebenarnya.
"Arjuna Praditya. Hmm semenarik itu kah?"
Beberapa saat kemudian, Aruna telah sampai di tempat tujuan. Mulutnya terbuka melihat sebuah gedung megah di depannya
"Wow,"
Ia meneliti gedung itu, begitu luas dan juga tinggi dengan gaya atsitektur yang begitu modern "Beneran lucky banget gue kerja disini,"
"Permisi,"
"Ya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis dengan ramah.
"Saya Aruna Yudhistia. Yang bulan lalu ikut interview. Dan kemarin saya dapat email katanya saya diterima bekerja disini," Aruna menunjukkan ponselnya yang menampilkan email dari akun resmi perusahaan.
"Oh, jadi anda Nona Aruna? Baik, mari ikut saya," sang resepsionis berjalan di depan Aruna, mengantar gadis itu ke dalam.
Aruna makin dibuat tak bisa berkata kata kala melihat dalam gedung itu yang jauh lebih indah daripada bagian luarnya. Begitu modern dan mewah.
Mereka berdua memasuki lift dan terlihat sang resepsionis menekan tombol angka 10. Aruna sedari tadi hanya diam hingga akhirnya lift terbuka.
"Mari," Aruna mengangguk kemudian masuk ke sebuah ruangan yang terlihat luas dengan pemandangan kota yang terbentang dari jendela yang luas di sana.
"Tuan, arsitek baru kita sudah datang," ucap sang resepsionis pada sesosok yang masih duduk di kusi hitam memebelakangi dua perempuan itu.
"Kamu boleh kembali Hani,"
Wanita yang ternyata bernama Hani itu pun membungkuk sekilas "Baik Tuan," ia pun meninggalkan ruangan tersebut menyisakan Aruna yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
"Aruna Yudhistia,"
Aruna sedikit tersentak saat namanya disebut oleh pria itu. Terdengar dari suara sang pria yang berat dan menginterupsi. Bulu kuduknya meremang seketika.
"Baru saja lulus?"
Aruna mengangguk pelan "Iya Pak,"
"Panggil saya Tuan,"
"I-iya Tuan,"
*Set
Aruna mematung, ia terdiam saat kursi itu berputar 180 derajat, hingga pria itu kini menghadapnya.
"Is he human? No, he is an angel," gumam Aruna dalam hati.
"Kamu akan menjadi salah satu tim arsitek Adhyaksa Corp. Selama 1 tahun ini adalah masa percobaan kamu,"
Aruna tak bergeming. Ia diam dengan tatapan tak bisa diartikan. Merasa diperhatikan dengan tatapan aneh, pria bernama Arjuna itu berdehem
"Ekhemm,"
Aruna terkesiap, ia mengerjapkan matanya beberapa kali "Eeee apa Tuan?"
Arjuna menatap datar gadis itu. Sebelah alisnya terangkat "Kamu tidak dengar?" tanyanya dingin.
"Maaf Tuan," balas Aruna pelan dengan kepala tertunduk.
"1 tahun ini masa percobaan kamu. Saya harap kamu bisa berkontribusi baik dalam perusahaan,"
"Baik Tuan,"
"Kamu bisa keluar sekarang,"
"Baik Tuan, saya permisi,"
"Silakan Nona, ini ruangan anda,"
Aruna mengamati setiap sisi ruangan tersebut. Cukup luas dan nyaman. "Terimakasih eee--"
"Grace Anne, panggil aja Grace," wanita itu mengulurkan tangannya.
Aruna menjabat tangan wanita itu "Aruna, salam kenal Kak,"
"Oh ya, karena kamu masih baru. Maka kamu diizinkan untuk berkeliling ke seluruh bagian perusahaan," ucap Grace setelahnya.
"Ohh gitu ya Kak? Saya sendiri gitu?" tanya Aruna dengan polos.
Grace terkekeh kemudian menggeleng pelan "Tuan Arjuna sudah bilang ke saya untuk menemani kamu berkeliling. Bagaimana, kita mulai tour perusahaannya?"
Aruna mengangguk antusias "Ayo Kak!"
Aruna bersama Grace mengelilingi setiap sudut perusahaan tersebut. Berulang kali Aruna bergumam memuji kemewahan interior kantor tersebut.
"Gimana?"
Aruna langsung menoleh kemudian tersenyum lebar "Keren banget Kak. Ngga nyangka aku bisa kerja disini,"
Grace ikut tersenyum melihatnya "Yaudah yuk, udah semua. Sekarang saat kamu perkenalan sama karyawan lain,"
"Hei semuanya," di sebuah ruangan lebar dengan beberapa bilik kerja yang tersekat-sekat, orang-orang yang tengah sibuk bekerja seketika menoleh ke sumber suara.
"Kenalin, gadis muda ini akan jadi divisi rancangan pembangunan di Adhyaksa Corps yang baru. Namanya--" Grace menoleh ke Aruna seraya mengedipkan matanya.
Aruna mengerti kemudian meluaskan arah pandangannya "Aruna Yudhistia. Salam kenal semua," ia membungkuk sekilas kemudian kembali menegakkan tubuhnya.
"Hallo Arunika, salam kenal kembali ya,"
"Muda banget, cantik lagi,"
"Fresh graduate ya? Hebat bisa keterima disini,"
Begitulah respob para karyawan disana. Aruna tersenyum lebar, ia rasa hari hari di kantor ini akan menyenangkan.