khyone masuk ke dalam kantor Jason, banyak mata yang langsung memandang Khyone. Seakan dia sedang menilai penampilan Khyone dari atas hingga bawah.
Tidak mau peduli dengan hal itu, Jason pun langsung mengajak Khyone masuk ke dalam ruangannya. Yang ada di lantai paling atas kantor ini.
Sesampainya di depan ruangan, Khyone juga bisa melihat sekertaris Jason yang seksi. Belahan d**a yang cukup terlihat.
Dia menunduk, dan Khyone pun hanya menatap Jason dengan datar. Siapa tahu saja Jason tergoda dengan wanita seperti itu. Wanita yang lebih murah dibanding Khyone. kalaupun iya Khyone akan mendepak jason saat ini juga.
khyone duduk di sofa ruangan ini. Dia pun membahas setiap inci ruangan ini yang cukup luas dan besar. Bahkan dengan brengseknya ruangan ini juga ada bar kecil di ujung dekat pintu emas.
"Banyak orang menatapku, apa nanti mereka tidak akan mengadu pada istrimu. Jika aku datang ke sini bersamamu?" kata Khyone.
Dia harus memasang kuda-kuda sebelum menyerang lebih dulu. Dia hanya tidak suka jika hidupnya diusik dengan orang lain.
"Tidak. Mereka hanya tahu kalau aku sudah menikah, tetapi tidak tahu bagaimana wajah istriku." jawab Jason.
Sedikit merasa lega Khyone pun langsung mengangguk. Dia berjalan ke arah lemari pendingin kecil di ruangan ini mengambil minum soda dan juga meneguknya.
"Jadi istrimu juga tidak pernah ke sini?"
Jason menggeleng, "Dia hanya tahu kantor pusat saja, ini belum tahu."
"Keluargamu?"
"Ku pikir mereka juga tidak tahu."
Khyone mengangguk dia pun melepaskan sepatu yang dia kenakan, hingga dia berjalan dengan kaki telanjang.
"Apa yang kamu kerjakan?" tanya Khyone membungkuk di hadapan Jason, dengan tangan yang ditaruh di pinggiran meja sebagai penyangga.
Jason menoleh lalu mengecup bibir Khyone singkat, "Menciummu." katanya.
Khyone menegakkan kan dia pun menjauh dari Jason. Lalu diikuti, diikuti Jason yang melakukan hal sama.
Khyone berdiri di depan dinding kaca yang menghadap luar. Dia bisa melihat banyak bangunan dan juga rumah dari atas sini.
Hingga Khyone mendapat pelukan dari Arah belakang. Khyone tersenyum saat tangan Jason masuk ke dalam baju setengah badan yang Khyone kenakan, dan mengusapnya dengan lembut.
"Aku ingin memiliki malaikat kecil darimu." bisik Jason dengan suara seraknya.
"Aku tidak mau." tolak Khyone.
"Kenapa? Kamu tidak mau menjadi ibu dari anakku?" ucap Jason menatap Khyone bingung.
Bukannya Khuone sangat mencintainya? Lalu kenapa dia tidak ingin mengandung anak Jason?
"Aku hanya takut saat aku hamil kamu akan pergi." jawab Khyone dengan tatapan kosongnya.
Jason diam dia pun langsung membalikkan tubuh Khyone, dan menangkup kedua pipi Khyone dengan tangan tinggi.
"Cukup empat tahun aku meninggalkanmu, setelah ini tidak. Aku bahkan ingin sekali memiliki buah cinta denganmu, dan aku akan mempertahankan kamu di samping aku."
Khyone menatap Jason dalam mencari kebohongan disorot kedua bola mata Jason saat ini. Dia masih cukup takut saat ini, empat tahun dia menunggu dan Jason menerima wanita lain. Walau saat ini Jason menjadi miliknya tetapi dia tidak suka berbagi.
"Apa jaminanya?"
"Aku akan meninggalkan semuanya demi kamu." jawab Jason meyakinkan Khyone.
Bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Khyone, tapi dia cukup senang. Tidak ada yang salah jika dia hamil, dia bisa saja mengikat Jason selalu di sampingnya dan pulang nanti.
Tidak buruk.
"Yasudah, aku mau." kata Khyone akhirnya.
Jason pun langsung mengecup bibir Khyone dengan lembut. Tanpa banyak tanya dia pun menggendong Khyone masuk ke dalam kamar di dalam ruangan ini. Yang didesain khusus jika dia tidak akan pulang.
Jason menjatuhkan tubuh Khyone di atas ranjang, menciumnya membabi buta seakan dia tidak bisa melepaskan Khyone untuk bernafas.
"Aku ingin kau di atas sayang." ucap Jason dengan suara serak.
Khyone tersenyum dia mendorong tubuh jason hingga bangkit dari atas. Lalu tanpa permisi pun dia langsung membuka pakaian Jason sampai tela-njang bulat di hadapannya. Mengusapnya dengan lembut dan menggigit bibir bawahnya.
"Aku menyukai pahatan ini." kata Khyone dan membuat Jason tersenyum.
Mendorong tubuh Jason hingga terlentang di atas ranjang. Dia pun melepaskan semua baju miliknya sendiri sebelum memulai permainannya.
Khyone menatap Jason dengan penuh arti, lalu mengklaim menunduk mengantongi harta kekayaan Jason dan menghisapnya.
"Astaga sayang—"
Jason mendesah nikmat, saat Khyone dengan pandainya memainkan miliknya. Rasanya dia tidak ingin ini berakhir.
Bukannya berhenti Khyone semakin ganas, sampai dia pun menjilat setiap permukaan kulit Jason sampai ke atas. Mencecap rasanya dan meninggalkan bercak merah di bahu Jason.
"Ini milikku." bisik Khyone.
Jason tersenyum dengan mata berkabut, "Aku akan selalu menjadi milikmu."
"Kalau begitu jangan sampai istrimu menyentuhmu sedikit saja. Karena aku tidak suka, apapun yang menjadi milikku di orang lain, termasuk istrimu." ucap Khyone posesif.
Jason mengangguk dia pun menarik tengkuk leher Khyone dan menciumnya. Lalu dia pun menariknya dan duduk di atas Jason.
Dia bisa melihat Jason yang nampak kesakitan di bawahnya. Dan entah mengapa itu malah membuat Khyone suka.
khyone sendiri pun langsung membuka kakinya di atas Jason dan menyatukan diri tanpa bergerak.
Tidak hanya jason yang mendesah tapi Khyone juga ikut mendesah saat Jason mengisinya penuh.
"Apa kau tidak ingin bergerak? Kumohon bergeraklah." kata Jason memohon.
Khyone tersenyum berhenti bergerak, dia malah mengibaskan rambutnya ke samping dan memandang Jason.
"Khyone." rengek Jason.
Khyone pun langsung bergerak di atas Jason dengan bibir yang saling bertautan satu sama lain. jason sendiri yang tak tahan pun langsung melakukan ritme permainan nya hingga puncak gairah menghantam mereka berdua.
***
Khyone keluar kamar dengan mengenakan kemeja Jason. Sebenarnya tadi dia masih bisa menggunakan baju yang dipakai sebelum masuk kamar Jason. Tapi rasanya dia tidak suka, apalagi melihat lemari Jason banyak kemeja ada dan pada akhirnya khyone pun jatuh cinta dengan kemeja hitam milik Jason.
Dengan kancing yang sengaja di buka dua, Khyone pun duduk di sofa sambil menonton Jason yang serius bekerja. Dia harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Hidup Khyone cukup mahal selama ini dia juga termasuk boros.
Khyone mengubah posisi duduknya dia pun merebahkan duduk di sofa sambil memandang ponselnya. Membuka aplikasi orens dan membuka cerita yang belum selesai dia baca.
Satu jam telah berlalu. Khyone puas dengan hal ini. Dia pun bangkit dan menghampiri Jason yang masih serius dengan pekerjaanya.
"Sayang ---" panggil Khyone manja.
Jason bergumam sebagai jawaban, lalu dia pun menoleh pada Khyone yang berdiri di sampingnya. Menariknya pinggang Khyone hingga kembali duduk di pangkuan Jason.
"Apa sayang" jawab Jason lembut sambil mengusap punggung Khyone.
"Aku bosen." rengek Khyone
"Sebentar lagi selesai."
Khyone mengangguk dia pun memeluk Jason dengan erat. Sementara Jason dia pun langsung melanjutkan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi. Walaupun dia cukup terganggu dengan tingkah khyone.
Bukannya dia tidak suka, Jason pria normal dia bisa saja mau, saat bukit gairahnya tertindih. Apa lagi posisi saat ini Khyone duduk di atas pangkuannya dan bergerak sejak tadi. Tidak bisa diam. Padahal Jason sudah menahannya agar tidak menerjang Khyone saat ini juga.
Suara pintu diketuk membuat Khyone bangkit dari pangkuan Jason. Dia pun kembali duduk di sofa sambil membaca busana majalan yang ada.
Pintu dibuka saat Jason memberi instruksi. Masuklah sekretaris tadi yang tadi dia lihat, dia juga menunjukkan dadanya yang hampir saja tumpah.
"Ini laporan bulan ini Pak, tadi saya mau kirim email tapi berhubung Bapak kesini jadi saya cetak saja." katanya dengan suara manja.
Khyone memutar bola matanya malas, menilai penampilan wanita itu cukup terbuka dan murahan. Mungkin sebelum bekerja di sini dia jalang dengan harga murah. Makanya dia suka sekali memamerkan tubuhnya.
Wanita itu juga langsung memandang Khyone, apa lagi Khyone yang dengan sengaja menumpu untuk lebih sedikit terlihat.
Secara fisik Khyone menang banyak dibanding dia yang memiliki rambut pirang. Khyone walau dia hanya mengenakan baju casual saja.
"Terima kasih, kau boleh kembali bekerja." kata Jason datar.
Khyone menatap kesal wajah wanita itu. Mungkin sikap Jason yang datar dan dingin makanya dia kesal dan tidak terima. Atau mungkin dia suka tapi jason ditolak.
"Aku tidak suka dengan dia." kata Khyone saat wanita itu sudah pergi.
Jason menoleh, "Apa maksudmu?"
"Aku ingin kau memecat dia, aku tidak suka dia ada di sini. Dia terlalu centil, cara bicaranya juga manja sekali, pakaiannya juga terlalu menarik dia sedang menggodamu agar kau tidur dengannya."
Jason tersenyum dia pun berdiri dari kursi kebesarannya lalu menghampiri Khyone. Apa yang Khyone bilang itu benar. Dulu hampir saja, Jason, tidur dengan Valen karena sedang mabuk. Dan ditambah lagi, pernyataan suka Valen pada Jason. Untung saja malam itu Jason cepat sadar dan langsung marah besar pada Valen.
"Aku tidak bisa memecat dia sayang." jawab Jason.
"Kenapa tidak bisa? Ini kantor mu bukan? Kau Bosnya, kenapa tidak bisa?" seru Khyone jengkel.
"Dia bekerja dengan sangat baik, jadi aku tidak punya alasan untuk memecat dia."
"Jika begitu pindahkan dia, asal jangan di sini. Aku tidak mau dia ada disini" ucap Khyone lagi dan membuat Jason tersenyum.
"Kau cemburu?" goda Jason.
Khyone mengubah duduknya menghadap Jason, tangan yang menyangga dan menatap Jason tajam.
"Kalau aku cemburu kau mau apa? Aku nggak boleh cemburu sama dia?" sinis Khyone.
Bukannya takut Jason malah tertawa, dia pun langsung memeluk Khyone dan mengecup puncak kepala Khyone dengan sayang.
"Ganti dengan pria, jika tidak aku akan marah denganmu."
"Iya sayang."
***
"Aku ingin makan malam denganmu, selama aku tinggal di apartemenmu, kita sama-sama belum makan malam" kata Jason menoleh pada Khyone.
"Hmm boleh, ayo kita makan malam seperti dulu. Kau selalu membawaku ke pasar malam." jawab Khyone berbinar.
"Untuk malam ini aku tidak akan membawamu ke sana, mengingat pakaianmu terlalu seksi. Dan aku tidak suka jika ada pria lain yang memandangmu selain aku." kata Jason posesif.
Khyone tertawa kecil lalu mengusap pipi Jason lembut. Jason pun langsung membawa ke restoran yang cukup mahal di pinggiran kota.
Khyone turun dan benar saja semua mata langsung menatap Khyone memuja. Dia tidak peduli sampai tangan Khyone pun langsung mengalun dengan indah di lengan Jason, seakan dia menunjukkan jika dia milik orang.
Setelah memesan makanan dan juga minuman, mereka pun memilih duduk di dekat kolam kecil, isinya hanya ikan warna; penuh warna yang diberi lampu.
Sambil menunggu pesanan Khyone pun cukup banyak bertanya pada Jason soal Ellie. Jujur saja selama rumah tangga mereka ngapain saja yang membuat Khyone penasaran.
"Aku tidak melakukan apapun, dan aku jarang di rumah." jawab Jason.
"Benarkah? Seperti berlibur untuk bulan madu?" ucap Khyone dengan kepala miring.
"Mungkin kalau denganmu aku mau." jawab Jason tersenyum miring.
Mana ada bulan madu dengan Ellie. Menyentuhnya saja Jason belum pernah sama sekali, kecuali mengecup kening dan menggenggam disetujui.
"Jason aku serius" dengus Khyone.
Jason tertawa lalu mencubit gemas hidung khyone dan membuat Khyone semakin cemberut.
"Enam bulan kita menikah, empat tahun aku dekat dengan dia. Aku tidak pernah menerima dia, aku sudah menganggap dia sahabat. Hatiku beku saat Papi memintaku menikah dengan dia, aku menolak Papi masuk ke rumah sakit dan aku menikah dengan dia," cerita Jason beri jeda.
"Untuk bulan madu, aku sama sekali belum menyentuhnya. Jangankan mengambil ciuman saja bisa hitung jari. Aku tidak bisa membuat dia menjadi istri yang sempurna. Karena aku tidak bisa melakukan hal itu. Sampai aku bertemu denganmu, dan meminta hakku padamu" lanjut Jason.
Khyone membuka mulutnya ingin sekali bertanya apa yang dimaksudkannya, tapi terputus saat pelayan datang dan membawa pesanan mereka.
"Terima kasih" kata Khyone dan membuat pelayan pergi dengan cepat.
"Bukannya selama menikah kamu tidur dengan dia? Kamu pria normal bukan, di dekatku saja kamu nampak tidak mau kulitku untuk bernafas, apakah kamu di dekat dia, kamu tidak mau menyentuhnya?"
"Entahlah, aku tidak mencintainya. Harusnya menikah denganku itu kamu bukan dia,
"Ku pikir ini sudah takdir." jawab Khyone cuek. Dia tidak mungkin berkata jujur di sini.
Jason tersenyum dia pun mengambil minumnya dan meneguknya. Lalu nikmati makanannya yang setengah dingin ini dengan santai.
"Bukan takdir, tapi tolong. Aku sudah setuju denganmu untuk menikahi kamu, tapi saat aku kembali aku malah menikah dengan wanita lain." jawab Jason sendu.
Khyone hanya tersenyum miris dia tidak suka membahas itu. Empat tahun yang lalu buat semuanya berubah, padahal Khyone dulu berpikir jika dia tidak layak lagi untuk Jason.
Dia layak pergi, tetapi melihat Jason menikah membuat Khyone lebih tidak suka lagi. Dia sakit hati saat Jason tidak ada untuknya, saat Khyone membutuhkan dia dan Jason menyingkirkannya membuat hancur. Sungguh Khyone harus memiliki tantangan jika dia ingin berjuang di sini.
Mereka pun makan dalam diam, seakan mereka sedang menikmati makanan mereka masing-masing.
Terkadang Khyone yang suka sekali merecoki makanan Jason sejak dulu. Entahlah kebiasaan buruk itu seakan mendarah daging di diri Khyone. Dia suka sekali mengganggu seseorang saat makan, suka makan tanpa izin dan juga ikut makan dalam satu piring.
Sungguh romantis bukan? Bagi kaum anak muda yang memiliki uang pas-pas.an mungkin akan disukai jika hal itu sangat romantis.
Tapi, untuk keluarga Jason jika melihat makan satu piring berdua akan dihina dan diejek jika mereka kaum miskin.
Mereka bertahta, mereka memiliki kekuatan yang cukup besar. Berbanding dengan Khyone saat ini. Tapi sekarang hidup Khyone sudah berubah. Walau tidak sekaya Jason tapi dia ingin membuktikan kalau dia juga layak bersanding dengan Jason.
Setelah selesai makan, Jason pun pergi membayar tagihan makanan mereka. Khyone menunggu Jason di meja makan. Tadi sambil membalas obrolan dari Aubrey yang katanya dia di apartemen Khyone untuk mengambil belanjaan.
khyone langsung dia ingin segera pulang. Tapi saat berdiri ada seseorang yang memegangnya dan langsung memeluknya tanpa sopan.
"Khyone ...."
TBC.