Allice berjalan sudah hampir mendekati rumah Keluarga Berd.
"Aku sudah tidak tahan, ini sangat dingin." Allice kembali menggerutu dengan menebalkan jaket melewati badai salju. Seorang wanita muda berusia tujuh belas tahun ditengah badai salju.
Allice sampai di salah satu rumah dengan suara penuh tertawa. Sangat ramai hingga dari luar rumah pun terdengar.
Tok..tok...tok...
Allice mengetuk pintu salah satu rumah. "Permisi, apakah ada orang didalam? Aku, Aku butuh bantuan."
Sesaat suara nyaring itu terdiam. Rupanya salah satu anggota keluarga mengenali Allice, "Allice kenapa kau mengetuk pintu rumah? Astaga kau kenapa berjalan di tengah badai? Dimana kakekmu?" Seorang pria membukakan pintu rumah, Berd suami dari Brenda yang melihat Allice pun membawa Allice masuk ke dalam rumah. Allice memanggilnya dengan sebutan Paman dan Bibi kepada Berd dan Brenda.
"Pa..paman tolong kakek, kakek tidak sadarkan diri di dapur dan aku meminta bantuan kemari dengan berjalan melewati salju paman."
Kedua mata Allice mulai menangis dengan menahan dingin dari cuaca di luar rumah.
Paman Berd dengan cepat mengambil beberapa selimut untuk membuat Allice tetap hangat berada di rumah, di temani Brenda yang saat ini menenangkan Allice. Ia pun menjaga Allice ketika suaminya mulai mengambil jaket untuk keluar rumah. Dengan ditemani sepupunya, Berd pun bergegas keluar rumah untuk melihat keadaan rumah Allice.
"Brenda, tolong jaga Allice. Aku akan melihat keadaan rumahnya, lagipula cuaca di luar semakin dingin. Aku akan pulang setelah melihat keadaan kakek Allice."
Anggukan dari Brenda pun terlihat setelah Berd suaminya pergi menuju rumah Allice.
dengan di temani kakak beserta adiknya. "Allice, Kau diamlah disini Allice, kau disini bersama anak-anakku dan juga istriku. Biar paman yang akan mengecek kakekmu di rumahmu," ucap Berd kembali meyakinkan Allice yang saat ini masih kedinginan duduk di sofa ruang keluarga bersama Brenda.
"Bibi Brenda maafkan aku jika aku mengganggu acara keluarga di rumah bibi," Allice berbicara dengan suara terbata-bata dengan menyelimuti dirinya dengan selimut yang diberikan Paman Berd.
"Tidak apa-apa Allice. Jangan berbicara seperti ini, kakekmu tidak akan kenapa-kenapa, bibi akan menemanimu. Paman Berd sedang melihat keadaan kakekmu. Bibi akan menemanimu disini," jawab Brenda dengan melihat wajah Allice yang terlihat kedinginan.
Kenneth hanya melihat Allice dengan melirik ke arah ibunya, sudah sangat lama ia tidak bertemu dengan Allice setelah ia sibuk bersekolah, tatapan adiknya memandangi wajah Kenneth sesekali.