Kenneth hanya mengangguk dari jauh dengan membawa beberapa koper. Arin memberikan aba-aba agar membawa masuk Kenneth kedalam ruangan Arin dan juga Keyra. “Ada apa?” Tanya Arin dengan berbisik. Dirinya berbicara setengah berbisik lantaran membawa masuk pria kedalam kamar wanita. “Aku disuruh menghadiri acara perjamuan dengan para pejabat di Kota Balvaz, bagaimana menurut kalian? Apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh tidak ingin terjadi sesuatu apapun disini. Bahkan banyak sekali wanita yang melihat kami disana. Sungguh merinding bahkan sarapan mata mereka sungguh tajam,” ucap Kenneth dengan suara berbisik. Arin yang mendengar hanya tertawa kecil layaknya menggoda. “Aku akan izin keluar kepada Tuan Putri Allice, lagipula aku sudah berbicara kepadanya. Akan sangat bahaya jika kita ter

