Berdarah

1645 Kata

Ketika Kirana sedang sibuk menerima pembayaran pelanggan, ia dikejutkan dengan kedatangan Siska, tanpa basa-basi ia langsung menghampiri Anka yang kini duduk di dekat dinding kaca yang memperlihatkan keindahan taman mini yang dipenuhi dengan bunga. Kirana mendesah napas halus, akan menjadi pertarungan yang panjang lagi. “Wahh bagus ya, Mas, izin ke kantor, ternyata kantormu sudah pindah kemari?” Siska menatap suaminya membuat Anka mendongak dan terkejut melihat Siska. Alih-alih memandang istrinya yang datang, ia malah memandang wajah Kirana yang saat ini menatapnya. “Siska? Kamu kenapa kemari?” tanya Anka. “Pertanyaan yang bagus ya, Mas. Apa aku harus menjawabnya? Yang harusnya menjawab itu ya kamu,” kata Siska masih dengan airmata tertahan. “Kamu menyesal bercerai dengan Kiran? Kamu d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN