Sebuah rumah mewah nan besar di tengah-tengah tanah yang luas di kelilingi pepohonan tinggi cemara. Lampu-lampu taman terlihat menghiasi taman yang di tumbuhi beberapa bunga. Seorang laki-laki dengan perawakan kurus namun masih terlihat bugar. Meski rambut putihnya mulai terlihat. Pandangannya mengarah pada taman bunga di depannya. Sayu juga rindu terpancar di wajahnya. Helaan napas berat sesekali terdengar. "Tuan, maaf ini sudah lewat tengah malam. Dokter Franz, menyarankan-.." "Aku tau" jawabnya menyela dan ada nada tidak suka di sana Tanpa banyak kata si laki-laki tua tersebut berbalik badan dan masuk ke dalam rumah. . . . Kamis pagi suasana rumah Gia sudah lumayan kondusif. Ve juga sedikit bisa bicara dengan Mamanya. Meski hanya hal remeh. Beberapa hari belakangan Gia memang

