“Ada apa denganmu? Jangan mengada-ngada, Sarah. Aku dan Yasmin tidak ada hubungan apa-apa, dia hanya menemaniku cerita sebentar,” kata Kaizan menatap Sarah yang saat ini menatapnya penuh amarah.
“Aku nggak suka ya kamu dekat dengan Yasmin. Kita belum bercerai, jadi kamu nggak boleh dekat dengan siapa pun.”
“Hanya kamu yang boleh dekat dengan priamu itu?”
“Aku akan mengimbangi pertemuanku, tapi kamu jangan buat ini seperti alasan untuk dekat dengan Yasmin.”Sarah melanjutkan.
“Sudahlah. Kita sudah tidak bisa sama-sama, kita sudah sangat jauh. Selama ini kita bertahan demi Rafka saja, jadi biarkan kita berpisah dengan baik, aku akan pulangkan kamu pada orangtuamu.”
“Tapi ingat, harta gono-gini ini akan tetap menjadi milikku.”
“Kamu lupa, Sarah? Sebelum menikah, ayahku pernah menyuruhmu menandatangani surat perjanjian pra-nikah, dimana kamu tidak punya hak apa pun dari harta kami. Jadi, jika kamu mau keluar dari rumah ini, jangan bawa apa pun, karena semua ini bukan milikmu. Sudah cukup aku membahagiakanmu dengan kehidupan mewah dan glamour, tidak pantas kamu menuntut apa pun dari aku.”
Sarah lupa, ternyata ia pernah menandatangani surat itu dan ia tidak tahu bahwa ternyata surat itu masih tersimpan dipikiran keluarga Saverio. Sarah tak mungkin pergi dari rumah ini tanpa membawa apa pun.
“Latif mampu memberikanmu apa pun yang kamu mau, dia cukup kaya. Jadi, buat apa kamu menuntut dariku?” Kaizan kembali duduk di tempatnya dan mengabaikan tatapan Sarah yang kini menatap punggungnya.
“Tapi, dia tidak sekaya kamu,” kata Sarah duduk dihadapan Kaizan.
“Sudahlah. Semua sudah terlanjur, sudah jelas kamu mengatakan lebih memilih Latif. Tapi ingat, Latif tak akan pernah bekerja di perusahaanku lagi.”
“Latif nggak akan goyah walau kamu memecatnya.”
“Bagus. Itu malah hal yang bagus. Kamu bisa bersamanya dan hidup bersamanya. Jadilah keluarga yang bahagia.” Kaizan menatap Sarah yang saat ini memalingkan wajah.
“Sebenarnya semua ini salah kamu, Kai, kamu tidak pernah ada waktu untuk aku. Kamu berikan segalanya tapi tidak untuk waktumu.”
“Ya itu salahku. Anggap saja semua salahku sampai kita bercerai.”
Sarah bangkit dari duduknya dan duduk dipangkuan Kaizan, membuat Kaizan berusaha tenang dan tidak terpengaruh dengan apa yang Sarah lakukan saat ini. Sementara itu, Yasmin melihatnya dari jauh.
“Tak akan ku birkan kamu berikan dirimu pada wanita lain,” bisik Sarah membelai pipi Kaizan.
“Egois.” Kaizan menghempaskan tangan istrinya dan memalingkan wajah.
Sarah lalu mengecup pipi Kaizan, mengelus d**a Kaizan dengan tangan kanannya, Sarah seolah lihai melakukan itu, namun Kaizan tak akan mau memakai bekas orang lain.
Sarah memeluk Kaizan dan mengecup leher jenjang Kaizan. Ia pria yang normal, jadi ia menikmati hal ini.
Sarah menyeringai dan untungnya Kaizan langsung bangkit dari duduknya.
“Jangan mempermainkanku,” kata Kaizan.
“Aku tidak mempermainkanmu.”
“Sudahlah. Kamu terlalu mudah melakukan ini.”
Yasmin melihat hal itu, kecupan dan sentuhan yang Sarah berikan kepada Kaizan, Yasmin mengelus leher belakangnya dan melangkah menuju kamarnya, ada Mbak lain yang memasak, sementara tugasnya hanya membersihkan seisi rumah dan mengurus Rafka.
“Kamu tak pernah menolakku, bukan?” tanya Sarah.
“Kali ini aku tolak kamu mentah-mentah. Jangan mempermainkan perasaanku. Jika kamu seperti ini, sama saja kamu tak punya harga diri.” Kaizan melepaskan tangan Sarah yang menyentuh dadanya.
Kaizan lalu melangkah masuk ke rumah, sementara Sarah menghentak kakinya karena tak berhasil melakukan hal itu kepada Kaizan. Sepertinya Kaizan benar-benar menjauh darinya.
Sarah melangkah masuk dan menuju dapur.
“Yasmin mana?” tanya Sarah kepada Nur—asisten rumah tangga—yang bekerja sebagai pemasak.
“Yasmin di kamar, Nyonya,” jawab Nur.
“Oke.” Sarah lalu melangkah menuju kamar Yasmin yang tak jauh dari arah dapur.
Sarah melihat Yasmin tengah duduk di tepi ranjang sembari membaca buku, Sarah langsung masuk ke kamar Yasmin yang kecil dan menyesakkan.
Sarah menarik rambut Yasmin, membuat Yasmin meringis perih.
“Kamu mau menggoda suamiku, ‘kan?” tanya Sarah.
“Tidak, Nyonya,” geleng Yasmin.
“Terus kenapa kamu berpakaian seksi begini? Dan, kenapa kamu duduk dihadapan suamiku? Apa tahta kalian sama?” tanya Sarah menarik Yasmin keluar dari kamar, menarik rambut panjang gadis itu.
“Anda salah paham, Nyonya, saya tidak pernah melakukan itu. Tuan sendiri yang suruh saya duduk dihadapannya karena Tuan butuh teman cerita.”
“Apa kamu pantas duduk berhadapan dengan suamiku?” tanya Sarah lalu menghempaskan tubuh Yasmin hingga terjatuh ke lantai.
Sarah kesal dan emosinya memuncak, ia tidak berhasil merayu Kaizan, jadi ia melampiaskan kemarahannya kepada Yasmin.
“Kamu jangan pernah dekati suamiku, apalagi dekat-dekat dengan Rafka. Kamu lakukan saja tugasmu dengan baik. Kalian itu berbeda. Kamu tak pantas untuk suamiku,” kata Sarah menunjuk Yasmin.
Yasmin menganggukkan kepala. “Iya, Nyonya, saya tidak akan mendekati Tuan.”
Sarah mendekati Yasmin dan menginjak jari jemari Yasmin.
“Ah sakit, lepaskan saya, Nyonya,” lirih Yasmin.
“Ini akibatnya kalau berani dekati suamiku.”
“Lepaskan aku, Nyonya. Sakit sekali, tolong.” Yasmin terus meringis kesakitan ketika telapak tangannya diinjak kuat oleh Sarah yang mengenakan sandal.
“Kalau aku lihat kamu dekati suamiku lagi, ku pastikan kamu tak akan hidup di rumah ini, ku siksa kamu sampai … mati,” ancam Sarah lalu melepaskan pijakannya pada telapak tangan Yasmin.
Yasmin kesal dan menarik tangannya, lalu masuk ke kamarnya. Yasmin lalu meraih tissue basah dan me lap tangan yang sudah dipijak Sarah.
“Kamu pikir aku akan berhenti? Aku akan jadi Nyonya rumah ini.” Yasmin berbicara kepada dirinya sendiri. “Akan aku rebut semuanya milik kamu seperti ibu kamu merebut milik ibuku.”
Yasmin menyeringai, ternyata tujuannya menjadi ART di rumah ini bukan demi uang, karena Yasmin punya tujuan lain, yaitu balas dendam pada Sarah.
Sarah sudah mengganggu hidupnya dulu bahkan merebut kebahagiaannya, jadi ia harus melakukan sesuatu untuk membuat Sarah keluar dari rumah ini apa pun yang terjadi.
Walau sudah mendapatkan ancaman dari Sarah, ia tidak akan pernah mundur dan tidak akan pernah menjauh dari Kaizan, Karena tujuannya memang ingin merebut Kaizan dari Sarah.
Yasmin meraih jedai miliknya dan mengikat rambut panjangnya, ia sudah mendapatkan peringatan ini, namun tidak akan pernah membuatnya gentar.