MEMANGNYA GUE NARUTO APA?

1461 Kata
  Rani mulai menghela nafasnya. Rani mulai membereskan ranjangnya. Tak lama Icha keluar dengan berbalutkan handuk. Lalu Icha mengambil seragamnya. “Rani,” panggil Icha. “Ya,” sahut Rani yang masih membersihkan ranjangnya. “Apakah aku boleh tinggal di sini?” tanya Icha yang memakai baju seragamnya. “Kalau aku sih tidak keberatan kamu tinggal di sini,” jawab Rani. “Tapi bagaimana dengan Kakakmu itu?” “Aku akan meminta ijin kepada Kak Fendy dan kak Bayu,” jawab Icha. “Kalau begitu lebih baik kamu bicarakan dulu sama kedua kakakmu. Jika mereka setuju kenapa tidak?” saran Rani. “Apakah Ibu dan bapakmu marah?” tanya Icha. Rani menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, “Tidak Cha. Malah ibu kepengen kamu di sini.” “Ya sudah dech aku nanti tanya ke Kak Fendy sama kak Bayu,” sahut Icha. “Eh... Bagaimana kamu siap terima tantangan dariku?” “Hmmp... Nembak kak Rendy kan?” tanya Rani. “Iya,” jawab Icha. “Bagaimana caranya aku menembak kak Rendy? Sebenarnya aku enggak terlalu dekat sama kak Rendy?” tanya Rani yang meringis. “Kalau kamu menang. Aku bisa memberikan apa yang kamu minta. Jika kamu kalah alias Kak Rendy tidak mau menerima kamu sebagai kekasihnya. Kamu harus menuruti satu permintaanku,” jawab Icha. “Apa itu?” tanya Rani yang penasaran. “Nanti aku kasih tahu. Tapi tidak sekarang,” jawab Icha. “Kenapa harus nanti?” tanya Rani curiga. “Kalau aku memberi tahukan sekarang tidak asyik,” jawab Icha. “Baiklah,” ucap Rani yang penasaran. “Aku keluar dulu ya. Mau bantu ibu sebentar.” “Iya,” balas Icha. Markas White Eragon. Bayu yang mendengar suara ponselnya berdering karena alarm langsung terbangun. Yang lebih kesalnya lagi Bayu terbangun pada jam 06.30. Mata Bayu membulat sempurna. Karena Bayu salah memasang alarm. Sedangkan yang lainnya sudah berangkat 30 menit lalu. Dengan cepatnya Bayu membersihkan tubuhnya dan juga memakai kemeja dan celana bahan. Setelah selesai Bayu mencari Arga. “Arga... Arga....,” teriak Bayu yang menggelegar. Merasa namanya terpanggil Arga berlari masuk ke dalam. Lalu melihat Bayu yang sudah rapi, “Iya Tuan.” “Ke mana semuanya?” tanya Bayu. “Mereka sudah berangkat empat puluh menit yang lalu,” jawab Arga. “Apa!!!” pekik Bayu. “Iya Tuan,” jawab Arga. “Bersiaplah. Sekarang antarin aku ke sekolah,” perintah Bayu. “Baik Tuan. Tapi sebelum berangkat kakek berpesan supaya Tuan membuka email terlebih dahulu,” pesan Arga. “Nanti saja. Sekarang kamu antarkan saya ke sekolah,” perintah Bayu. Arga hanya mengangguk lalu mengambil kunci mobilnya. Mereka akhirnya berangkat ke sekolah. Di kelas 2 IPA 3. Tanda bel sudah berbunyi. Seluruh para murid segera duduk di bangku masing-masing. Sambil menunggu kedatangan Bayu, Rani membuat gambar tentang sebuah s*****a. Entah kenapa Rani hari ini ingin mendesain sebuah s*****a? Sejak kelas dua SMP, Rani sudah mempunyai bakat yang unik. Salah satunya adalah mendesain sebuah s*****a. Selain itu bakat Rani yang lainnya adalah menciptakan sebuah alat teknologi berupa alat pengintai bersama Icha. Dan sering dikirim ke lomba IT dan juga Sains. “Kamu menggambar apa, Rani?” tanya Icha. “Biasa. Menyalurkan sebuah hobi untuk menggambar sebuah air softgun,” jawab Rani yang masih serius. “Kamu ini aneh ya? Bapakmu penjual nasi goreng. Ibumu tukang buruh cuci. Tapi kamu malah suka menggambar desain sebuah s*****a,” bisik Icha. Rani hanya tertawa terbahak-bahak. Apa yang dikatakan Icha memang tidak masuk akal? Jangankan Icha yang bingung. Rani juga bingung kenapa dirinya mampu membuat desain s*****a. “Aku sendiri enggak tahu. Sudah ratusan desain s*****a yang aku tumpuk dalam laci meja kamar. Aku mulai menggambar ini sejak kelas dua SMP,” jawab Rani. “Apa!!” pekik Icha. “Aku sudah lama tidak menggambar seperti ini,” ucap Rani. “Sepertinya Rani cocok sekali sama Kak Bayu. Bagaimana tidak hobi yang mereka miliki mempunyai kesamaan? Bagaimana kalau mereka menikah dan memiliki anak? Apakah anak mereka mempunyai profesi yang sama?” tanya Icha dalam hati. “Ran... Bagaimana kalau desainmu dijual?” tanya Icha. “Memangnya siapa yang mau beli?” tanya Rani yang bingung. “Ya mungkin mafia,” celetuk Icha dengan asal. Rani menggelengkan kepalanya lalu menaruh desain s*****a itu ke dalam buku tugas biologi, “Jujur aku tidak mau berhubungan yang namanya mafia. Karena itu bisa merugikan aku dan juga keluargaku. Aku takut mereka akan mengejar dan membantaiku.” “Sebentar lagi kamu akan berurusan dengan seluruh anggota mafia White Eragon,” batin Icha bersorak kegirangan. “Semoga saja jadi kenyataan,” celetuk Icha. “Amin,” ucap Rani. Rani tidak sadar akan ucapan yang diucapkan oleh Icha. Tak lama datang Bayu dengan wajah capeknya. Rani segera memimpin ucapan salam pagi ini untuk Bayu. Setelah itu mereka melakukan kelas pagi Biologi dengan durasi 4 jam. Sementara di tempat lain Andi dan March sedang berdiskusi tentang teknologi yang akan ikut serta lomba International. “Andi,” panggil March. “Apa yang akan kamu lombakan?” “Sebuah alat pengintai dengan jarak jauh,” jawab Andi “Apakah kamu serius?” tanya March. “Apakah Rani dan Icha sudah mempersiapkan alat itu?” “Aku belum menanyakan sepenuhnya. Aku juga belum pasti apa yang akan dibuat. Kemungkinan besar kita akan memproduksi suatu alat pengintai yang lumayan kecil seperti semut. Dan itu bisa ditaruh di tempat yang sangat tersembunyi sekali.” “Apakah itu sejenis dengan CCTV?” “Bukan. Aku tidak menyebutnya CCTV atau juga GPS.” “Aku tunggu kamu. Jangka waktu kalian hanya tiga bulan.” “Beres.” Tak lama datang Joko dengan wajah kesalnya. Pagi ini Joko ingin sekali memakan orang. Mungkin saja Joko belum sarapan nasi uduk Pak Amran yang berada di depan sekolah. Ceklek. Pintu terbuka. Andi dan March melihat ada Joko yang datang. Joko segera masuk ke dalam dan mengatakan kalau Laras dan keluarganya Bayu akan mempercepat pernikahan Bayu. “Gawat bro,” ucap Joko dengan wajah pucat. “Kenapa?” tanya Andi. “Bayu sedang dalam bahaya. Sebulan mulai dari sekarang orang tua Laras mendesak ingin mempercepat pernikahan Bayu,” jawab Joko. “Apa?” pekik March. “Jadi sebulan lagi dari sekarang?” tanya Andi. “Bayu harus mencari calon istri jika hidupnya akan selamat,” saran Joko. “Jadi Pak Aryo tidak ke Tokyo?” tanya Andi lagi. “Enggak. Mereka pergi ke Bandung,” jawab Joko. “Dan mereka tidak tahu kalau mansion diserang.” “Apakah kita akan meminta bantuan kepada ketua mafia Blood Hunter?” tanya March. Andi dan Joko menggelengkan kepalanya. Lalu Joko menjelaskan semuanya tentang ketua mafia Blood Hunter. “Kakek Yamato sudah mendengar acara pernikahan Bayu dan juga Laras. Kakek Yamato tidak ingin Bayu ke jatuh dalam keluarga Laras,” jawab Joko. “Kakek Yamato memberikan dua opsi yaitu jika Bayu menikah kemungkinan kakek Yamato akan membekukan seluruh aset Asco Group International yang di mana akan berdampak pada Sebastian, SW, Tristan, Pradipta dan juga Anders. Kalau itu semuanya terjadi kita akan goyang. Tapi kalau Bayu menikah secara diam-diam. Kemungkinan besar Asco masih aman dan kita juga aman.” “Kalau begitu Bayu harus tahu soal ini. Mau enggak mau Bayu dikejar deadline nikah,” saran March. “Aku pergi dulu. Aku akan kembali ke ruang guru. Sebentar lagi akan ada kelas matematika,” pamit Andi yang berdiri langsung pergi. Setelah Andi pergi. Joko dan March menghembuskan nafasnya. Mereka saling memandang dan saling melihat. “Masalah semakin runyam. Besok aku libur mengajar. Kemungkinan aku absen beberapa hari untuk mengajar,” keluh Joko. “Begitu juga dengan aku,” jawab March. “Tiga bulan ke depan akan diadakan lomba sains dan teknologi di New York. Eh... Ada lagi masalah di Asco,” ujar Joko. “Kamu tahu dari mana kalau Pak Aryo ke Bandung? Bukannya sore kemarin mereka bertolak ke Tokyo?” tanya March. “Apakah kamu memakai jurus Kage Bhunsin no Jutsu?” “s****n lu. Memangnya gue Naruto apa? Yang bisa membelah diri menjadi seribu Joko gitu ya?” kesal Joko. “Siapa tahu? Karena lu sendiri orangnya paling cepat dapat informasi,” ujar March. “Kamu enggak tahu ya? Kalau selama ini aku bekerja sama dengan asistennya Pak Aryo. Jadi segala kegiatan Pak Aryo aku tahu semua,” jawab Joko. “Apalagi aku sengaja memasukkan dua atau tiga orang sebagai maid dan juga pengawal pribadi Pak Aryo.” Tanpa pamit Joko langsung pergi meninggalkan March dan kembali ke dalam ruangan guru. Sementara di kelas 2 IPA 3. Bayu meminta buku tugas mereka untuk dinilai. “Untuk tugas selanjutnya kalian harus mengerjakan tugas biologi pada link yang saya aku kirimkan. Dan satu lagi jangan lupa soalnya ditulis,” perintah Bayu. “Untuk pertemuan Minggu depan?” tanya Rani. “Iya. Setelah istirahat ketua kelas harus menghadap saya untuk mengambil buku pelajaran,” perintah Bayu. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN