“Yang aku lakukan untuk sekarang adalah harap tenang dulu. Gue mau nikah dulu,” jawab Bayu.
“Lu serius. Dengan siapa lu nikah?” tanya Saga.
“Gue serius. Kalau gue sudah nikah. Laras enggak akan bisa mengusik hidup gue,”jawab Bayu.
“Gue setuju. Kalau lu kagak nikah juga. Gue pastikan lu bakalan dapat masalah besar,” ucap Saga.
“Data semua telah terkumpul. Lebih baik kita kembali ke Jakarta. Besok harus ngajar lagi,” ujar Irwan.
“Jam berapa ini?” tanya Bayu.
“Jam satu malam. Apakah kalian tidak memberantakin semua file yang ada?” tanya Bayu.
“Tidak. Semuanya sudah beres. Aku hanya mengambil beberapa kertas lalu aku copy,” jawab Andi.
Kemudian Saga menghubungi jet untuk segera menjemputnya. Di tempat lain Fendy yang merasa lelah memutuskan untuk tidur. Namun apa daya saat matanya terpejam Ali membangunkannya.
“Waktunya tidur,” lirih Fendy yang memejamkan matanya.
Tok... Tok... Tok...
Suara pintu diketuk sangat kencang sekali. Fendy sangat kesal sekali lalu membuka mata.
“Apaan lagi sih?” kesal Fendy yang berdiri lalu membuka pintu.
Ceklek.
Pintu terbuka.
“Tuan Fendy,” sapa Ali.
“Ada apa Al?” tanya Fendy.
“Gawat Tuan. Mansion utama diserang oleh orang yang tidak dikenal,” ucap Ali.
“Apa!!!” pekik Fendy. “Siapkan heli sekarang juga!!!”
Ali segera menghubungi seseorang untuk menyiapkan heli. Sedangkan di mansion utama Santi dan Aryo tidak berada di sana. Mereka sedang bertolak ke Jepang untuk menghadiri acara pertemuan dengan beberapa kolega bisnisnya. Mereka tidak mengetahui kalau mansion sudah diserang.
Fendy yang mendengar suara heli langsung masuk. Sebelum masuk ke dalam Fendy memberi sebuah pesan ke Bayu.
“Jalan!” perintah Fendy.
Kemudian mereka berangkat ke mansion utama. Sedangkan Bayu dan teman-temannya sudah berada di dalam jet. Saat ingin memejamkan matanya sebentar. Bayu mendapatkan sebuah pesan bahwa mansion utama diserang.
Isi pesan tersebut.
Bayu segera ke mansion utama. Mansion utama sekarang sedang berantakan karena diserang orang yang tidak dikenal.
Bayu mengepalkan tangannya. Bayu meminta Saga untuk menurunkan jetnya itu di mansion.
“Saga,” panggil Bayu.
“Apa?” sahut Saga.
“Kita harus ke mansion sekarang,” perintah Bayu.
“Kenapa kita ke mansion?” tanya Saga.
“Karena mansion sedang diserang,” jawab Bayu.
“Apa!!!” pekik Saga.
“Aku baru saja mendapatkan laporan dari Fendy,” ujar Bayu.
Saga memberi tahukan ke pilot agar mendarat tepat di depan mansion. Bayu mulai meretas CCTV mansion dan mulai menyelidikinya.
“Apa itu?” tanya Irwan.
“Mansion diserang,” jawab Bayu.
Sontak saja Irwan terkejut. Irwan merasa mansion milik Bayu aman ternyata di serang orang yang tidak dikenal.
“Kok bisa mansion diserang?” tanya Irwan.
“Enggak tahu,” jawab Bayu.
Deg.
Jantung Bayu berdetak kencang. Tiba-tiba saja Bayu teringat dengan Icha.
“Di mana Icha?” tanya Bayu dalam hati.
Bayu mencari nomor telepon Icha. Bayu segera menghubungi Icha. Sedetik dua detik akhirnya tersambung.
“Halo kakak,” sapa Icha.
“Kamu ada di mana?” tanya Bayu.
“Aku berada di rumah Rani,” jawab Icha.
“Kamu enggak tidur?” tanya Bayu.
“Baru saja aku terbangun dari tidurku,” jawab Icha.
“Ok,” sahut Bayu.
“Ada apa kak?” tanya Icha.
“Enggak ada apa-apa. Sudah lanjutkan tidur kamu,” perintah Bayu.
Sambungan terputus. Bayu merasa lega karena adik perempuannya luput dari p*********n. Entah kenapa hatinya menjadi gelisah? Apakah keluarga Wiguna yang menyerang mansion utama atau tidak? Sementara itu Bayu sendiri tahu kalau musuh bebuyutannya berada di luar negeri.
“Apakah yang menyerang itu Black Lotus?” tanya Irwan.
“Aku tidak yakin. Kamu tahu kan Black Lotus tidak akan menyerang orang begitu saja. Kalau pun menyerang mereka akan pikir dulu dari segi dananya,” ucap Bayu.
“Oh iya ya.. mereka tidak mau rugi dan banyak mengeluarkan dana,” sahut Irwan.
“Aku yakin ini ada sangkut pautnya dengan keluarga Wiguna,” imbuh Bayu.
“Kalau bukan dia?” tanya Irwan lagi.
“Ini feelingku,” jawab Bayu.
Fendy yang sudah sampai mansion terkejut sekali. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Mansion yang dikelilingi oleh keamanan berlapis-lapis ternyata bisa ditembus oleh orang yang tidak dikenal. Kemudian Fendy melihat banyak mayat yang bergelimpangan di lantai.
“Ke mana Icha?” tanya Fendy yang teringat Icha.
“Nona Icha sedang tidur bersama Rani tuan,” jawab Ali.
“Jadi Icha enggak di sini?” tanya Fendy.
“Tidak Tuan,” jawab Ali.
“Ah... Syukurlah,” sahut Fendy.
Lalu Fendy mulai mengecek satu persatu mayat tersebut, “Bukannya mereka adalah para Pengawal White Eragon?”
“Bukan Tuan. Mereka adalah pengawal pribadi Tuan Aryo sendiri,” jawab Ali.
Beberapa saat kemudian. Fendy dan Ali mendengar keributan di halaman belakang. Ali dan Fendy segera menuju ke belakang. Sesampainya di sana Fendy melihat ada seorang pria yang memakai topeng sedang membawa amplop coklat. Pria itu tak sengaja melihat keberadaan Fendy. Tak lama pria itu berlari menuju kegelapan. Namun naas bagi pria itu. Fendy dengan cepatnya meraih pistol lalu menembaknya tepat berada di kepalanya. Seketika pria itu ambruk di tanah.
Fendy yang melihat pria itu mati mendekatinya. Fendy mengambil amplop coklat yang berada di pria itu.
“Tidurlah dengan tenang,” ucap Fendy yang mengambil surat itu.
Fendy akhirnya membuka surat itu dan juga membacanya. Mata Fendy terbelalak sempurna ketika tahu orang tuanya sudah membagi tiga Asco Group International untuk dirinya, Bayu dan juga Icha. Fendy berpikir kenapa ini surat bisa disimpan di mansion?
“Ada orang yang sangat menginginkan Asco Group International,” geram Fendy.
Selang beberapa lama terdengar sebuah seru mesin jet pribadi. Mereka mendongak ke atas dan melihat jet pribadi Bayu. Tak lama mereka menyingkir dari sana lalu jet itu mendarat tepat di halaman belakang.
Di halaman depan mansion, Arga datang dengan membawa sejumlah pengawal. Meski Arga terserang kantuk berat. Namun Arga tetap menjalankan perintah Bayu.
“Segera kumpulkan mayat-mayat yang berada di sini!” perintah Arga.
“Baik Tuan,” ucap Rio.
Setelah itu Arga segera menemui Ali dan juga Fendy di halaman belakang mansion. Bayu, Andi, March, Saga, Irwan dan Joko sudah turun dari jet. Mereka bingung karena mansion utama diserang.
“Kenapa mansion bisa diserang?” tanya Joko.
“Aku juga enggak tahu. Pengawal Papa banyak yang tewas,” jawab Fendy.
“Segera bereskan semuanya dan bersihkan tempat ini!” perintah Bayu. “Untung saja Icha tidak ada di sini.”
Saat melakukan pembersihan. Seorang pengawal menemukan sebuah huruf yang berada di leher mayat bergelimpangan. Kemudian Pengawal itu segera mendekati Bayu dan berbisik, “Tuan... Di leher mayat ada sebuah inisial huruf. Kemungkinan besar mereka adalah para anggota sindikat tertentu.”
“Di mana mereka?” tanya Bayu.
“Ada di depan halaman Tuan,” jawab Pengawal itu.
Bayu memutuskan untuk menuju ke sana bersama para pengawal. Mereka yang melihat kepergian Bayu bingung. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti Bayu. Sesampainya di sana mereka melihat Bayu sedang memeriksa satu-satu mayat yang sudah dikumpulkan.
“Kamu kenapa memeriksa satu-satu?” tanya Fendy.
“Aku mulai curiga dengan beberapa mayat di sini. Mereka adalah para pengawal dalam organisasi tertentu,” jawab Bayu yang masih menganalisis.
Mereka belum paham apa yang dikatakan oleh Bayu. Namun Bayu menunjukkan ada sebuah lambang huruf W. Mata March membulat sempurna ketika tahu kepanjangan huruf W itu.
“Wiguna,” ucap March.
“Jangan dibahas di sini. Kita bahas di markas,” pinta Bayu yang serius.
Mereka mengangguk tanda setuju. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke markas. Sementara di sebelah jalan ada sosok pria paruh baya melihat aksi mereka. Mereka memegang kemudi lalu meremasnya.
“Mereka sangat bodoh sekali! Kenapa mereka menyerang mansion?” kesal pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu segera pergi dari lokasi. Saat pria paruh baya itu pergi. Tak sengaja Andi melihat pria itu. Andi segera masuk ke dalam mobil pengawal dan mengejar pria paruh baya itu.
Joko yang melihat Andi menghilang langsung menyusulnya. Dengan kecepatan penuh Joko berhasil mengikuti Andi. Andi yang tidak mau kehilangan pria paruh baya itu menambah kecepatannya. Sehingga jarak antara mobil Andi sangat dekat sekali. Sedangkan sang pria itu menambah kecepatan tinggi hingga terjadi kejar-kejaran.
“Mau ke mana kamu pria tua?” tanya Andi.