Berusaha untuk merapikan senyumannya yang saat ini sedikit menyeramkan, Lexi menelan salivanya. Dia hendak membuka mulutnya dan membuat sebuah kebohongan tepat ketika pria di sebelahnya menyelanya lebih dulu. “Benarkah?” Kepala Lexi yang kaku tidak bergerak. Sedangkan para pria paruh baya di sana menatap Bryce dengan bingung. Bryce tersenyum kecil di sudut bibirnya. “Maaf, saya pikir kami baru saja menikah tahun lalu soalnya wajah istriku masih terlihat sama seperti ketika saya mengencaninya. Saya tidak tahu jika sudah bertahun-tahun lamanya.” Setelah hitungan ketiga, suara tawa mengelilingi mereka. “Kau memang…” Pria paruh baya berkepala pelontos menunjuk Bryce sambil tertawa. “Kau benar-benar terlena akan istrimu, Bocah!” Tawa mereka berubah menjadi membahana. Namun pria tua yang

