BAB 2

1999 Kata
  LOVE NYA JANGAN LUPA YA *** Tokk... Tokkk... Tokkk... Sekertaris Han masuk ke dalam ruang pribadi milik Jongguk. Pria itu terlihat serius menatap layar komputer miliknya pada sebuah visual karakter game di dalamnya. Jeon Jongguk adalah seorang presdir dari sebuah Perusahaan Game cukup ternama di Korea Selatan, banyak game yang sudah dia buat, kecintaannya pada sebuah game membuatnya sukses dalam menciptakan dan mengembangkan dunia game miliknya. "Permisi Presdir Jeon"Jongguk menoleh ke sebelah kanannya, mendapati sekretaris Han yang membawa sebuah dokumen di tangannya. "Kau sudah mendapatkannya?"tanyanya tanpa basa-basi. "Nde, ini dia data lengkap nona Park Hyun Mi"Jongguk mengambil dokumen yang di sodorkan sekertaris Han padanya, ia mulai membuka dokumen tersebut dan membacanya dengan seksama. "Dia bekerja di Toko Butik yang kemarin kita datangi, dia sudah menikah dengan seorang presdir di Perusahaan Arsitektur ,usia pernikahan mereka sudah menginjak 6 tahun 4 Bulan. " "Ada hal buruk yang ku dengar, nona Park baru-baru ini harus menerima kenyataan bahwa suaminya kini menikah lagi agar segera mendapatkan seorang keturunan, karena nona Park belum bisa memberikan keturunan untuk presdir Min" "Dan wanita ini setuju?"tanya Jongguk cukup penasaran. "Ku dengar nona Park sendiri yang menyuruh agar suaminya menikah lagi" PRAK! Jongguk melemparkan dokumen itu ke meja lalu menyandarkan tubuhnya di kursi. "Dia pasti sudah gila"ucapnya tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Wanita aneh, wanita gila yang menyuruh suaminya untuk menikah lagi. Jongguk tak habis pikir dengan itu. "Anda mau keluar presdir?"tanya Sekertaris Han saat melihat Jongguk berdiri dari kursinya, dan memakai jas hitam yang sebelumnya di sampirkan ke kursinya. "Ya, kau tidak perlu ikut" "Baik presdir Jeon"Jongguk menepuk bahu sekertaris Han yang membungkuk padanya lalu berhambur dari sana. -*- Jongguk melajukan mobilnya pergi, butuh waktu sekita 1 jam 25 menit untuk sampai di sebuah butik. Butik yang akan menjadi langganannya dalam menangani proses pembuatan pakaian pribadinya. KRING" Suara lonceng yang berbunyi ketika pintu terbuka. Jongguk melangkah masuk, keadaan di dalam ruangan begitu sepi. "Ayoo cepat, SuAh pasti menunggu lama" "Aku tahu.. Jangan salahkan aku, ini semua karna Chaerin kemana dia jam segini baru pulang?!" Jongguk makin masuk ke dalam saat mendengar sebuah keributan kecil, hingga 2 sosok wanita itu muncul dengan gaun di tangannya. "Chae.. Eoh"ucapan Hyumi terhenti saat mendapati Jongguk di sana. "Ehhhh... Presdir Jeon annyeong haseyo, silahkan masuk ada perlu apa anda kemari?!"tanya Jiyeon begitu ramah. "Aku ingin melihat perkembangan bajuku, wanita itu bilang dia akan memperlihatkan desainnya padaku" Ucap Jongguk seraya menunjuk Hyumi dengan dagunya. "Mianhae presdir Jeon, aku ada urusan yang sangat penting saat ini, nanti aku akan meminta Jung ahjumma untuk mengabari anda jika desainnya sudah siap, mianhae"(Mianhae:maaf) Jiyeon melirik Hyumi, dari tatapannya seolah mengatakan kau serius mengabaikan pria ini.Hyumi memutar kedua bola matanya malas. "Ini lebih penting kau ingat, SuAh sedang menunggu"jelas Hyumi atas tatapan mengintimidasi dari JiYeon. "Ahh.. Ya kau benar" "Dimana si Cherin itu, eonni telepon dia"gerutu Hyumi kesal. Hyumi mengalihkan pandangannya ke arah dinding dimana jam berbentuk bundar itu terpajang. Mereka sudah kehabisan waktu.  "Aku bisa mengantarmu, itu penting kan?!!"kedua orang itu spontan menoleh ke arah Jongguk. JiYeon menyenggol lengan Hyumi, membuat Hyumi menoleh ke arahnya. "Sudah ikut saja dia kita sedang darurat jadi tidak salahkan, niat baiknya tidak boleh di sia-siakan"bisik JiYeon "Tapi eonni"ucap Hyumi dengan suara tak kalah pelan.Kedua matanya bahkan menatap Jiyeon seolah berkata, yang benar saja. "Kau ini" "Shireo,(Aku tidak mau) Aku tidak mau pergi dengannya"tolak Hyumi, dia sungguh tidak mau, apa lagi semenjak perkataan Jongguk tentang tertarik padanya membuatnya mengambil langkah seribu untuk berusaha menjauhi pria itu. "Jangan berlagak tidak butuh kita sedang di tunggu SuAh, cepat ikut presdir tampan ini dan berikan gaunnya" "Eonni" "Palli"(cepatlah) perintah Jiyeon dengan penekanan pada ucapannya. Hyumi mempoutkan bibirnya kesal, sumpah demi abs Park Jimmy yang mulai menghilang, Jongguk sungguh mau tertawa saat ini melihat kedua wanita itu yang saling melempar argumen. "Mohon bantuannya tuan Jeon"ucap Hyumi seraya membungkukan tubuhnya. Hyumi menyerah menghadapi wanita cerewet seperti Jiyeon, hanya pada Jiyeon wanita itu bisa kalah dalam bertanding argumen. Hyumi begitu menghormati Jiyeon itulah sebabnya dia akan selalu mengalah pada wanita itu. "Ayo nonya Park" Jongguk berjalan keluar duluan, Hyumi mengikutinya dari belakang matanya melirik ke arah JiYeon kesal, wanita itu mengibaskan tangannya -menyuruh Hyumi pergi. -*- Di dalam mobil keduanya hanya diam, tidak ada percakapan apapun. Hyumi hanya menatap keluar jendela, sementara Jongguk sibuk menyetir dan sesekali melirik layar handphone yang menggunakan GPS untuk membantunya pergi ke alamat tujuan. Terlihat fokus walau sebenarnya matanya kerap kali mencuri-curi pandang ke arah Hyumi. "Ekhem.. Apa kau juga yang selalu mengantar pesanan orang lain seperti ini?" "Emmm..... Ani, kami punya kurir tapi, dia sedang ambil cuti jadi kami mengantarnya sendiri" "Kenapa tidak pakai jasa pengiriman barang?" "Dari pada harus repot-repot mengantar gaun pesanan seperti ini?" "Terakhir kami melakukannya gaun kami rusak, dan kurirnya salah kirim ke alamat lain. Kami menghindari resiko semacam itu lagi jadi lebih baik kami mengantarnya sendiri"Jelas Hyumi tanpa menatap Jongguk. "Kalian tinggal pakai asuransi?"Ucap Jongguk khas seorang pria, tanpa basa-basi. "Nona Jung tidak mau, dia tidak mau melepaskan selembar uang pun dari dompet miliknya" Jongguk terkekeh, dan hal itu membuat Hyumi meliriknya. "Dia wanita yang pelit?" "Bukan... Dia hanya wanita yang kurang dermawan"Ucapan Hyumi membuat Jongguk tertawa. "Ckckcck.. Itu sama saja nona Park" "Hyumi, tuan Jeon panggil saja aku Hyumi" "Kalau begitu panggil juga aku Jongguk" "Tapi kau... " "Jangan membantah"Hyumi mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Pria sama saja, selalu saja suka memerintah"gumam Hyumi kesal yang membuat Jongguk terkekeh. "Ok kita sampai"Jongguk memarkirkan mobilnya di pinggir jalan samping trotoar, dengan cepat Hyumi turun dengan gaun pernikahan di tangannya, ia berlari masuk ke dalam. "Saya ingin bertemu dengan SuAh"ucap Hyumi pada salah seorang wanita yang ditemuinya di dalam. "Saya eonni nya, oh nona Min Hyun Mi. Silahkan ikut saya" Hyumi mengikuti eonni SuAh ke bag. Tata rias pengantin. Ceklek// Eonni SuAh membuka pintu tata rias di sana ada seorang wanita yang tengah membersihkan wajahnya dengan tisu. "Nyonya Min akhirnya kau datang"wanita itu berdiri saat mendapati sosok Hyumi berada di dalam kaca rias yang di pandangnya, ia berhambur ke arah Hyumi memeluk wanita itu senang. "Mianhaeyo, (Maafkan aku) aku harus menunggu mobil yang mengantarku kemari" "Gwenchanayo, (Tidak apa-apa) tata rias ku belum datang juga, acaranya akan mulai setengah jam lagi dia terjebak macet katanya, nyonya Min bisakah anda membantu mengambil alih pekerjaan tata riasku" Hyumi nampak berpikir, dia ingin menolak namun melihat pandangan memelas SuAh membuatnya hilang pikiran, lagi pula lumayan jika dia bisa membantu SuAh, hingga akhirnya kepalanya mengangguk setuju. "Gomawo nyonya Min"(Terima kasih) Hyumi mulai bergerak cepat membuat riasan di wajah SuAh, membuat wajah SuAh begitu cantik atas kelihaian wanita itu dalam memberikan hasil terbaikknya pada wajah SuAh, dan dengan telaten tangannya sibuk membenarkan gaun yang kini wanita itu kenakan. "Cha selesai" "Wah... Riasan mu sungguh keren nyonya Min"Hyumi tersenyum mendengar pujian dari SuAh. "Kalau begitu ayo kita cepat"seru eonni SuAh. Ketiganya keluar dari ruangan tersebut. Sesekali tangan Hyumi bergerak untuk merapikan gaun SuAh yang sedikit berantakan karena wanita itu yang berlari dengan terburu-buru. "SuAh bag. Fotografer juga terjebak macet"ucap salah seorang petugas di sana, pria itu menghadang langkah ketiganya. "Kyaaa~ kenapa barus seperti ini, menyebalkan" "Ada saja kendalanya"protes SuAh, dia sungguh lelah semuanya seakan menjadi begitu kacau. Hyumi memandang SuAh sendu, dia tidal pandai memotret itu sebabnya dia hanya di tanpa memberi pertolongan. "Ijinkan aku yang melakukannya"semuanya menoleh ke Sumber suara, Jongguk datang ke arah mereka menawarkan diri. "Aku bisa memotret percayakan hasilnya padaku" Jongguk berdiri di samping Hyumi dan tersenyum dengan wanita itu. "Kau benar bisa melakukannya"tanya Hyumi ragu. Dalam dirinya dia berharap banyak pada Jongguk. "Percayakan padaku"ucap Jongguk mantab. *** Hyumi duduk menyaksikan SuAh yang berjalan di Altar menuju suaminya yang sudah berdiri didepan bersama seorang pendeta. Sebuah bayangan pernikahannya bersama Yoogi kembali berputar, itu 7 tahun yang lalu namun masih begitu berkesan di hatinya. Jongguk melirik Hyumi, wanita itu terlihat sendu, membuat Jongguk menebak-nebak apa yang berada di pikirannya saat ini. "Ini bagus kan? " Jongguk yang kerap kali mengambil gambar, pria itu akan menunjukan hasilnya pada Hyumi dan Hyumi akui hasil jepretan Jongguk cukup bagus. "Ne. ..kau hebat dalam memoteret ya?" "begitulah, jujur saja memang tidak ada yang bisa tidak ku lakukan" Hyumi mendecih, menyesal dia memuji pria itu tadi. Pernikahan ini selesai, Jongguk memberikan kameranya pada eonni SuAh, SuAh memghampiri Hyumi memeluk wanita itu. "Gomawo nyonya Min, kau banyak menolongku hari ini"ucap SuAh tulus. "Gomawo"Hyumi tersenyum mendengar ucapan suami SuAh yang kini membungkuk hormat padanya. "Terima Kasih sudah membantu jalannya pernikahan ini" "Ne cheonmaneyo, jangan sungkan untuk meminta bantuanku lagi" "Kalau begitu kami pamit, masih ada hal yang harus kami kerjakan! " "Selamat atas pernikahannya SuAh" *** Mobil Jongguk berhenti sebuah Restoran, melepaskan sealbelt yang dipakainya.Ia melirik pada Hyumi yang duduk di sisi kanannya. Jjongguk mendengus lucu. "Kenapa melihatku begitu? Ayo turun"ucap Jongguk saat melihat Hyumi yang hanya memandangnya dalam diam. "Tapi aku tidak lapar, lebih baik kita pulang saja"Hyumi melepaskan sealbeltnya, ia turun mengusul Jongguk yang sudah lebih dulu pergi. "Aku lapar"ucap Jongguk yang membuat Hyumi merenggut kesal. Jongguk dan Hyumi memasuki sebuah Restoran makanan laut, kini mereka sedang duduk di sebuah ruangan tersendiri, beralaskan bantal dan makanan yang sedang di taruh oleh salah seorang waiters di meja. Hyumi duduk di hadapan Jongguk, mata pria itu tak pernah lepas dari Hyumi, sementara wanita itu sibuk menjaga air liurnya agar tidak jatuh akibat melihat santapan lezat di hadapannya. "Tuan Jeon silahkan dinikmati, apa hari ini hari spesial? Tumben kau membawa seorang gadis" "Dia kekasih anda?" Hyumi terlonjak kaget mendengarnya. "A... A..... A... "Ucap Hyumi kelabakan. "Ne... Tolong tinggalkan kami berdua, aku mau menikmati makanan ini dengan kekasihku" "Ya... Tapi... Tapi a... " "Arraseo saya permisi"(baiklah) waiters itu pergi meninggalkan Jongguk dan Hyumi di dalam. "Yak, apa yang kau katakan barusan? Jangan seenaknya bicara"sewot Hyumi, dia sungguh tidak suka dengan ini, ini bukan hal romantis yang pria bujang katakan pada seorang wanita single. Tapi ini pria tak tahu malu yang mengaku-ngaku menjadi seorang kekasih wanita bersuami. Hyumi ingin sekali memukulnya dengan sepatu kalau saja dia memakai nya saat ini. "Makanlah... Aku lihat air liur mu menetes"ucap Jongguk seraya menyendokan nasi ke dalam mulutnya. "Di sini"ucapnya lagi seraya menunjuk sudut bibir kanannya sendiri. Hyumi buru-buru mengelap sudut bibirnya, matanya melihat Jongguk sinis. "Aku katakan lagi padamu, aku ini wanita bersuami"Ucap Hyumi ingin Jongguk mengingatnya. "Aku tahu"jawab Jongguk enteng dan hal itu sukses membuat Hyumi frustasi. "Kalau begitu perlakukan batas di antara kita, kau dan aku. Tidak bisa seperti ini. Kau baru saja mengakui ku sebagai istrimu, aku tidak tahu kedepannya kau akan bilang apa"Ucap Hyumi asal. "Istri dari anak-anakku seperti nya itu bagus, bagaimana menurutmu?" Hyumi menjitak keningnya sendiri, dia benar-benar heran dengan Jongguk. "Kau dan aku adalah pelanggan dan penjual, tidak lebih dan tidak ada suatu hal di antara kita" "Bagaimana kalau terjadi sesuatu diantara kita?"Jongguk menatap Hyumi dan hal itu membuat Hyumi menyerngit bingung atas perkataan pria itu. "Kau berharap apa dari kalimat sesuatu diantara kita?!!" "Sudah ku bilang aku tertarik padamu! Menurutmu apa yang ku harapkan dari kalimat itu?!"Hyumi tersentak kaget. Ia tak habis pikir dengan ucapan Jongguk yang begitu frontal padanya. Hyumi menggelengkan kepalanya, merasa tidak percaya dengan ini. "Kau pasti sudah gila!"Seorang waiters menghampiri meja mereka dan menuangkan anggur di gelas mereka. "Memang.. " Ucap Jongguk seraya menatap Hyumi lamat. Ketika waiters itu pergi Jongguk meraih gelasnya dan meneguknya. "Kau yang membuatku gila" "Ini tidak lucu kalau kau bercanda"Hyumi mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?!!"Ucapan Jongguk membuat Hyumi meliriknya, ekspresi pria itu terlihat begitu serius. "Terserah" Jongguk makanan Hyumi yang masih utuh. "Kau tidak makan? Aku melihatmu menatap minat pada kepiting rebus itu" "Selera makanku hilang karenamu" "Ckckkck... " "Kalau tidak di makan kau yang bayar" Hyumi menatap Jongguk protes. Pria ini asgshsjakajajskahK. "Yak, kau kan yang makan kenapa aku yang bayar" "Kalau begitu makan, maka aku yang akan membayarnya" Hyumi menatap Jongguk kesal, tangannya mengambil sendok yang berbalut tisu, menyendokan nasi ke dalam mulutnya dengan malas, dan hal itu membuat Jongguk terlekeh. "Hyumi"panggil Jongguk. "Ada apa?"jawab Hyumi sedikit kesal tanpa menoleh ke arah Jongguk. "Eumm.. Tidak jadi"Jongguk tersenyum canggung. Ada sebuah niatan untuk bertanya langsung mengenai pernikahan kedua suami wanita itu, tapi ia urungkan. Mengingat tidak enak jika membicarakannya langsung. Hyumi menghentikan makannya lalu memandang Jongguk. "Wae?"(Kenapa)tanya Jongguk ketika merasa aneh dengan sikap Hyumi yang tiba-tiba. "Kau akan mengantarku kembali ke butik kan? Aku lupa bawa tasku sejak tadi" "Bodohnya aku kenapa aku bisa lupa"ucap Hyumi frustasi. Joongguk tertawa mendengarnya. wanita itu membuatnya merasa nyaman dan selalu ingin tersenyum.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN