Bab Lima

373 Kata
Sasi's pov, Pertemuan dengan pihak Wo ternyata memakan waktu yang lebih lama daripadà yang aku perkirakan. Penyebabnya bukan karena kami yang tidak setuju dengan konsep- konsep yang mereka tawarkan tapi orang tua kami yang selalu saja punya celah yang kurang sreg dengan konsep yang mereka ajukan. Sama seperti mamaku, tante Velia juga seringkali berkomentar tentang keberatannya. " apa nggak terlalu biasa saja?" " nanti tamunya berdesakkan kalau begitu." " sepertinya warnanya tabrakan." " Bisa request makanan dari catering lain.." bla..bla... bla... Dan masih banyak komplen lainnya yang jujur saja membuat kepalaku jadi pusing. Kenapa mereka suka sekali membuat segala sesuatunya menjadi ribet,sih? kenapa mereka juga suka memaksakan kehendak mereka pada orang lain? Tidak cukup pada kami anaknya saja. Vincent mengulurkan botol air mineral yang sejak tadi sudah tersedia dihadapan kami. Pria itu terlihat sama pusingnya denganku. " Mama, tante..." tiba- tiba pria itu bersuara setelah sekian lama diam," Sebenarnya aku dengan Sasi sudah punya konsep sendiri." Aku tidak jadi minum demi mendengar ucapan Vincent. Aku melotot padanya menuntut jawaban. Bukankah tadi aku sudah bilang kalau aku tidak punya ide sama sekali? " Benarkah? kenapa kalian tidak bilang dari awal?" tanya tante Velia padaku. " Kami pasti akan setuju dengan konsep yang kalian inginkan." ujarnya sambil tersenyum penuh makna. " Jadi konsep seperti apa yang mbak inginkan?" tanya pihak wo menyela. Aku jelas tidak siap dengan pertanyaan tersebut. Melihat bukan hanya pihak wo saja yang menantikan jawaban dariku, maka dengan terpaksa aku menjawab setahuku saja," simpel elegant dengan warna putih dan co...." " Tante nggak setuju!" " Mama juga! mana bisa begitu? kita itu punya keluarga besar Sasi. masa dibikin simpel?" " Sasi sayang, kamu tahukan kalau Vincent itu anak tante satu- satunya? tante nggak punya kesempatan lain kali untuk membuat acara yang megah seperti impian tante."ucapnya melas. barusaja dia bilang akan menuruti keinginan kami, nyatanya...?? Aku mendelik pada pria disampingku yang dibalasnya dengan senyuman tanpa dosa. " Baiklah tante, kalau seperti itu keadaannya maka kami serahkan saja pada tante dan Mama," jawabku dengan sisa kesabaranku," Kami yakin dan percaya pilihan kalian adalah yang terbaik untuk kami." Tampaknya memang sudah tidak ada jalan mundur lagi. Aku akan terus berjalan maju meskipun didepan sana semuanya terlihat gelap.Entah akan seperti apa jadinya, mari dijalanin saja. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN