Satu lagi sumber masalah muncul dihadapan Fida, dokter Ryan. Seakan tidak bisa menunggu hari esok, dokter Ryan datang ke kantor Fida untuk mengkomfirmasi berita yang beredar. Fida tidak bisa menolak kehadirannya karena dokter Ryan langsung masuk ke ruangannya tanpa permisi terlebih dahulu.
" Apakah dia yang membuatmu meragu selama ini ? " tanya dokter Ryan to the point.
Dokter Ryan menatap Fida dengan pandangan menuntut jawaban. Fida merasa terganggu dengan cara dokter Ryan bertanya padanya. Mereka belum sampai ditahap yang mengharuskan untuk menjawab hal pribadinya sedetail ini.
" Aku sudah bisa menebak alur ceritanya, aktor amatiran itu pasti mantan pacar yang telah menghianati kamu ". katanya tepat sasaran ," Dia berselingkuh dengan teman artisnya sehingga kamu jadi seperti ini kan ?" Tajam sekali ucapan yang dikeluarkan oleh dokter Ryan.
Kata amatiran untuk memojokkan Fito terasa sangat tidak tepat ditelinganya. Terlalu dipaksakan untuk merendahkan martabat Fito. Fida sendiri masih ingat seperti apa kerja keras Fito dalam meraih kesuksesannya. Selain bakat ada kerja keras tak kenal lelah yang dilakukan olehnya. Fito bekerja dua kali lebih keras dari anak seusianya. Sepanjang masa sekolah menengah atas, hampir tidak ada hari libur yang dipakainya untuk bersantai. Selalu berlatih setiap hari.
Fida menatap dokter Ryan tidak percaya. Kenapa kata seperti itu bisa keluar dari orang yang selama ini terlihat sopan dimatanya.
" Tidak seharusnya kamu mengatainya seperti itu " ucap Fida ketus.
" Dan juga, apa maksud kamu mengatakan aku 'seperti ini' ? apa kamu menganggap aku ini sakit? " tanya Fida tak kalah tajamnya
dokter Ryan seakan tersadar sudah terbawa perasaan menghadapi gosip tentang Fida dan Fito yang memang sangat mengganggu perasaannya. Melihat Fida yang tersinggung begitu, dokter Ryan sadar ia harus menekan egonya jika masih ingin mendekati Fida. Wanita yang masih sensitif mendengar nama seseorang pasti belum bisa pindah ke lain hati.
" Maafkan aku " sebut dokter Ryan mengalah.
" Aku hanya marah melihat kamu jadi bulan - bulanan orang - orang di sosial media. Tahu apa mereka tentang kamu " keluhnya penuh emosi.
" Serahkan padaku maka aku akan menuntut mereka satu persatu agar mereka tahu bahwa ada konskuensi terhadap apa yang mereka tulis. Jangan seenaknya menulis buruk tentang orang lain hanya untuk membela yang lainnya " ujar dokter Ryan yang dibenarkan oleh Fida dalam hatinya, " Terutama dia, dia yang membuat kamu jadi seperti ini. jadi dia juga yang harus bertanggung jawab untuk mengembalikan nama baik kamu didepan khalayak. Jika dia tidak bisa melakukannya, akan aku pastikan karirnya meredup setelah ini untuk selamanya ".
Aura kelam yang dipancarkan oleh dokter Ryan sangat berbanding terbalik dengan citra baiknya selama ini. Fida terkaget - kaget Fida jadinya. Sudah tepat rasanya bagi Fida untuk tidak terburu - buru menerima dokter Ryan disampingnya.
" Terima kasih karena kamu telah peduli " balas Fida berbasa - basi " Tapi kamu tidak perlu mengotori tangan kamu untuk masalah ini, aku masih sanggup menanggungnya "
" Dengan cara seperti apa kamu akan menanggungnya ? "
Fida diam karena tidak siap dengan jawaban atas pertanyaan dokter Ryan.
" Mengalah bukanlah solusi yang tepat, kamu akan semakin terpuruk karenanya "
" Aku orang yang kuat ". yakin Fida ," selama ini aku telah membuktikannya".
dokter Ryan tampak ragu dengan jawaban Fida. Dari luar saja terlihat betapa Fida tidak sekuat yang ia ucapkan. Fida terkungkung oleh bayangan Fito.
" Aku akan berada disisi kamu ... kamu bisa mengandalkan aku " janji dokter Ryan penuh makna.
*
" Mas tidak jadi ke ruangan Mbak Fida ?"
Pertanyaan Nurul menyentak lamunan Fito. Tanpa sadar sejak tadi ia sudah menonton dua orang yang sedang berbincang didalam sana dari balik pintu yang tidak tertutup rapat. Meski hatinya pedih, namun ia tidak bisa untuk pergi begitu saja. Badannya tertahan untuk terus menyaksikan pemandangan yang amat sangat tidak diinginkannya.
Nurul menatap Fito penuh selidik. Artis idolanya terlihat kehilangan kharismanya. Merasa rendah diri dibanding dokter Ryan yang tak kalah gagahnya. Meski begitu dimata Nurul, Fito tetaplah pemenangnya. Duduk di kursi roda tidak membuat Fito kehilangan pesona. Tetap bisa membuat jantungnya dag dig dug tak karuan. Jiwa fangirlingnya meronta - ronta untuk mendekati Fito. Nurul menahannya mati - matian demi kode etik dan masa depan karirnya.
Fida memiliki tempat bergantung yang lain. Kenyataan yang sangat membuat Fito tidak nyaman dan ...
Takut,
Fito sebenarnya takut sekali jika Fida memilih dokter Ryan.
Bayangan akan hari esok nan indah bersama Fida seolah sirna begitu saja.
Fida akan berbahagia dengan orang lain sedang dirinya meratap sendirian.
Fikiran Fito berkecamuk, dipenuhi rasa sesal, cemas dan takut. Membasmi harapan yang sempat ia tanam sebelumnya.
Fida pasti sudah pernah merasakan apa yang ia rasakan saat ini.
Bagaimana ia bisa melewati perasaan takut yang begitu mencekamnya selama ini.
Fito semakin terpuruk dengan fakta bahwa tidak ada orang lain yang harus bertanggung jawab selain dirinya.
Andai kini Fida sudah melupakannya atau bahkan membencinya tentu wajar sekali.
Lagi,
Fito menyadari kesalahannya.
Ketakutan Fito semakin menjadi saat tidak bisa melihat masa depan tanpa ada Fida disisinya.
Hanya kegelapan yang ia lihat.
Apa ia masih bisa terus bertahan jika apa yang ia takutkan benar - benar terjadi ?
Tuhan tolong aku ...
Fito berbisik dengan setetes air mata yang jatuh dipipinya. Dengan gontai diputarnya kursi rodanya meninggalkan ruangan Fida.
Nurul yang ditinggalkan hanya memandangnya prihatin. Sebagai seorang fans sejati, Fida kasihan dengan nasib idolanya yang seperti kehilangan nyawa dalam raganya.
tbc