CHAPTER 1

953 Kata
Suasana bandara yang selalu padat dengan orang-orang yang berpergian dan berdatangan, kini bertambah lebih padat dengan begitu banyak kerumunan orang yang berdiri berdempetan mengelilingi bagian kedatangan. Tak hanya itu para wartawan dan reporter juga hadir ikut berdiri seperti lainnya, menunggu kedatangan seseorang. Seorang wanita baru saja landing di negara Kingdom ini, negara terkenal akan ikon Big Ben merupakan jam raksasa yang hampir semua orang di dunia tahu. Saat keluar dari pintu gate kedatangan, dirinya terkejut mendapati begitu banyaknya orang, wartawan dan reporter serta pria berjas hitam dengan badan yang kekar berdiri menjaga agar orang-orang tersebut tertib pada tempatnya. "Astaga, ini kenapa begitu ramai? Apa ada artis yang datang?" Ucap wanita itu sambil menarik kopernya berjalan perlahan melihat sekitarnya. Saat pintu gate kedatangan terbuka, jeritan dan sorakan terdengar riuh. Wanita itu terkejut mendengar sorakan yang begitu kuat, langsung menoleh ke belakang untuk melihat sosok tersebut. Wanita itu melihat sosok pria memakai kaca mata hitam yang di kelilingi oleh para bodyguard berjas hitam. Tiba-tiba keadaan tidak terkendali, orang-orang tersebut saling dorong mendorong dan berdesak hingga melewati pembatas. Wanita itu terdorong hingga dirinya terjatuh ke lantai, seseorang mengulurkan tangannya. Wanita itu menerima uluran tangan itu tanpa melihat siapa itu. Setelah wanita itu beranjak berdiri, dirinya ingin mengucapkan terima kasih tetapi tidak menemukan sosok yang menolongnya. Wanita itu kembali terdorong tetapi dirinya tidak kembali jatuh, melainkan segera meraih kopernya untuk keluar dari kerumunan para orang gila ini. Setelah bersusah payah keluar dari zona merah itu, wanita itu mendatangi sebuah mini market untuk membeli sesuatu. Wanita itu membeli sebotol antiseptik, plester dan air minum untuknya. Saat dirinya ingin membayar semua itu, sang kasir menanyakan kepadanya "Nona bagaimana anda bisa terluka seperti ini?" tanya kasir wanita itu melihat tangan pelanggannya yang lecet mengeluarkan sedikit darah. "Ini karena sekumpulan orang-orang mengerikan itu, sebenarnya siapa yang mereka nantikan? Sampai bisa mendesak, saling dorong mendorong segitunya." ujar wanita itu yang merasakan bulu kuduknya merinding mengingat kejadian tadi. "Apa Nona tidak melihat sosok orang itu?" "Tidak, bagaimana aku bisa melihat orang tersebut? Begitu banyaknya orang di sana" "Pria yang berkaca mata hitam, apakah anda melihatnya tadi?" Wanita itu berpikir sejenak, mengingat kembali kejadian tadi yang di lalui. Wanita itu menganggukan kepalanya, dirinya tadi ada melihat seorang pria berkaca mata hitam yang di kelilingi oleh para bodyguard. "Jika anda melihatnya Nona, anda sangat beruntung!" pekik kasir wanita itu yang tersenyum lebar. "Emang siapa dia? Sampai kamu bilang saya beruntung jika melihatnya" "Kamu tidak tahu siapa dia Nona?" tanya kasir wanitad dengan wajah terkejut mendapati pelanggannya ini tidak mengenal siapa sosok pria itu. "Tidak, ini adalah pertama kalinya aku menginjak negara ini. Emang siapa sebenarnya sosok itu? Aktor? Model?" "Pantesan, sosok yang di nantikan oleh orang-orang tadi bukanlah seorang aktor maupun model tetapi seorang Pangeran." jelas kasir wanita itu yang sukses membuat wanita itu menganga. "Pangeran?" Wanita itu tertawa. "Itu benar, yang tadi itu adalah Pangeran. Lebih tepatnya Putra Mahkota penerus kerajaan Inggris setelah Ratu Camila." jelas kasir wanita membuat wanita itu masih tidak percaya.  "Sosok pria tadi yang saya lihat adalah seorang Pangeran Mahkota? Penerus kerajaan Inggris yang nantinya akan menjadi Raja dari negara ini? Itu tidak mungkin." ujar wanita itu yang malah mendapati Sang kasir tersenyum melihat pelanggannya yang masih tidak mempercayai perkataannya.  Kasir wanita itu menghitung total dan menyerahkan struknya kepadanya, "Totalnya £.15." membuat wanita itu mengeluarkan dompetnya lalu memberikan jumlah uang yang harus dibayar. "Uangnya pas, terima kasih telah berbelanja disini." ucap kasir itu sambil tersenyum. Saat wanita itu mengambil barang belanjaannya dan ingin beranjak pergi meninggalkan mini market itu tiba-tiba di tahan oleh sang kasir. "Boleh aku tahu namamu Nona?" Tanya sang kasir sambil tersenyum lebar. Wanita itu menganggukan kepalanya, "Namaku Farica Gresyn" jawab Farica membalas senyuman sang kasir. "Selamat datang di negara kami Farica, semoga kamu menyukai dan betah di negara kerajaan kami." ucap kasir wanita dengan tersenyum lebar. "Terima kasih." ucap Farica langsung keluar dari mini market itu. Farica mencari tempat untuk dia duduk, mengambil botol antiseptik yang dia beli di olesin ke tangannya yang terluka sambil meniup luka tersebut. "Kenapa hanya luka kecil bisa seperih ini?" gumamnya yang terus meniup tangannya. Mengambil plester lalu melekatkan ke lukanya itu, Farica meraih botol minumannya, membukanya, langsung meneguknya sampai habis. "Ahhh..." desisnya merasa lega karena dirinya sedari tadi sudah kehausan. "Waktunya cari tempat tinggal" seru Farica dengan senyum di wajahnya, "Tapi di daerah mana menemukan tempat yang murah?" tanya Farica pada dirinya sendiri. Farica berjalan sambil memainkan ponselnya, membrowsing, mencari tempat tinggal kawasan yang murah, "Auch!" pekik Farica yang merasakan sakit karena bertabrakan dengan seseorang. "Anda tidak apa-apa?" ucap wanita itu yang tidak sengaja menabrak Farica. "Aku baik-baik saja, maafkan aku." ucap Farica dengan membungkukkan badannya. Ini salahnya yang tidak memperhatikan jalan. "Tidak masalah Miss, sepertinya anda sedang kebingungan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita itu dengan ramah. "Ah.. Itu aku sedang mencari unit Apartmen yang murah untuk aku tempati." ujar Farica menjelaskan apa yang sedang dia lakukan. "Kebetulan sekali, penghuni sebelah Apartemenku semalam pindah dan sekarang tempat itu belum ada yang tempati. Apakah kamu mau menepatinya?" "Benarkah, aku mau! Tapi apakah biaya sewanya mahal? Jika mahal aku tidak sanggup untuk membayarnya" "Tentu saja tidak, itu hanya Apartemen kecil tetapi jika untuk kamu seorang menurutku itu sudah besar dan sangat nyaman lagi untuk di tempati" "Aku mau!" sambil menganggukan kepalanya, Farica tersenyum lebar. "Baiklah, tapi aku mau menjemput kekasihku dulu. Apa tidak apa-apa?" "Tentu saja! Oh iya, perkenalkan namaku Farica Greysn. Kalau kamu?" tanya Farica yang mengulurkan tangannya kepada wanita cantik itu. "Namaku Aurel Keth, senang berkenalan denganmu dan semoga kita bisa berteman baik." ujar Aurel dengan senyum cantiknya. "Pasti, sebagai teman dan juga tetangga. Ayo! Kita jemput kekasihmu lalu segera menuju Apartemen, sebelum ada yang menyewanya." ujar Farica yang langsung mengandeng tangan Aurel. Farica melihat unit Apartemen itu, benar yang di katakan Aurel bahwa untuk dirinya seorang ini di kategorikan besar. "Bagaimana? Apakah kamu menyukainya?" tanya penyewa Apartemenya. Farica menganggukan kepalanya, "Aku menyukainya, berapa harga perbulannya?" tanya Farica sambil menatap penyewa Apartemen itu. "Harga perbulannya £.150." jawab penyewa Apartemen. "Aku ambil!" jawab Farica langsung sambil tersenyum lebar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN