hukuman

1073 Kata
Tia dan Nian berlari menemui beberapa kelas. Tia dan Nian adalah siswa yang di bilang jujur, kini kakinya sedang melangkah mencari laki laki yang sudah di tunjuk pak Agus untuk menghukumnya. "capek banget .. " "mungkin ini hukumannya " tunjuk Nian kepada sebuah tangga. "ahhh.." rengek Tia geram. tetapi tiba tiba seseorang tertawa dan menepuk pundak temannya. dia tersenyum sepertinya tengah bercanda. Tia dan Nian saling melirik dan tersenyum. "kak " panggil Tia. mata tajam itu menatap padanya, tidak ada senyum ataupun mimik wajah lainnya. dia hanya menatap dengan datar "eehhh,.. pacar ku " ucap teman satunya mendekati Nian. Nian hanya tertawa kecil, sembari sedikit menjauhkan tibuhnya dari jangkauan laki laki itu. "kok gitu sih, baru saja kita jadian " ucapnya membuat Nian tidak mengerti dengan kebodohan yang sedang laki laki itu rencanakan. " dia pacar lo?" Raka mengangguk "dia dapat hukuman hari ini, kamu aja yang hukum" Dimas malas dan pergi, "siap" Raka menghormati temannya "eeehhh akunyaaaa.... " Tia berlari dengan langkah cepat dan tidak sengaja menubruk Dimas yang terlihat santai. Dimas merengkuuh kesakitan, karna tidak sadar, tubuhnya pun ikut jatuh di lantai menjadikan kasur untuk tia. sedangkan jidat Dimas sudah memar karna benturan yang keras. "maaf kak" sasa yang melihat kejadian itu langsung menolong Tia. sedangkan Nian hanya melongo dan tangannya sudah di pegang Raka dengan erat. "apa apa an sih loh" sasa marah marah "maaf kak " Tia membebarkan posisi, tangannya menjulur ke depan membantu Dimas untuk bangun. "nggak usah" sasa menampar tangan Tia dan mengantikkan dengan tangannya. "adegan yang bagus" seru Raka, sedangkan Nian mendelik tidak suka. Tia diam Merunduk, Dimas sudah bangun dan menatapnya bagai elang. "mas, pulang sama aku ajah yuk" ajak sasa. "eeh kak, hukumannya ?" Tia membuat mata elamg itu kembali ke arahnya lagi. "hukuman?" sasa tersenyum puas, seperti ada dendam di dalamnya. "hmm ... mas, gimana kalo aku ajah yang hukum dia" tawar sasa, mata itu melirik sasa. " silahkan" Dimas tersenyum kecil dan pergi. mata Tia melihat takut ke arah Nian, Nian melihat kejadian itu mengerti apa yang Tia takutkan. tiba tiba tangan Raka menarik tangan Nian. " ayo pulang" senyumnya merekah, seperi benar benar Nian adalah pacarnya. # hukuman Nian tidak berat, hanya meladeni laki laki yang tengah bersantai di hadapannya. "ambil anggur " ucap Raka, nian menurut. "kenapa kamu jadiin aku pacar boongan?" Nian kepo. Raka memandang laki laki itu sekilas, "kamu nggak mau jadi pacar orang ganteng dan kaya" Nian tidak membalas, dia memalingkan wajahnya penuh kesal , tiba tiba otaknya teringat kepada Tia. "mau kok" Nian mendekat. "heh " Raka melesatkan senyuman menatap perempuan yang ia bawa kerumahnya itu kini kian mendekat. "kamu mau apa lagi?" Nian tersenyum "nggak" Raka balas senyuman lagi, sembari matanya tidak luput dari pandangan Nian. "kita pergi yuk" ajak Nian " kemana ?" "kamu emang nggak ada acara kumpul kumpul" "ada " Raka seperti mengingat sesuatu, "aku juga ingin kenal teman kamu loh" "tapi kayaknya sudah terlambat" "nggak papa sayang, kita liat aja dulu" Nian membuat Raka tersenyum lebar "okelah karna kamu panggil aku sayang, ayo ke mobil, aku juga mau kenalin kamu sama mantan mantan aku" Raka sambil tertawa. # mobil Raka terhenti, terlihat masih ramai di sana, sasarannya adalah Dimas, laki laki yang kini tengah bicara di depan teman temannya yang lain. melihat atribut di meja dan beberapa minuman lainnya, membuat Nian berfikir, sebenarnya yang mereka itu geng apa ? "teman teman kenalin, ini pacar gue Nian" "bukannya cewe ini yang cari gelang" "iyah" raka tertawa " iyah, sebebarnya dia mencari aku" Raka tersenyum menatap perempuan di sampingnya. "padahal gelang itu di temuin sama dimas, bytheway Nian, kamu udah ambil gelangnya belum?" mendengar penuturan temannya Raka, membuat Nian tersenyum paksa kepada Raka karna telah membohonginya. "hmm pacar baru senyum senyuman mulu" "stop, ayo kita atur strategi lagi" Dimas menghentikkan pembicaraan mereka. "maaf karna saya mengganggu kalian, saya akan keluar" Nian pergi, semua mata tertuju pada Dimas. Raka berlari mengejar . cukup jauh tapi Raka tidak mau kehilangan. karena Nian, dia yang bawa. " Nian !" nian berhenti "Raka, lo bisa bantu gue nggak?" " kenapa, lo kenapa?" "suruh Dimas ngejar gue" "lo suka sama dimas " " nggak, nanti gue jelasin sama kamu" Raka diam, bayangannya mulai jelas di matanya lagi. tangannya tiba tiba mengepal "nggak!, aki nggak butuh penjelasan " "gue sanggup jadi pacar boongan sampe kamu mutusin gue, oke deal" tidak ada jawaban dari Raka, "kalo jadi pacar beneran" Raka lagi , membalik tubuhnya menatap wajah itu tegas. Nian diam berfikir "mana mungkin " ucapnya dalam hati "oke deal" Nian kemudian, raka tersenyum dan pergi ke markas kembali. "mas ini salah loh" dimas tampak bingung " cepet cari nian!" bentak Raka, " apa hubungannya sama gue, lo kan pacarnya " "tapi karna kamu dia pergi mas, pergi kamu sana, cari nian sampe ketemu!" melihat Raka yang urak urakan, dimas pun pergi motornya kini sudah mengamati jalan, dalam hati terus berkata "dimana orang itu " "nian " panggilnya dan menghentikkan laju motor di hadapan Nian, sehingga membuat perempuan itu berhenti melangkah. " ayo ke markas" aja dimas dengan paksa. " lepasin tangan gue " "ayo naik" "ada syaratnya " "syarat?" alis Dimas mengrenyit, dalam hati dia tertawa, tetapi dia terbiasa menyimpan. "apaan?" dimas lagi, mengalihkan pandangannya ke jalan raya. " sekarang juga lo slametin temen gue yang lo serahin hukumannya kepada temen lo" "nggak, gue udah nyerahin temen lo ke dia, pasti dia juga tau apa yang seharusnya sasa lakukan" " kalo dia menyiksa?" nian menyekat " liat aja dulu, baru kalo dia udah pulang dan baik baik saja lo boleh kembali, lo aman, tapi kalo temen gue kenapa kenapa? lo, harus bayar!" Nian mengancam, Dimas tersenyum kecil "oke " ucapnya kemudian, Dengan senang Nian pun naik ke atas motor. # "ada ada saja" Dimas sudah masuk ke gerbang sekolah yang tampak sepi, di sana hany ada pak Asep yang tengah membersihkan lantai. "pak kenapa lantainya basah" " itu , ada 4 orang siswa yang mengguyur satu orang " tutur pak Asep yang membuatnya panik. "sasa! " panggil Dimas, sasa kaget Dimas mendekat "apa yang kamu lakukan" sasa diam tidak berani menjawab. "ayo pulang" Dimas mengajak Tia dan menarik lengannya. dalam hati Tia tersenyum "doanya terkabul" "sebenarnya laki laki ini maksudnya apa? tadi cuek, sekarang lembut" tia dalam hati. " lo dingin ?" Dimas bertanya karena melihat kondisinya Tia menggeleng " gue antar lo pulang , cepet naik" Tia tersenyum penuh bunga, baru kali ini dia mendapatkan kelembutan seorang laki laki
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN