Berhenti Berdetak

2174 Kata

   “Dok, pasien koma.”    Deg!    Jantung Adryan seakan berhenti. Adryan sedikit merutuki kesalahannya karena tidak segera membawa Bintang ke rumah sakit. Tapi sekarang bukanlah waktunya untuk salah salahan, karena nyawa Bintang sudah di ujung tanduk.    “Suster, percepat tetes infusnya. Pantau terus kadar oksigen dalam darahnya.”    Tidak banyak yang bisa Adryan lakukan saat ini. Dirinya hanya berpasrah setelah usaha maksimal yang dilakukan. Sekarang, hanya mukjizat dari Tuhan yang mampu memulihkan kondisi Bintang.    Adryan menggenggam tangan Bintang lalu membatin di dalam hati. “Kuat, Sayang, kamu kuat! Ayo, berjuang demi aku. Kalau tidak demi aku, setidaknya demi Mama yang berharap kamu menjadi menantunya. Kuat, Bintang. Ayo, Sayang, berjuang!”    Adryan menitihkan air matanya. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN