Bab 1: Lingerie Merah

1047 Kata
"Silahkan masuk!" seru Tania saat seseorang sedang mengetuk pintu ruang kerjanya. Matanya mendongak ke arah pintu yang tak jauh dari meja tempatnya bekerja. Seorang wanita sexy dengan pakaian berwarna merah nampak memasuki ruangannya dan duduk di sofa kemudian, tentu setelah melempar senyum sapaan singkat ke Tania. Tania memerhatikan wajah perempuan itu yang riasannya sangat tebal di tambah warna lipstiknya yang seperti darah. Rambutnya yang lurus panjang itu kurang lebih sama seperti vampire-vampire pada umumnya. Cantik sih, tapi bagi Tania, penampilannya itu terlihat seperti vampire yang baru saja mengisap darah. Cantik-cantik tapi mengerikan. Sebenarnya Tania tak suka dengan kehadiran perempuan itu di ruang kerjanya. Tapi ia tak bisa menentang kala bos besarnya yang bernama Leo Artha Samudra itu memintanya membiarkan perempuan panggilan itu duduk sementara di ruang kerjanya. Sementara Leo sedang rapat dengan klien yang baru saja datang dari Singapura. Puas mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru ruangan, wanita berpakaian merah sexy itu kelihatan bosan, ia kemudian merogoh coachnya dan mengeluarkan rokok mint serta korek. Hendak merokok. "Maaf, di ruangan saya dilarang merokok," kata Tania sopan pada perempuan cantik itu yang sudah hampir menyalakan pemantik apinya. "Lalu aku harus merokok di mana? Aku bosan," kata perempuan itu sedikit kesal karena Tania melarangnya merokok. Datang ke perusahaan ini dengan dress sexy saja ia sudah jadi pusat perhatian seluruh karyawan, masak iya ia harus merokok di toilet? Ia tak suka. "Tahan, pak Leo sebentar lagi selesai meeting," kata Tania. Perempuan itu mengembuskan napas kesal dan terpaksa menyimpan kembali rokoknya di coachnya lalu mengambil majalah di meja depannya. Membacanya untuk mengusir rasa penat. Hingga satu jam kemudian perempuan itu berada di fase kebosanan tertingginya, ia pun berdiri dan memutuskan akan merokok di toilet. Tania tak peduli dengan perempuan itu, baginya ia sudah cukup baik dengan membiarkan perempuan itu masuk ke ruang kerjanya dan menunggu bosnya selesai rapat. Tania melanjutkan pekerjaannya, ia harus menyusun jadwal bosnya dengan baik. Pintu ruang kerjanya tiba-tiba terbuka lima belas menit kemudian dan bukan perempuan sexy tadi yang masuk tapi bos tampan menyebalkan yang masuk. "Ke mana Desi?" tanya Leo. "Barusan keluar, pak. Kemungkinan ada di toilet," kata Tania. "Kamu tolong jemput dia di toilet," perintah Leo. Tania merasa sebal, tak bisakah Leo mencari perempuan panggilannya seorang diri? Tapi mau tak mau akhirnya Tania berdiri juga dari kursi tempatnya duduk dan berlalu keluar menuju toilet untuk menjemput perempuan tersebut. Sampai di toilet wanita, Tania masuk dan mencari perempuan panggilan itu, tapi sayang, ia tak bisa menemukannya dan malah menemukan pakaian sexynya di lantai toilet. Tania membawa pakaian itu untuk bos besarnya dan segera kembali ke ruang kerjanya. "Gimana?" tanya Leo pada Tania. "Gak ada, pak," jawab Tania, "saya hanya nemu ini," kata Tania pada Leo seraya menunjukkan baju merah sexy lengkap dengan lingerie merah menggoda. Leo berdecak sebal. Ia mengeluarkan ponselnya dan hendak menemukan gadis sewaannya itu, tapi mendadak ada panggilan masuk dari Geri. Ia buru-buru mengangkatnya. "Ya, Ger?" sapa Leo pada Geri. "Nyonya besar menuju kantor lo!" seru Geri di seberang sana. Mata Leo melotot kaget hingga tak memerhatikan Tania yang memutuskan memasukkan baju merah sexy lengkap dengan lingerie itu di kantong keresek dengan jijik. Leo menatap ke arah Tania, hendak meminta gadis itu membuang baju dan lingerie itu keluar, tapi ia tertegun saat tanpa sengaja ia melihat belahan d**a Tania yang menggoda plus leher jenjang putih Tania yang terekspos. Leo terdiam. Tania lupa mengancingkan kembali dua kancing kemeja Tania yang tadi sengaja ia buka. Ia juga menguncir rambutnya jadi satu. Tania merasa gerah setelah ia mencari-cari perempuan sewaan Leo dari lantai tempatnya bekerja sampai ke rooftop tanpa menggunakan jasa lift. Karena lift masih dalam perbaikan. "Blamm!" pintu ruang kerja Tania terbuka dan ia serta Leo kaget melihat Mama Leo masuk ke ruang kerja Tania dengan wajah masam. Wajah perempuan paruh baya itu semakin syok dengan penampilan acak-acakan Tania, dua kancing baju Tania yang atas terbuka dan peluh keringat terlihat jelas di wajahnya yang kaget dan nampak pucat. Perempuan paruh baya itu maju ke arah Tania dan merebut keresek hitam yang ada di tangan Tania lalu mengeluarkan isinya hingga matanya melotot sempurna kala tangannya memegang lingerie dan gaun merah menggoda. "Kalian m***m di perusahaan mama?" tanya perempuan paruh baya itu dengan kesal dan keras ke arah Leo dan juga Tania yang saling menatap bingung. Tania dan Leo otomatis langsung menggeleng ke arah mama Leo, "ini buktinya! Mau mengelak apa lagi, kalian?" tanya perempuan itu lagi pada Leo dan Tania seraya menunjukkan baju merah dan lingerie itu. Tania menelan ludah. Bagaimana bisa ia dianggap melakukan s*x dengan bosnya di ruang kerja pula! "Bu Sarah, ini tidak seperti yang anda bayangkan. Baju-baju itu adalah milik--," "Siapa?" bentaknya yang langsung membuat Tania kaget hingga membuat bibirnya mendadak kelu. Tania tak bisa menjawab. Bukan karena ia ingin tak mau menjawab pertanyaan dari Sarah, tapi bibirnya mendadak kelu. Ia kenal Sarah, istri komisaris utama perusahaan tempatnya bekerja itu. Sarah terkenal dingin dan tegas. Karyawan yang menurutnya malas dan melanggar kode etik pekerjaan langsung dipecat. Apalagi karyawan yang melawannya? Tanpa basa basi harus berhenti di hari itu juga. Dan Tania tak ingin kehilangan pekerjaannya. Sarah mendapatkan kabar kalau putranya kembali menolak perjodohan yang telah ia rencanakan, parahnya ia mendengar kalau Leo juga sudah menyewa perempuan seperti biasanya. Kali ini informan Sarah memberinya kabar bahwa perempuan yang datang ke perusahaan itu memakai dress sexy berwarna merah. Untuk itulah kenapa Sarah tiba-tiba datang ke kantor anaknya dan meyakini kalau Tania adalah perempuan sewaan Leo. Dress dan lingerie berwarna merah di tangannya adalah bukti bahwa selama sebulan ini Tania adalah wanita yang sama yang mengencani Leo. "Mama, mama salah paham!" kata Leo. "Bagaimana bisa kamu bilang mama salah paham sementara bukti sudah ada di tangan Mama!" kata Sarah. "Jadi kamu punya hubungan dengan Tania? Jadi gadis yang mengencanimu selama sebulan ini adalah Tania?" tanya Sarah seraya menatap ke arah Tania yang memilih menundukkan kepalanya. Tania sangat gugup dan takut. "Tania, katakan sesuatu!" kata Leo pada sekretarisnya itu. "Semuanya keluar! Biarkan saya disini bersama anak saya dan sekretarisnya!" kata Sarah meminta beberapa orang yang mengiringinya keluar dari ruangan Leo. Setelah semua orang Sarah keluar dari ruangan Tania, Sarah duduk di sofa sembari memijat kepalanya yang tak pusing. "Sudah berapa kali kalian berhubungan?" tanya Sarah. Mendengar itu Tania dan Leo kaget lagi. "Mama! Aku dan Tania--" "Nikahi Tania!" seru Sarah yang membuat Leo dan Sarah syok mendengarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN