Pevita baru selesai mandi dan masih mengenakan bathrobe ketika seseorang mengetuk pintu. Mata wanita itu menatap nyalang pada papan kayu yang menjulang tinggi tersebut, bertanya-tanya siapa gerangan yang datang menemuinya di jam istirahat seperti ini. Ini sudah jamnya untuk istirahat. Dia malas meladeni orang-orang di saat tenaganya sudah terserap habis karena bekerja dengan ekstra marah-marah seharian ini. Maka mengabaikan rasa penasarannya, Pevita memilih membiarkan orang tersebut dan melanjutkan aktivitas terakhirnya sebelum tidur. Ketukan itu terdengar lagi ketika Pevita baru duduk di kursi meja rias dan menuangkan toner wajah ke telapak tangannya. Jika itu Fiona, usai mengetuk pintu dia pasti akan langsung masuk tanpa menunggu persetujuan. Jika itu Gilang atau staf-nya yang lain, usa

