PLAYBOY MATREALISTIS

1215 Kata
Setelah keluar dari SMA, Fransisca memilih mengikuti kelas modeling atas persetujuan Henry. Henry sama sekali tidak mengekang Fransisca, lain halnya dengan Fannan yang bahkan waktu bermainnya pun diatur oleh ayahnya. *** Saat Delian duduk di kelas dua belas SMA, seorang mahasiswa mendekatinya. Dia adalah Bara Radyatama, anak seorang pemilik Restoran.  Bara adalah lelaki berperawakan tinggi, berhidung mancung dan berkulit putih bersih. Ia salah satu mahasiswa populer karena ketampanannya. Ia juga terkenal di kampusnya sebagai playboy .  Suatu hari saat Bara pulang dari kampus, ia pergi ke restoran ayahnya yang dekat dengan sekolah Delian. Saat ia masuk ke dalam restoran ayahnya , Bara melihat ke arah Delian yang sedang ada di salah satu meja di dalam restoran itu. Keluarga Henry cukup terkenal karena ia adalah salah satu pengusaha di bidang otomotif yang sukses dan Bara mengetahui bahwa Delian adalah salah satu anak dari Henry. Bukankah itu nona Delian? Batin Bara dengan tatapan mata penuh minat. Bara yang mengetahui Delian adalah anak dari Henry Hermawan membuatnya ingin mendekatinya. Bagaimanapun ia ingin sekali mempunyai kekasih dari kalangan orang yang sangat kaya. Bara mendekati meja yang diduduki oleh Delian dan meminta berkenalan dengan Delian. *** "Hai, boleh aku ikut gabung?" tanya Bara yang saat itu masih memakai almamater kampusnya. Dua orang teman Delia Melihat ke arah Bara dan dengan semangat mempersilahkan Bara untuk duduk satu meja dengan mereka. Bukan tanpa alasan, kedua teman Delian menerima permintaan Bara karena Bara memakai almamater kampus, dan mereka sangat suka dengan mahasiswa. "Silahkan kak! Gabung saja bersama kami. Masih ada satu kursi kosong!" ucap Resti dengan semangat  "Iya kak, silahkan!" ujar Nabila teman Delian yang satunya lagi. Di saat temannya bersemangat, Delian malah bersikap cuek, tapi itu membuat Bara semakin penasaran dengan Delian. "Nama saya Bara, Bara Radyatama," Bara memperkenalkan diri sambil melihat ke arah Resti dan Nabila. "Saya Resti Andrea." "Saya Nabila Putri." Ucap kedua teman Delian bergantian. Sementara Delian diam saja, ia lebih memilih membaca kamus bahasa jepang. Bara melihat ke arah Delian, menyadari hal itu Resti menyenggol tangan Delian. Tapi Delian sama sekali tidak tertarik dengan Bara. "Ma'af ya kak, temanku ini memang kutu buku ," ujar Resti tak enak hati sambil tersenyum ke arah Bara. "Tidak apa-apa." "Kalau boleh saya tahu, siapa ya namanya?" tanya Bara pura-pura tidak tahu. Delian tak menjawab. "Namanya Delian," jawab Nabila cepat. "Oke," jawab Bara sambil tersenyum. Kenapa tidak Delian Hermawan? Ah mungkin dia tak mau orang tahu kalau dia anak dari Henry Hermawan, tebak Bara. *** Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Bara tidak pantang menyerah mendekati Delian yang Bara kira adalah anak kandung pengusaha otomotif, Henry Hermawan. Jika aku mendapatkan Delian, lalu menikah dengannya maka aku juga akan menjadi pengusaha otomotif sukses seperti tuan Henry, pikir Bara. *** Karena kegigihan Bara, akhirnya Delian luluh setelah Bara mendekatinya selama enam bulan lamanya. Dan Bara sangat bahagia karena  usahanya tidak sia-sia. "Akhirnya gue diterima sama cewek tajir!" "Ga sia-sia deh gue jauhin cewe-cewe gebetan gue demi Delian," ucap Bara sambil tersenyum setelah mengantarkan Delian pulang ke kediaman Henry Hermawan yang sangat mewah. Bagi Bara, Delian adalah gadis tersulit yang ia dapatkan. Biasanya untuk mendapatkan gadis yang ditaksir, cukup satu seminggu sampai sebulan untuk Bara. Tapi berbeda dengan Delian yang sebelumnya belum pernah pacaran sama sekali. Bara cukup antusias saat ia adalah pacar pertama bagi Delian. *** Setelah lulus pendidikan S1, Bara pun melanjutkan S2 di kampus yang sama. Sementara itu Delian mengambil jurusan Diploma Manajemen Perhotelan dan kapal pesiar. Delian sangat fokus dalam kuliah, karena impiannya adalah bekerja dan memiliki sebuah hotel atau kapal pesiar seperti yang dimiliki oleh El Zein Group. *** Dua tahun Kemudian. Bara merasa hubungannya Delian tidak ada perkembangan. Delian yang sudah mulai magang di sebuah hotel semakin sibuk dan tidak punya waktu dengan Bara. Bara semakin merasa hubungannya dengan Delian terasa hambar karena jarang sekali jarang berdua. Bahkan Bara pun tidak pernah dikenalkan Delian pada ayahnya. *** Suatu hari Bara sedang berada di sebuah kafe di dekat kampusnya. Ia sedang menikmati kopi dengan sahabatnya Adrian. "Galau gue bro!" seru Bara setelah menyimpan cangkir kopi di mejanya. "Kenapa?" tanya Adrian sambil melihat ke arah Bara. "Hubungan gue sama Delian ga ada perkembangan." "Dia malah asyik dengan karirnya dan gue ga pernah dikenalkan dengan tuan Henry. Tujuan gue pacaran sama dia kan biar dekat sama tuan Henry," ujar Bara. "Sabar bro! Mungkin lo belum dikenalkan saja." "Lu tau sendiri kan? kakaknya Delian juga belum nikah. Pasti Delian mempertimbangkan itu sih kalau menurut gue," ujar Adrian. Bara terdiam. Tidak berselang lama seorang wanita berpenampilan sederhana, memakai dres dan kacamata minus masuk ke dalam kafe itu dan ia sedikit melirik ke arah Bara. Adrian yang menyadari tatapan gadis itu, menyenggol lengan Bara. "Bro, lu nyadar nggak ditaksir anak cucu konglomerat," ujar Adrian sambil melihat ke arah gadis itu. "Maksud lu?" tanya  Bara tidak mengerti sambil melihat ke arah Adrian. "Coba lu lihat ke arah meja nomor lima!"  Bara pun melihat ke arah gadis berpenampilan cupu itu. "Gadis cupu?" ucap Bara. "Lu jangan sembarangan Man! Jangan sampe lo bilang seperti itu di dekat dia," pinta Adrian. "Why?" tanya Bara sambil mengerutkan keningnya. "Dia adalah cucu nyonya Kirania Zein dan salah satu pewaris kerajaan bisnis El Zein Group. Lu tau kan El Zein Group?" Bara menganggukan kepalanya. "Sangat tahu!" seru Bara semangat. "Pemilik beberapa hotel mewah dan memiliki kapal pesiar!" "Siapa nama gadis itu?" tanya Bara sambil melihat gadis berkacamata itu. "Carissa El Zein, Mahasiswa pasca sarjana manajemen bisnis," terang Adrian. "Dan lu perlu tau nih Bar, do'i  selalu merhatiin lu semenjak enam bulan yang lalu bro!" seru Adrian. Perkataan Adrian berhasil membuat Bara menatap ke arah Adrian. "Serius lu?" Adrian mengangguk. "Kenapa ga bilang sejak dulu?" tanya Bara marah pada Adrian. "Ga enak sama hubungan lu dan Delian," jawab Adrian nyengir. "Ah lu ini!" "Gue mau nyamperin nona Carissa dulu ya bro!"  "Gue tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," ujar Bara sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah meja yang diduduki Carissa. Adrian pun hanya menggelengkan kepalanya. "Dasar playboy matre," gumam Adrian. *** "Hai Nona," sapa Bara sambil tersenyum pada Carissa. Carissa cukup kaget dihampiri Bara Radyatama, mahasiswa populer di kampusnya. Lelaki yang sangat dikagumi. "Hai," jawab Carissa kaku. "Boleh aku duduk satu meja denganmu nona?" tanya Bara. Carissa pun mengangguk. *** Bara semakin dekat dengan Carissa, bahkan dalam waktu satu bulan Bara sudah dikenalkan oleh Carissa pada  Nyonya Kirania Zein dan itu membuat Bara semakin yakin akan memutuskan Delian dan melamar Carissa untuk menjadi istrinya. "Nona Carissa lebih kaya dari pada Delian. Masa depanku akan lebih cerah jika menikah dengan nona Carissa," pikir Bara. *** Saat dalam perjalanan ke tempat wisuda, Delian menerima telepon dari Bara dan Delian  diputuskan secara sepihak oleh Bara. Tapi Bara tidak memberitahukan alasan ia memutuskan Delian.  Delian mencoba menerima apa yang dipilih oleh Bara. "Mungkin kak Bara bukan jodohku," pikir Delian sambil tersenyum getir sambil keluar dari mobilnya sendiri. Delian pergi ke acara wisudanya sendiri. Henry, Alana dan Fannan sedang ke luar negeri karena Fanan dua hari lagi akan mengikuti olimpiade Sains. Sementara Fransisca sedang ada di luar kota karena ia ada pemotretan. (Gedung Tempat Wisuda) Sesaat setelah Delian duduk di ruang wisuda, ponselnya bergetar dan ternyata itu adalah panggilan video call dari Fransisca. Delian tersenyum melihat nama My Sister Calling tertera di ponselnya. Karena acara belum dimulai, Delian pun mengangkat panggilan dari Fransisca, kakak angkatnya itu. []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN